BI Prediksi Kinerja Penjualan Eceran September Tetap Kuat

Secara bulanan, penjualan eceran tumbuh positif sebesar 0,4 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 8,8 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 10 Okt 2023, 18:15 WIB
Diterbitkan 10 Okt 2023, 18:15 WIB
Jelang Natal dan Tahun Baru, Harga Telur di Jakarta Naik 21 Persen
Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan tetap kuat pada September 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September sebesar 200,2, atau tumbuh sebesar 1,0 persen (yoy). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memperkirakan kinerja penjualan eceran secara tahunan tetap kuat pada September 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) September sebesar 200,2, atau tumbuh sebesar 1,0 persen (yoy).

"Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Subkelompok Sandang, serta Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang tumbuh positif," jelas Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Erwin Haryono, dalam keterangan Bank Indonesia, Selasa (10/10/2023).

Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 1,9persen (mtm). Disisi lain, kinerja penjualan eceran pada mayoritas kelompok tercatat menurun, sementara Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi tercatat membaik meski masih terkontraksi.

Erwin mengatakan, pada Agustus 2023, IPR tercatat sebesar 204,1 atau secara tahunan tumbuh sebesar 1,1 persen (yoy). Perkembangan ini didukung oleh Subkelompok Sandang dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang tercatat meningkat, serta Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang tetap tumbuh positif.

Sementara secara bulanan, penjualan eceran tumbuh positif sebesar 0,4 persen (mtm), meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 8,8 persen.

Peningkatan tersebut terutama berasal dari Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Kelompok Suku Cadang dan Aksesori dan Subkelompok Sandang sejalan dengan masih terjaganya permintaan domestik saat event Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RI, didukung kelancaran distribusi dan kondisi cuaca.

Dari sisi harga, tekanan inflasi pada November 2023 diprakirakan meningkat, namun diprakirakan akan menurun pada Februari 2024. Hal ini diindikasikan oleh Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) November 2023 sebesar 119,9, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 118,7.

"Sementara IEH Februari 2024 tercatat sebesar 129,7, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 134,0," pungkasnya.

Begini Survei BI soal Gambaran Penjualan Eceran

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Bank Indonesia mencatat kinerja penjualan eceran secara tahunan diperkirakan tetap kuat pada Juli 2023. Hal tersebut tecermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 sebesar 212,7, atau tumbuh positif sebesar 6,3 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang yang tetap tumbuh positif, serta Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang mengalami perbaikan.

 "Secara bulanan, pertumbuhan penjualan eceran diprakirakan berada pada fase kontraksi sebesar 4,6 persen (mtm)," kata Erwin dalam keterangan Bank Indonesia, Rabu (9/8/2023).

Di sisi lain untuk kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, serta Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor diperkirakan mengalami penurunan sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode liburan sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan cuti bersama.

Sementara pada Juni 2023, IPR tercatat sebesar 222,9 atau secara tahunan tumbuh positif sebesar 7,9 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 4,5 persen (yoy).

Peningkatan terjadi pada mayoritas kelompok dengan peningkatan tertinggi yaitu pada Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, diikuti Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dan Subkelompok Sandang.

"Secara bulanan, penjualan eceran menunjukkan perbaikan meski berada pada fase kontraksi sebesar 0,3 persen (mtm)," ujarnya.

 

Dari Sisi Harga

Perbaikan tersebut terjadi pada beberapa kelompok, terutama Subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi, sejalan dengan peningkatan penjualan di dalam negeri diiringi dengan strategi potongan harga yang dilakukan pedagang ritel, kelancaran distribusi, dan peningkatan permintaan pada periode Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), event tengah tahun (mid year sale), serta musim liburan sekolah.

Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi akan menurun pada September 2023, namun diprakirakan akan meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan ekspektasi penjualan ke depan.

"Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2023 tercatat sebesar 115,9, lebih rendah dari periode sebelumnya sebesar 117,7. Sementara, IEH Desember 2023 tercatat sebesar 130,0, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 123,0," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya