Subsidi LPG Terus Bengkak, Tahun Ini Capai Rp 117 Triliun

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan beban fiskal untuk subsidi LPG terus meningkat. Penyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya juga terus meningkat.

oleh Arthur Gideon diperbarui 12 Okt 2023, 19:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2023, 19:30 WIB
LPG 3 Kg
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan sejumlah menteri di Istana Negara pada Kamis (12/10/2023). Rapat ini membicarakan mengenai beban subsidi energi terutama gas yang semakin tahun semakin besar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan sejumlah menteri di Istana Negara pada Kamis (12/10/2023). Rapat ini membicarakan mengenai beban subsidi energi terutama gas yang semakin tahun semakin besar.   

Turut serta dalam rapat tersebut adalah Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Sesuai rapat, Menko Airlangga mengatakan, beban fiskal untuk subsidi LPG terus meningkat. Penyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahun juga terus meningkat.

"Bahwa beban fiskal ini terus meningkat karena konsumsi LPG dari tahun ke tahun terus meningkat," ujar Airlangga Hartarto.

Konsumsi subsidi gas LPG di tahun 2022 mencapai 7,8 juta ton. Sementara konsumsi gas LPG non subsidi terus mengalami penurunan di angka 580 ribu ton. Airlangga memperkirakan, subsidi gas LPG di tahun ini mencapai Rp 117 triliun.

Untuk mengatasi kondisi tersebut itu, Airlangga mengatakan bahwa percepatan jaringan gas menjadi salah satu solusi. Dia pun menyampaikan bahwa menargetkan jaringan bisa mencapai 2,5 juta jaringan di tahun 2024.

Nantinya, ujar Airlangga, Presiden Joko Widodo akan menyiapkan peraturan presiden yang memungkinkan pihak swasta bisa ikut dalam pengembangan jaringan gas kota.

Kedua, terkait dengan harga gas, SKK Migas diberi tugas sebagai agregator untuk menyuplai LPG itu bisa di angka 4,72 per MMBTU.

"Bapak Presiden meminta untuk menghitung bagaimana caranya agar lapangan-lapangan LPG, lapangan yang berpotensi memproduksi LPG atau LPG mini ini bisa terus didorong," ujarnya.

Reporter: Yunita Amalia

Sumber: Merdeka.com

PGN Serap Gas dari Proyek Laut Dalam Bangka

PGN Bangun Jaringan Pipa Gas Bumi Muara Karang – Muara Bekasi
embangunan pipa gas bumi Muara Karang- Muara Bekasi ibertujuan meningkatkan pemanfaatan atau penggunaan gas bumi nasional,

Sebelumnya, PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Pertagas Niaga (PTGN) menyerap Liquified Natural Gas (LNG) Indonesia Deepwater Development (IDD) Bangka dari Wilayah Kerja Rapak yang dioperatori oleh konsorsiu, Chevron dan ENI.

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, Subholding Gas Pertamina group terus melakukan perluasan pemanfaatan gas bumi melalui berbagai moda transportasi, hal ini menjadi salah satu upaya grup dalam mengoptimalisasi penyerapan gas bumi domestik.

PT Pertamina Gas (Pertagas) dan PT Pertagas Niaga (PTGN) menyerap Liquified Natural Gas (LNG) Indonesia Deepwater Development (IDD) Bangka dari Wilayah Kerja Rapak yang dioperatori oleh konsorsiu, Chevron dan ENI.

Direktur Utama PGN, Arief Setiawan Handoko mengatakan, Subholding Gas Pertamina group terus melakukan perluasan pemanfaatan gas bumi melalui berbagai moda transportasi, hal ini menjadi salah satu upaya grup dalam mengoptimalisasi penyerapan gas bumi domestik.

Penyerapan Volume LNG

20151028-PGN Siap Salurkan Gas Ke Sektor Industri
Petugas mengecek instalasi pipa metering regulating station PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) di PT Lion Metal Works di Jakarta, (28/10/2015). PGN berkomitmen memperluas pemanfaatan gas bumi di sektor Industri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dalam hal ini, PGN sebagai Subholding Gas Pertamina memberikan mandat kepada Pertagas Group melakukan penyerapan volume LNG dari WK Rapak.

Pada tahun 2023, Pertagas menyerap LNG sebesar 0,06 standar kargo dan Pertagas Niaga menyerap sebesar 0,04 standar kargo. Kemudian pada tahun 2024, Pertagas akan menyerap LNG sebesar 0,67 standar kargo dan PTGN akan menyerap 0,33 standar kargo.

“Penandatanganan SPA LNG telah dilakukan untuk memenuhi mekanisme kontraktual PGN dalam penyediaan LNG dari penjual (WK Rapak) ke PGN. PGN berkomitmen untuk memaksimalkan volume sebanyak 0,1 standar kargo, mengingat kebutuhan PGN pada tahun 2023 cukup fleksible. Pada tahun 2024, penyerapan volume LNG ditingkatkan menjadi 1 standar kargo,” jelas Harry.

Infografis Ladang Gas
10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya