Bos KCIC Sebut Proyek Kereta Cepat Whoosh Bisa Balik Modal dalam 40 Tahun

KCIC meyakini perusahaan bisa balik modal dalam waktu 40 tahun untuk proyek kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 18 Okt 2023, 10:44 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 10:44 WIB
Kereta Api Cepat kini telah resmi ditetapkan sebagai daftar Objek Vital Nasional
KCIC meyakini perusahaan bisa balik modal dalam waktu 40 tahun untuk proyek kereta cepat Whoosh Jakarta-Bandung (dok: KCIC)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi meyakini perusahaan bisa balik modal dalam waktu 40 tahun. Hal ini ditopang dari banyaknya sumber pemasukan KCIC dalam pengoperasian kereta cepat Whoosh.

Dwiyana menyampaikan waktu pengembalian modal proyek kereta cepat tak jauh berbeda satu sama lain. Salah satu yang dicontohkannya adalah proyek MRT Jakarta.

"Yaa sekitar itu lah (40 tahun). Jadi kalau kita lihat kayak, MRT berapa sih? MRT, nggak beda. Coba cek MRT Jakarta. Memang infrastruktur kereta begitu," kata dia di Stasiun KCIC Halim, Jakarta, dikutip Rabu (18/10/2023).

"Apalagi KCIC, lahan beli sendiri. Coba cek MRT lahan dibebaskan siapa? LRT lahan dibebaskan siapa? Kereta bandara dan lain-lain," sambungnya.

Pos Pemasukan

Dia mnjelaskan sejumlah pos pemasukan perusahaan dari proyek kereta cepat ini. Menurutnya, pemasukan tak cuma dari penjualan tiket, tapi juga ada dari tenant hingga hak penamaan atau naming rights.

Strategu naming rights sendiri sudah dilakukan pada transportasi MRT Jakarta. Melalui hak penamaan ini sponsor bisa mencantumkan nama perusahaannya di stasiun Kereta Cepat Whoosh.

"Iya dong. Ini, naming rights. Ini hanya tinggal kita mutusin sih, naming rights itu kan kita punya banyak pertimbangan, karena naming rights ini enggak mudah. Misal, tiba-tiba swasta, mohon maaf nih, perusahaan yang nggak terlalu terkait dengan KCIC, tiba-tiba nawar agak lebih mahal dan segala macam, kan pasti kita pertimbangkan. Kenapa sih yang nggak ada kaitannya dengan transportasi, misalnya. Kayak gitu," bebernya.

Sementara itu, lahan sekitar Stasiun KCIC Halim sendiri disebut-sebut sudah banyak yang berminat. Ini menjadi satu pos pemasukan sendiri untuk perusahaan.

"(Luas lahan) 2,6 hektare yang paling besar (Halim). Sudah banyak yang mau," ungkap Dwiyana Slamet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dampak Berganda

Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia
Potret Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang mulai dikirim ke Indonesia (dok: KCIC)

Wakil Menteri BUMN Rosan Roeslani mengatakan balik modal proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh tak perlu membutuhkan waktu terlalu lama. Menyusul, ada pandangan kalau megaproyek Kereta Cepat Whoosh ini baru bisa balik modal selama 139 tahun.

Dia menjelaskan, sebagai proyek pertama di Indonesia dan Asia Tenggara, dampak dari hadirnya kereta cepat pun perlu dilihat. Misalnya, ada pembelajaran hingga transfer teknologi.

"Kita ingin mengembangkan kereta cepat ini ke kota-kota lainya, contohnya ke Surabaya. Pasti kan ada suatu learning process, rencananya ini juga ada transfer teknologi, jadi kita mesti lihat ini secara keseluruhan," ujarnya saat ditemui di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

Dia menerangkan banyak efek berganda dari hadirnya kereta cepat ini. Hal ini juga yang menurutnya perlu jadi hitung-hitungan bersama.

"Jangan kita lihat ini dari segi harga tiket saja, ini harus diliat juga dari trasnfer teknolgi, dampak ke usaha kecil menengah, dampak ke perputaran ekonomi, sosial, budaya yang makin lama makin ada dampaknya," ungkap dia.

 


Tak Cuma dari Tiket

Kereta Cepat Jakarta Bandung
Selama masa uji coba terbatas, setiap hari KCIC menyediakan empat jadwal perjalanan pulang pergi (PP) sehingga total terdapat delapan perjalanan yang beroperasi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sementara itu, kalau dari aspek bisnis, Rosan mengatakan pendapatan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) tidak hanya bersumber dari penjualan tiket. Alhasil, pada konteks balik modal, dinilai akan semakin cepat.

"Itu kan hanya itungan dari tiket. Lihat gak di situ ada apa? Ada tenant, ada sponsor, ada naming right, jadi kalau dilihqt hanya dari tiket, ya mungkin beda hitung-hitungan. Tapi ini ada banyak, ada vendornya, banyak pihak yang terkait. Jadi jangan kita melihatnya dari satu kacamata saja, tapi dari hal yang lebih besar," tegasnya.

Ketika ditanya waktu balik modal, Rosan tak merinci lebih jauh. Hanya saja, dia mengamini kalau balik modal megaproyek ini bisa dibawah 100 tahun

"Ini kan dilihat saja nanti," pungkasnya.

 


Bisa Jadi Solusi

Kereta Cepat Jakarta Bandung
KCIC mengimbau agar calon penumpang memperhatikan jadwal kereta cepat yang dipilih dan datang selambat-lambatnya satu jam sebelum jadwal keberangkatan untuk menghindari antrean. (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui adanya pengetatan persaingan di sektor transportasi umum. Namun, dia meyakini hadirnya Kereta Cepat Whoosh tak memberikan dampak buruk.

Menhub Budi menilai hadirnya beragam pilihan moda transportsdi bisa menarik minat masyarakat. Alhasil, akan ada peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum.

"Memang ada isu bahwa rivalitas angkutan darat juga angkutan udara itu juga akan menjadi ketat. Tapi saya yakin bahwa adanya Kereta Cepat ini justru menambah ruang bagi mereka yang tadi menggunakan kendaraan mobil pribadi datang disana," ujarnya dalam Peluncuran Aplikasi Kereta Cepat Whoosh, di Stasiun Halim, Jakarta, Selasa (17/10/2023).

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya