Konflik Israel vs Palestina Bisa Bikin Harga BBM Naik, Pemerintah Tak Khawatir

Perang timur tengah antara Israel dan Hamas saat ini belum berdampak besar ke harga minyak dunia. Namun, jika perang berlangsung lama maka akan berpengaruh ke impor minyak mentah dan BBM.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 18 Okt 2023, 19:15 WIB
Diterbitkan 18 Okt 2023, 19:15 WIB
Harga BBM Naik, Pertalite Jadi Rp 10.000, Pertamax Jadi 14.500, Solar Jadi 6.800
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap optimistis mampu mengatasi dampak kenaikan harga minyak dunia dampak dari perang antara Hamas dan Israel. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Eskalasi konflik antara Israel dan Palestina bakal berimbas pada kenaikan harga minyak dunia. Kebutuhan minyak menjelang musim dingin pun diproyeksikan kerek inflasi secara global. Alhasil, situasi tersebut bakal turut berpengaruh terhadap kenaikan harga BBM di Tanah Air.

Namun, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap optimistis mampu mengatasi dampak kenaikan harga minyak dunia tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan perang timur tengah saat ini belum berdampak besar ke harga minyak dunia. Namun, jika perang berlangsung lama maka akan berpengaruh ke impor minyak mentah dan BBM.

"Sampai hari ini dampaknya masih belum signifikan. Walaupun kita tahu harga minyak mendekati USD 90 per barel, namun kalau ini berlangsung cukup lama saya kira akan berpengaruh," kata Tutuka dalam keterangan tertulis, Rabu (18/10/2023).

Menurutnya, kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) selain akan berpengaruh terhadap kenaikan harga crude di Indonesia, juga akan mempengaruhi harga BBM di masyarakat. Pasalnya, Indonesia mengimpor minyak mentah dan BBM dengan prosentase yang hampir sama. 

Penyaluran Subsidi Tepat Sasaran

Pemerintah juga mendorong segera diterbitkannya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 yang menjadi regulasi acuan penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Dalam revisi tersebut akan mengatur detail kriteria kendaraan yang dapat mengisi Pertalite, juga tengah mengkaji untuk membuat perbedaan harga BBM RON 90 tersebut sesuai dengan jenis kendaraannya.

"Saya menghimbau, Pertalite itu untuk masyarakat yang membutuhkan, jadi kalau yang mampu janganlah menggunakannya karena bukan peruntukannya," tegas Tutuka.

Sejauh ini, Pertamina tengah melakukan uji coba pembatasan pembelian Pertalite khususnya bagi kendaraan roda empat di beberapa daerah. Setiap pembeli diwajibkan memiliki Quick Response (QR) Code untuk dipindai oleh petugas SPBU sebelum melakukan pembelian. 

Uji coba tersebut dilakukan di 41 kota dan kabupaten yang tersebar di tiga provinsi yakni Aceh, Bangka Belitung, dan Bengkulu. Uji coba juga dilakukan di Timika, Papua.

Untuk diketahui, konsumen pengguna yang belum dapat QR Code , selain mendaftar secara langsung pada program subsidi tepat yang bisa diakses melalui website atau melalui aplikasi MyPertamina, juga bisa melakukan pendaftaran pada sekitar 1.300 titik booth pendaftaran offline yang tersebar di seluruh Indonesia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Israel Tutup Ladang Gas di Dekat Gaza, Bagaimana Dampaknya ke Pasokan Energi Global?

Israel Kerahkan Tank ke Lebanon
Kekerasan lintas batas menandai perluasan konflik yang signifikan antara Israel dan militan Palestina di Gaza hingga perbatasan Israel-Lebanon lebih jauh ke utara. (AP Photo/Ariel Schalit)

Chevron telah menutup ladang gas alam di lepas Pantai Israel atas perintah pejabat setempat pada Senin, 9 Oktober 2023. Hal ini dilakukan dua hari setelah militan Hamas melancarkan serangan mematikan di Israel.

Dikutip dari CNN, Rabu (11/10/2023), ladang Tamar terletak 15 mil di lepas pantau Selatan Israel memenuhi 70 persen kebutuhan energi Israel untuk pembangkit listrik, menurut perusahaan energi AS.

Penutupan yang berkepanjangan dapat menyebabkan penurunan ekspor gas Israel ke negara tetangganya, Mesir dan Yordania serta menekan pasar gas global yang sudah ketat.

Untuk saat ini, Chevron terus memasok gas kepada pelanggannya di Israel dan wilayah sekitarnya dari platform Leviathan yang lebih besar.

Penutupan ini terjadi ketika Hamas terus menembakkan roket dari Gaza ke arah Israel dan ketika Israel meningkatkan pembalasannya atas serangan mematikan yang dilakukan Hamas akhir pekan lalu. Reuters melaporkan platform Tamar berada dalam jangkauan tembakan roket dari Gaza.

 


Pasar Global yang Ketat

Israel Bombardir Gaza Palestina
Bola api meletus saat Israel membombardir Kota Gaza, Palestina, Senin (9/10/2023). Israel memberlakukan pengepungan total di Jalur Gaza dan memutus pasokan air karena terus mengebom sasaran-sasaran di daerah kantong Palestina yang padat penduduknya sebagai tanggapan atas serangan mendadak Hamas yang disamakan dengan serangan 9/11. (MOHAMMED ABED/AFP)

Penutupan Tamar terjadi ketika negara-negara di belahan bumi utara memasuki musim dingin, ketika permintaan gas alam untuk menghangatkan rumah meningkat.

Harga gas berjangka di Dutch Title Transfer Facility melonjak 12 persen pada Selasa, 10 Oktober 2023 hingge mencapai hampir 49 euro atau USD 52 per megawatt jam.

Jumlah itu meningkat 29 persen sejak Jumat, hari perdagangan terakhir sebelum Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel.

Namun, harga itu masih jauh di bawah level harga pada tahun lalu, ketika mencapai 169 euro atau USD 179 per megawatt hour, ketika Eropa keluar dari krisis energi yang dipicu oleh perang Rusia di Ukraina.

Analis Wood Mackenzie menyebutkan kenaikan harga tersebut sebagian besar disebabkan oleh konflik yang sedang berlangsung di Israel.

Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Hamas-Israel Perang Lagi, Ini Respons Dunia. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya