Tak Ingin Subsidi Makin Bocor, Menteri ESDM Belum Izinkan Pertashop Jual Pertalite

Izin penjualan Pertalite di Pertashop masih harus dievaluasi lebih dalam. Jika tidak, alokasi anggaran bakal jebol lantaran harga minyak dunia kini semakin melambung di atas USD 90 per barel.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Okt 2023, 16:15 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2023, 16:15 WIB
Pertashop
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk sementara belum mengizinkan pengusaha Pertashop berjualan Pertalite. Pertashop kembali diresmikan di Pulau Nias, Sumatera Utara (Sumut)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk sementara belum mengizinkan pengusaha Pertashop berjualan Pertalite. Alasannya, itu bakal semakin membebani negara dalam menyalurkan subsidi untuk BBM dengan nilai oktan atau RON 90 tersebut.

"Ini kan nanti (jual Pertalite di Pertashop) bisa nambah subsidi lagi kan, hitung-hitung lah ya," ujar Arifin di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (20/10/2023).

Arifin berkata, izin penjualan Pertalite di Pertashop masih harus dievaluasi lebih dalam. Jika tidak, alokasi anggaran bakal jebol lantaran harga minyak dunia kini semakin melambung di atas USD 90 per barel.

Di sisi lain, ia juga mengimbau para konsumen mampu untuk tetap membeli BBM sesuai dengan kemampuan atau jenis kendaraan yang dimilikinya. Arifin tak ingin semua konsumen lari ke Pertalite karena harganya paling murah.

"Sekarang minyak sudah USD 92 (per barel). Jadi memang sekarang pengawasan yang harus kita kuatkan dan himbauan. Supaya apa, supaya yang bisa beli Pertamax, belilah Pertamax, jangan hijrah ke Pertalite," pintanya.

 


Permintaan HPMPI

Ilustrasi Pertashop (Liputan6.com)
Ilustrasi Pertashop (Liputan6.com)

Sebelumnya, Ketua Himpunan Pertashop Merah Putih Indonesia (HPMPI) Steven menyatakan, salah satu fokus utamanya ke depan adalah memperjuangan kesetaraan harga bahan bakar dan juga bisa menjual bahan bakar subsidi. Untuk diketahui, Pertashop saat ini baru bisa menjual Pertamax.

"Perjuangan ini akan kita kawal terus. Ini bukan hanya tentang keberlangsungan bisnis kami aja tapi lebih dari itu,bini tentang penyelamatan ekonomi bangsa karena pertashop ini kebanyakan berdiri di daerah-daerah terpencil. Jadi, sudah selayaknya masyarakat kecil lah yang harus menikmati bahan bakar subsidi," tegas Steven beberapa waktu lalu.

Dalam upaya menyelesaikan masalah ini, Steven menegaskan bahwa HPMPI mendorong PT Pertamina dan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mempercepat implementasi ini, yang diharapkan akan mengurangi ketidaksetaraan harga yang selama ini menjadi isu krusial di masyarakat.

 


Kelangsungan Bisnis

Pertashop di Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)
Pertashop di Cingebul, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. (Foto: Liputan6.com/Istimewa)

Steven juga mengatakan bahwa organisasi HPMI ini didirikan untuk mewadahi pengusaha pertashop di seluruh wilayah Indonesia sebagai rumah bersama, melakukan pembinaan, melaksanakan pengembangan dan kemudian terus mendorong supaya usaha pertashop ini maju.

Menurutnya, kolaborasi dengan kementerian dan perusahaan terkait menjadi langkah penting untuk memastikan keberlangsungan bisnis pertashop ini.

"Kami berharap, kami dibukakan jalan agar terjalin kolaborasi lintas kementerian, juga kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan yang sudah ada supaya keberlangsungan usaha pertashop ini terjaga," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya