Liputan6.com, Jakarta Pertamina dan Petronas resmi mengambil alih Blok Masela dari Shell. Lapangan Abadi di Blok Masela adalah lapangan gas laut dalam dengan cadangan gas terbesar di Indonesia yang terletak sekitar 160 kilometer lepas pantai Pulau Yamdena di Laut Arafura dengan kedalaman laut 400-800 meter.
Kontrak PSC Masela yang berlaku hingga 2055 berpotensi menghasilkan 9.5 MMTPA (juta metrik ton per tahun) LNG dan 150 MMSCFD (juta kaki kubik standar per hari) gas pipa. Selain itu Lapangan Abadi diperkirakan dapat menghasilkan produksi kondensat sebesar 35,000 barel/hari.
Baca Juga
“Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s) seperti proyek pengembangan Lapangan Abadi yang akan menerapkan CCS,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati dikutip Jumat (20/10/2023).
Konsep pengembangan lapangan green field (lapangan migas baru) yang memiliki kompleksitas tinggi dan risiko besar mencakup pengeboran deepwater, fasilitas subsea, FPSO (Floating Production Storage and Offloading), dan onshore LNG plant akan menjadi tantangan sekaligus peluang besar bagi PHE serta mitra-mitranya untuk merealisasikannya. Selain itu pengembangan lapangan ini juga berpotensi menyerap hingga 10.000 tenaga kerja.
Advertisement
Blok Masela direncanakan akan menghasilkan clean LNG melalui penerapan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) untuk mendukung program Pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dan mendukung sustainability pada era transisi energi.
Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melalui anak usahanya PT Pertamina Hulu Energi Masela (PHE Masela) bermitra dengan PETRONAS Masela Sdn. Bhd. (PETRONAS Masela) telah menyelesaikan proses akuisisi 35% participating interest (PI) milik Shell Upstream Overseas Services (I) Limited di Blok Masela, sehingga PHE Masela telah secara resmi mengelola 20% PI dan PETRONAS Masela 15% PI di Blok Masela.
Perjanjian jual beli ditandatangani pada tanggal 25 Juli 2023 dan persetujuan Menteri ESDM atas pengalihan PI diperoleh pada tanggal 4 Oktober 2023.
Produksi Minyak dan Gas
Sebagai perusahaan energi nasional, PHE memiliki pengalaman dalam kegiatan eksplorasi, pengembangan, dan produksi minyak dan gas laut dalam yang relevan untuk pengembangan Blok Masela. Selain itu, PHE juga memiliki pengalaman yang terbukti dalam pengembangan dan pengoperasian Kilang LNG dan pemasaran LNG domestik dan internasional.
“PHE Masela dan Petronas Masela akan bekerja sama dengan INPEX selaku operator Blok Masela untuk melakukan percepatan pengembangan Lapangan Abadi sesuai aspirasi Pemerintah,” ungkap Direktur Utama PHE, Wiko Migantoro.
Produksi Minyak Pertamina Tembus 92,3 Ribu MBOPD di Regional Indonesia Timur
Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan operasional produksi minyak bumi sebesar 92,3 ribu barel minyak per hari (MBOPD) per Agustus 2023 atau setara dengan 118% dari target yang ditetapkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) per Agustus 2023 sebesar 77,9 MBOPD. Sementara itu, produksi gas mencapai 587,3 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Upaya penambahan cadangan juga terus dilakukan mengingat Regional Indonesia Timur memiliki potensi yang sangat besar dan Pertamina terus semangat melakukan upaya eksplorasi di wilayah-wilayah baru.
Dengan dukungan dukungan pemangku kepentingan bersama-sama mendukung pencapaian target produksi 1 juta BOPD dari pemerintah dan mewujudkan ketahanan energi negeri.
Blok Masela dan Blok Bunga
Saat ini Regional Indonesia Timur dipercaya untuk turut berpartisipasi dalam mengelola wilayah kerja baru yakni Blok Masela dan blok Bunga dalam bentuk participating interest (non operator) dan menjadi bagian untuk mengembangkan dua lapangan yang memiliki potensi besar tersebut.
"Tahun ini Regional Indonesia Timur melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja produksi dengan melakukan pengeboran 6 sumur pengembangan dan workover 20 sumur. Selain itu, Regional Indonesia Timur melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan cadangan P1 dengan capaian per Agustus 2023 sebesar 62,2 MMBOE,” ujar Senior Manager Regional Indonesia Timur, Fitri Erika dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin (2/10/2023).
Kinerja HSSE per Agustus ini mencatatkan zero fatality. Keselamatan kerja menjadi yang utama di industri hulu migas dan dijalankan oleh seluruh pekerja dan kontraktor dengan mentaati prosedur yang berlaku dalam menjaga keselamatan kerja di lingkungan perusahaan.
Advertisement
Produksi Migas
Regional Indonesia Timur selalu memastikan kegiatan produksi minyak dan gas bumi sejalan dengan komitmen Enviroment, Social dan Governance (ESG). Berbagai program disusun antara lain program dekarbonisasi dengan pengembangan penerapan teknologi Carbon Capture Storage (CCS)/Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS) dilapangan Sukowati yang saat ini sedang tahap studi yang dilanjutkan ke tahap pengembangan.
Selain dilakukan juga kegiatan penghijauan yang mampu mendukung penyerapan karbon, dan program keanekaragaman sebagai program lingkungan.
Di bidang sosial, perusahaan memastikan aktivitas eksplorasi dan produksi yang dilakukan tidak mengganggu kepentingan masyarakat adat setempat, melakukan kegiatan pemberdayaan di bidang ekonomi dan pendidikan dan menjadi solusi terhadap pemecahan masalah sosial.