3 Tantangan Maskapai Nasional Usai Pandemi, Susah Cari Suku Cadang hingga Pelemahan Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (APJAPI) membeberkan tiga tantangan yang dihadapi oleh maskapai secara global, termasuk Indonesia usai pandemi Covid-19 berakhir.

Ketua APJAPI Alvin Lie menjelaskan, tantangan pertama adalah usai pandemi, maskapai penerbangan di seluruh dunia yang tadinya mengistirahatkan pesawat kembali mengaktifkan lagi pesawatnya secara serempak.

"Implikasinya dibutuhkan suku cadang, karena pesawat yang lama diparkir ini juga harus diganti suku cadangnya,” ungkap Alvin Lie, dalam Seminar Nasional Hari Penerbangan Nasional di Graha CIMB Niaga, Jumat (27/10/2023).

Selain suku cadang, tantangan kedua adalah pesawat membutuhkan perawatan atau Maintenance Repair Overhaul (MRO). Akibatnya, terjadi antrian panjang untuk layanan tersebut. “Karena pembuatan suku cadang ini juga tidak bisa serta merta meningkatkan kapasitas produksinya,” jelas Alvin.

Perusahaan penyedia MRO tidak dapat serta merta meningkatkan kapasitasnya.

Alvin juga mengungkapkan, “Separahnya kelangkaan suku cadang ini bahkan sampai ada yang membuat suku cadang KW (tiruan). Untungnya segera terdeteksi, dan di Indonesia penyelenggara MRO tidak terkontaminasi karena vendor yang menjual komponen MRO KW ini sudah di blacklist,"

“Jadi pesawat di Indonesia aman dari komponen MRO KW itu,” dia memastikan.

Tantangan ketiga adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang kian melemah dan mendekati Rp. 16.000. Hal ini menjadi hambatan karena biaya operasional maskapai penerbangan di Indonesia tak lepas dari nilai tukar rupian.

Bounce, sebuah perusahaan penyimpanan bagasi, membandingkan 60 maskapai penerbangan dari seluruh dunia untuk menentukan maskapai mana yang merupakan maskapai internasional terbaik.

Melansir CNBC International, Senin (28/8/2023) faktor-faktor yang dipertimbangkan Bounce untuk menentukan peringkat maskapai terbaik di dunia meliputi ketepatan waktu, pembatalan penerbangan, skor makanan, skor hiburan dalam penerbangan, skor kenyamanan, kursi, dan skor pelayanan staf.

Adapun faktor lainnya yaitu tunjangan bagasi gratis, tunjangan domestik gratis yang diperiksa, tunjangan internasional gratis yang diperiksa, serta skor maskapai penerbangan.

Japan Airlines menempati peringkat teratas sebagai maskapai penerbangan internasional terbaik, dengan skor keseluruhan 8,28.

Perusahaan maskapai asal Jepang itu mendapat skor empat dari faktor yaitu fasilitas makanan, kenyamanan kursi, layanan staf, dan hiburan dalam penerbangan.

Menurut Bounce, maskapai ini juga memiliki rekor kedatangan tepat waktu sebesar 88,36 persen.

Japan Airlines menawarkan banyak rute langsung dari Amerika Serikat ke pusat transportasi utama Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya.

Operasional Japan Airlines mencakup layanan penumpang dan kargo internasional dan domestik ke 220 tujuan dan 35 negara di seluruh dunia.

Singapore Airlines

Kemudian ada Singapore Airlines yang menduduki peringkat maskapai internasional terbaik kedua. Maskapai ini memperoleh skor 7,63 dan setara dengan tingkat pembatalan terbaik, 0,03 persen, dengan Iberia Airlines.

Diketahui bahwa, sebelumnya, Singapore Airlines terpilih sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik di Dunia oleh Skytrax dan tahun ini.

Maskapai asal Singapura tersebut menduduki peringkat Bouncat Maskapai Terbaik untuk kelima kalinya serta Maskapai Penerbangan Kelas Satu Terbaik. Skytrax menilainya sebagai maskapai bintang lima.