Miliarder Ini Bilang Banyak Orang Tak Kerja Keras selama Pandemi

Miliarder Stephen Schwarzman berpendapat bahwa pekerja kantoran tidak bekerja cukup keras selama pandemi Covid-19.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 27 Okt 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2023, 21:00 WIB
Stephen A. Schwarzman
Stephen A. Schwarzman, miliarder pendiri Blackstone Group (Foto: nytimes.com)

Liputan6.com, Jakarta - Miliarder pemilik perusahaan ekuitas global Stephen Schwarzman berpendapat bahwa banyak pekerja kantoran tidak bekerja cukup keras selama pandemi Covid-19.

Schwarzman yang merupakan CEO Blackstone Group dengan kekayaan mmencapai USD 32 miliar ini mengatakan kepada para investor di sebuah konferensi mewah di Arab Saudi yang dikenal sebagai “Davos in the Dessert”, bahwa orang-orang yang bekerja jarak jauh selama pandemi “tidak bekerja sekeras apapun, terlepas dari apa yang mereka katakan kepadamu.”

Tentu saja, banyak orang berpendapat bahwa mereka tidak pernah bekerja lebih keras.

Orang tua seringkali harus mengatur Zoom meeting dan berkomunikasi menggunakan aplikasi Slack hampir terus-menerus sekaligus membantu anak-anak belajar karena sekolahnya tutup. Orang tua lainnya harus merawat bayi dan balita karena tempat penitipan anak ditutup atau membantu anggota keluarga lansia yang melakukan karantina bersama mereka.

Untuk mengejar pekerjaan, beberapa orang tua akhirnya bekerja lembur atau mulai bekerja lebih awal atau lembur di akhir pekan.

Orang-orang melaporkan lonjakan stres selama pandemi.

Dikutip dari CNN, Jumat (27/10/2023), sepertiga orang dewasa di Amerika Serikat (AS) mengalami stres, kecemasan, dan kesedihan luar biasa yang sulit diatasi sendiri. Menurut laporan Commonwealth Fund yang diterbitkan pada Agustus 2020, jumlah ini jauh lebih tinggi dibandingkan negara lain.

Schwarzman membahas bekerja jarak jauh pada hari selasa dalam konteks dampaknya terhadap market real estate komersial, dimana Blackstone memiliki eksposur yang signifikan sebagai investor real estate utama.

“Selama pandemi, masyarakat terbiasa tinggal di rumah,” kata Schwarzman.

“Sebenarnya lebih menguntungkan bagi mereka untuk tinggal di rumah karena satu hal, mereka tidak bekerja keras, apapun yang mereka katakan. Kedua, mereka tidak mengeluarkan uang untuk bepergian. Mereka bisa membuat makan siangnya di rumah. Mereka tidak perlu membeli pakaian mahal sehingga pendapatannya lebih tinggi.”

Tidak Bisa Memimpin Orang yang WFH

CEO JP Morgan, Jamie Dimon
CEO JP Morgan, Jamie Dimon

Nama resmi konferensi yang diadakan di Arab Saudi tersebut adalah inisiatif Future Investment.

Dalam diskusi panel yang dilakukan Schwarzman, CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon membahas bagaimana 60% karyawan perusahaannya kini berada di kantor lima hari seminggu, sementara 30% diharuskan berada di kantor tiga hari seminggu. “Kami melacaknya,” kata Dimon.

Bos JPMorgan itu menambahkan, direktur pelaksana bank wajib berada di kantor 100% setiap saat.

“Saya rasa anda tidak bisa memimpin orang yang bekerja dari rumah,” kata Dimon.

Namun, saat ini banyak karyawan yang bekerja jarak jauh setidaknya untuk beberapa waktu.

Misalnya, menurut survei dari Partnership for New York City, sekitar 58% pekerja kantoran di Manhattan rata-rata berada di tempat kerja pada akhir Agustus dan September. Jumlah tersebut naik dari 49% pada September 2022, tetapi turun dari 80% sebelum adanya covid.

Dari survei tersebut, hanya 12% pekerja kantoran di Manhattan yang bekerja full time.

 

Pangkas Eksposur Properti Perkantoran

Schwarzman, CEO Blackstone memperkirakan 20% gedung kantoran di Amerika Serikat kosong dan 20% lainnya disewakan tetapi kosong. Ia memperkirakan bahwa ketika masa sewa berakhir, perusahaan akan mengurangi jumlah ruang kantor yang mereka sewa sehingga banyak gedung perkantoran, terutama yang sudah tua, “tidak dapat bertahan sebagai entitas ekonomi.”

“Itu akan berakhir sangat buruk,” kata Schwarzman.

Blackstone mengatakan kepada Investor awal tahun ini, bahwa mereka telah memangkas eksposurnya terhadap properti perkantoran di Amerika Serikat lebih dari 60% portofolio real estatenya pada tahun 2007, saat ini menjadi kurang dari 2%.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya