Bank ICBC Kena Serangan Hacker, Duit Nasabah Aman?

ICBC tidak mengungkap dalang di balik serangan hacker tersebut dan pihaknya telah melakukan penyelidikan.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Nov 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 13 Nov 2023, 16:00 WIB
ICBC. Foto:AFP
ICBC tidak mengungkap dalang di balik serangan hacker tersebut dan pihaknya telah melakukan penyelidikan.. Foto:AFP

Liputan6.com, Jakarta Divisi jasa keuangan Amerika Serikat di bank asal Tiongkok, Industrial and Commercial Bank of China (ICBC( mengungkapkan terkena serangan siber yang dilaporkan mengganggu perdagangan Treasurys.

Bank ICBC, pemberi pinjaman terbesar di dunia berdasarkan aset, mengatakan bahwa cabang layanan keuangannya, ICBC Financial Services, mengalami serangan ransomware yang mengakibatkan gangguan pada sistem tertentu.

Segera setelah mengetahui peretasan tersebut, ICBC "mengisolasi sistem yang terkena dampak untuk mengatasi insiden tersebut," kata bank dalam keterangannya, dikutip dari CNBC International, Senin (13/11/2023).

Sebagai informasi, ransomware merupakan salah satu jenis serangan siber.

Serangan siber ini melibatkan peretas yang mengambil kendali sistem atau informasi dan hanya melepaskannya setelah korban membayar uang tebusan.

ICBC tidak mengungkapkan siapa dalang di balik serangan hacker tersebut namun mengatakan pihaknya telah melakukan penyelidikan menyeluruh dan melanjutkan upaya pemulihannya dengan dukungan tim profesional yang terdiri dari pakar keamanan informasi.

Kerja Sama dengan Penegak Hukum

Bank asal Tiongkok itu juga mengatakan pihaknya bekerja sama dengan penegak hukum.

Selain itu, ICBC juga memastikan pihaknya berhasil menyelesaikan perdagangan Treasury AS yang dilaksanakan pada hari Rabu dan repo pembiayaan perdagangan yang dilakukan pada hari Kamis.

Repo adalah perjanjian pembelian kembali, sejenis pinjaman jangka pendek untuk dealer obligasi pemerintah.

Namun, beberapa outlet berita melaporkan adanya gangguan terhadap perdagangan Treasury AS.

Laporan Financial Times, yang mengutip para pedagang dan bank, menyebutkan serangan ransomware mencegah divisi ICBC menyelesaikan perdagangan Treasury atas nama pelaku pasar lainnya.

"Kami menyadari adanya masalah keamanan siber dan melakukan kontak rutin dengan pelaku utama di sektor keuangan, selain regulator federal. Kami terus memantau situasinya," demikian respon Departemen Keuangan AS.

ICBC menjelaskan, email dan sistem bisnis cabang layanan keuangan AS beroperasi secara independen dari operasi ICBC di Tiongkok.

Sistem kantor pusatnya, cabang ICBC New York, dan lembaga afiliasi lainnya di dalam dan luar negeri tidak terpengaruh oleh serangan siber tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Respon Pemerintah Tiongkok

Ransomware
Indonesia Kena Serangan Siber, Pakar: Jangan Sepelekan Keamanan. (Doc: PCMag)

Wang Wenbin, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, mengatakan bahwa ICBC berupaya meminimalkan dampak dan kerugian setelah serangan tersebut.

Berbicara pada konferensi pers rutin, Wang mengatakan ICBC telah menaruh perhatian besar terhadap masalah ini dan telah menangani tanggap darurat serta pengawasan dengan baik.


Belum Ada Pihak yang Klaim Menjadi Pelaku

banner serangan Ransomware WannaCry
Ilustrasi Hacker

Sejauh ini, belum ada yang yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ransomeware itu dan ICBC belum mengatakan siapa yang mungkin berada di balik serangan tersebut.

Dalam dunia keamanan siber, mencari tahu siapa dalang serangan siber seringkali sangat sulit karena teknik yang digunakan peretas untuk menutupi lokasi dan identitas mereka.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya