Terkena Badai Keuangan Juga, Wells Fargo PHK Karyawan

Wells Fargo memberhentikan sekitar 50 bankir dari unit perbankan korporasi dan investasinya.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 15 Nov 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2023, 19:00 WIB
PHK
Ilustrasi: PHK Karyawan (Sumber: IEEE Spectrum)

Liputan6.com, Jakarta Badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor keuangan Amerika Serikat tampaknya belum mereda.

PHK kali ini melanda perusahaan jasa keuangan Wells Fargo, yang memberhentikan sekitar 50 bankir dari unit perbankan korporasi dan investasinya, sebagai bagian dari pemangkasan akhir tahun, menurut sumber yang mengetahui kabar tersebut.

"Seperti semua organisasi yang dikelola dengan baik, kami secara teratur meninjau dan mengevaluasi kebutuhan klien kami dan pasar yang kami layani untuk memastikan kami menyelaraskan sumber daya kami,” kata Wells Fargo dalam sebuah pernyataan, dikutip dari US News, Rabu (15/11/2023).

"PHK ini mewakili jumlah yang kecil, dan kami tetap berkomitmen penuh terhadap bisnis Corporate & Investment Banking kami," jelas perusahaan.

Sebelumnya, bank-bank terkemuka di Amerika telah mengindikasikan adanya potensi PHK yang lebih besar lagi dalam langkah penghematan biaya, terutama jika perekonomian masih berada di bawah tekanan dari tingginya suku bunga dan ketegangan geopolitik, yang mengancam pemulihan perbankan investasi.

Salah satunya ada JPMorgan Chase yang merencanakan gelombang PHK di lingkungan perbankannya pada bulan Juli lalu.

Pemberitahuan Worker Adjustment and Retraining Notification (WARN) menunjukkan, JPMorgan Chase berencana untuk memberhentikan 63 karyawan di Jersey City, New Jersey.

Adapun Citigroup yang dilaporkan sedang mempertimbangkan melakukan PHK secara signifikan terhadap 10 persen karyawannya.

PHK itu merupakan bagian dari upaya reorganisasi CEO-nya, Jane Fraser. 


Bank Investasi Nomura PHK Sejumlah Bankir di Hong Kong, Level Direktur Ikut Kena Pangkas

Ilustrasi Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Foto: Freepik/drazen zigic
Ilustrasi Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK. Foto: Freepik/drazen zigic

Bank investasi asal Jepang, Nomura Holdings melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada sekitar 10 bankir investasinya yang berbasis di Hong Kong, termasuk beberapa yang fokus pada kesepakatan terkait China.

Melansir Channel News Asia, Kamis (26/10/2023) dua sumber terkait mengatakan bahwa PHK tersebut diumumkan pekan ini, dan berkisar dari bankir junior hingga bankir teratas, termasuk direktur pelaksana dan direktur eksekutif.

Nomura sebelumnya dilaporkan telah mengalami penurunan kinerja yang terkait dengan bisnis di China akhir-akhir ini.

Data LSEG menyebutkan bahwa pendapatan dari bisnis merger dan akuisisi Nomura untuk tiga kuartal pertama 2023 turun 40,4 persen menjadi USD 68,8 juta di kawasan Asia Pasifik, termasuk Jepang.

Nomura tidak masuk dalam tabel liga dari 25 penasihat teratas kesepakatan pembelian terkait China yang disusun oleh LSEG selama sembilan bulan pertama tahun ini.

Kekayaannya di pasar modal ekuitas regional didorong oleh peran utamanya sebagai penasihat pada Maret atas penjualan saham senilai USD 9,24 miliar oleh Japan Post Holdings di Japan Post Bank Co.

Selain Nomura, bank-bank terkemuka di AS dan Eropa, seperti Goldman Sachs, Bank of America, Citigroup dan UBS, juga melakukan serangkaian PHK tahun ini di unit perbankan investasi mereka di Asia.

Pemangkasan ini dilakukan dalam upaya bank meringankan dampak melambatnya aktivitas pembuatan kesepakatan akibat kenaikan suku bunga, dan pemulihan ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan.

Total aktivitas pembuatan kesepakatan Nomura yang melibatkan China turun 21,2 persen dalam tiga kuartal pertama dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, menurut data LSEG.


Terbesar di Kanada, Scotiabank PHK Massal 2.700 Karyawan

Ilustrasi daftar kode bank
Ilustrasi daftar kode bank. (Photo by vectorjuice on Freepik)

Setelah Amerika Serikat, badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kini juga melanda sektor perbankan di Kanada.

Mengutip US News, Kamis (19/10/2023) Bank of Nova Scotia mengumumkan rencana untuk memangkas sekitar 2.700 atau 4 persen dari pekerjanya secara global.

Tak hanya PHK, Scotiabank juga berencana melakukan pemangkasan biaya sebesar 590 juta dolar Kanada pada kuartal IV 2023.

Langkah ini menjadikan Scotiabank salah satu dari bank di Kanada yang mengambil langkah pemotongan biaya sejak tahun 2018.

PHK kali ini tampaknya merupakan yang terbesar di antara bank-bank di Kanada.

Royal Bank of Canada dan Bank of Montreal juga telah memangkas ratusan pekerjanya sebagai respons terhadap kenaikan biaya akibat tingginya tingkat suku bunga.

Scotiabank mengungkapkan, PHK di lingkungan perbankannya akan mengakibatkan biaya restrukturisasi dan ketentuan pesangon sekitar 247 juta dolar Kanada.

Perusahaan juga memperkirakan biaya sebesar 63 juta dolar Kanada terkait dengan konsolidasi dan keluarnya properti real estate dan kontrak layanan tertentu, serta biaya penurunan nilai sebesar 280 juta dolar terkait dengan investasinya di Bank of Xi'an China.

Selain itu, PHK tersebut juga merupakan imbas dari perubahan preferensi perbankan sehari-hari nasabah dan seiring upaya bank untuk mendigitalkan serta mengotomatisasi beberapa proses, katanya.

CEO Scotiabank, Scott Thomson, yang menjabat pada bulan Februari, melakukan sejumlah perubahan kepemimpinan pada bulan Agustus menjelang perombakan strategis yang diperkirakan akan diluncurkan bank tersebut pada hari investor di bulan Desember.

Scotiabank, yang memiliki sekitar 91,000 karyawan penuh waktu pada akhir 31 Juli, mengatakan hasil kuartal keempatnya akan melihat dampak sekitar 49 sen Kanada per saham dan 10 basis poin terhadap rasio CET1-nya.

Mereka mengharapkan adanya penghematan sepanjang tahun fiskal 2024 dan manfaat penuh pada tahun fiskal 2025.

"Kami menafsirkan penurunan nilai tersebut sebagai pembersihan neraca, dan kami melihatnya secara positif," kata analis RBC Capital Markets Darko Mihelic, sambil mencatat bahwa ini adalah "langkah kecil ke arah yang benar."

Scotiabank akan merilis hasil kuartal keempatnya pada 28 November.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya