Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah merek terkemuka hentikan iklannya di platform X dahulu bernama Twitter pada Jumat, 17 November 2023. Hal itu memberikan pukulan reputasi terhadap terhadap platform X milik Elon Musk setelah menerima teori konspirasi antisemite yang didukung supremasi kulit putih.
Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (19/11/2023), selain Disney, sejumlah pengiklan besar antara lain Paramount, NBCUniversal, Comcast, Lionsgate dan Warner Bros Discovery juga hentikan iklan.
Baca Juga
Platform X juga dilaporkan kehilangan Apple. Namun, Apple tidak menanggapi beberapa permintaan komentar. Kecepatan dan cakupan penarikan dari X, platform yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter terjadi di tengah meningkatnya reaksi keras terhadap Elon Musk karena semakin vokal mendukung keyakinan ekstremis.
Advertisement
Hal ini menimbulkan keraguan baru terhadap masa depan bisnis yang telah dijanjikan oleh Elon Musk dan CEO platform X Linda Yaccarino yang akan kembali hasilkan keuntungan pada awal 2024.
Penghentian iklan sementara itu mengikuti langkah serupa yang dilakukan IBM pada Kamis, 16 November 2023. Iklan untuk IBM dan merek-merek besar lainnya ditemukan muncul bersamaan dengan konten pro-Nazi di platform tersebut, menurut sebuah laporan pada Kamis, 16 November 2023 oleh kelompok pengawas media Media Matters.
IBM menyebutkan apa yang digambarkannya sebagai situasi yang sepenuhnya tidak dapat diterima. “IBM tidak menoleransi ujaran kebencian dan diskriminasi dan kami segera menangguhkan semua iklan di X sementara kami menyelidiki situasi yang sepenuhnya tidak dapat diterima ini,” kata juru bicara IBM.
Dalam unggahan blog yang menanggapi eksodus merek pada Jumat, 17 November 2023, platform X menuding Media Matters secara agresif mencari konten pro-Nazi dengan cara “menyalahkan pengalaman pengguna sebenarnya” dan dapat menyesatkan pengiklan.
Perseroan mencatat unggahan pro-Nazi yang dikutip dalam laporan itu hanya memiliki sedikit keterlibatan, salah satu unggahan yang disebutkan telah dikurangi visibilitasnya berdasarkan kebijakan “kebebasan berbicara, bukan jangkauan X.
Tanggapan Elon Musk
Melalui unggahan di platform X pada Sabtu pagi, 18 November 2023, Elon Musk mengancam akan menuntut hukum terhadap Media Matters.
"X Corp akan mengajukan gugatan thermonuclear terhadap Media Matters dan semua pihak yang berkolusi curang terhadap perusahaan kami,” tulis dia, seperti dikutip dari CNBC.
“Dewan mereka, donor mereka, jaringan uang gelap mereka, semuanya dan penemuan dan pernyataan mereka akan disaksikan,” ia menambahkan.
Presiden Media Matters, Angelo Carusone menuturkan, jika dia menuntut, pihaknya akan menang. “Jauh dari pendukung kebebasan berpendapat seperti yang dia klaim, Elon Musk adalah seorang penganggu yang mengancam tuntutan hukum yang tidak pantas dalam membungkam pemberitaan yang bahkan dia konfirmasikan akurat,” ujar dia.
"Elon Musk mengakui bahwa iklan yang dipermasalahkan itu muncul bersamaan dengan konten pro-Nazi yang diidentifikasi,” ia menambahkan.
Advertisement
NCTA dan Gilead Setop Pengeluaran untuk Platform X
Sementara itu, pada unggahan di media sosial pada Jumat, 18 November 2023, CEO X Linda Yaccarino menulis platform X sangat jelas berupaya memerangi antisemitisme dan diskriminasi. “Sama sekali tidak ada tempat untuk itu di mana pun di dunia,” ujar dia.
"Dengan risiko menyatakan hal yang sudah jelas, siapa pun yang menganjurkan genosida mana pun akan diskors dari platform ini,” tulis Elon Musk pada X, Jumat malam 18 November 2023.
Sebuah analisis yang dilakukan oleh kelompok pengawas Media Matters menemukan pekan ini, selain IBM, iklan dari Apple, Comcast,NBC, dan Oracle juga muncul bersamaan dengan konten serupa.
Juru bicara Oracle belum menanggapi permintaan komentar.
Juru bicara platform X mengatakan, akun pro-Nazi yang diidentifikasi dalam laporan Media Matters pada Kamis, 16 November 2023 tidak lagi memenuhi syarat untuk monetisasi yang berarti iklan tidak lagi dijalankan di halaman tersebut.
Pada Agustus, dua merek lain NCTA dan Gilead Sciences hentikan pengeluaran untuk platform X setelah iklan mereka juga ditayangkan bersamaan dengan konten pro-Nazi.
Valuasi Platform X
Sebelumnya diberitakan, platform media sosial X, dahulu bernama Twitter milik Elon Musk kini hanya mencatatkan valuasi USD 19 miliar atau Rp 301,42 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.864). Valuasi ini kurang dari seengah apa yang telah dibayarkan Elon Musk saat membeli perusahaan media sosial itu, demikian menurut laporan terbaru.
Dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (31/10/2023), Elon Musk membeli Twitter dengan harga USD 44 miliar atau sekitar Rp 698,01 triliun. Nilai itu setara USD 54,20 per saham.
Pembelian Twitter oleh Elon Musk selesai setelah perselisihan hukum selama berbulan-bulan dengan perusahaan itu.
Valuasi internal baru itu kini menemukan ada penurunan valuasi perusahaan sebesar 56 persen selama 12 bulan terakhir, berdasarkan dokumen internal.
Hibah saham yang diberikan kepada karyawan menunjukkan platform X sekarang memiliki valuasi sekitar USD 19 miliar, demikian berdasarkan laporan Fortune pada Senin, 30 Oktober 2023.
Elon Musk sebelumnya mengatakan tela membayar lebih untuk platform media sosial yang disebut sebagai “start-up yang terbalik”.
Pada Maret 2023, ia menuturkan, kepada karyawannya melalui email kalau akan menerima penghargaan dalam bentuk saham berdasarkan valuasi perusahaan sebesar USD 20 miliar.
Valuasi perusahaan yang dulu bernama Twitter turun terjadi karena beberapa pengiklan terkenal telah menarik diri setelah pengambilalihan perusahaan yang kontroversial.
Selain itu, kepemimpinan Elon Musk di platform tersebut telah dirusak dengan pemutusan hubungan kerja (PHK) massal, kekacauan peluncuran sejumlah fitur baru termasuk verifikasi dan pemulihan akun terkenal yang sebelumnya ditangguhkan.
Perusahaan ini juga berganti nama menjadi X bersama dengan logo baru untuk menggantikan ikon burung yang telah ada sejak platform tersebut dibuat.
Advertisement
Kekhawatiran Meningkat
Ada juga kekhawatiran yang meningkat seputar pendekatan moderasi konten X. Uni Eropa baru-baru ini membuka penyelidikan terhadap perusahaan tersebut karena informasi yang salah terkait konflik Israel-Hamas mulai menyebar di platform itu.
Pada Juli, Elon Musk menyampaikan X masih memiliki arus kas negatif dengan penurunan pendapatan iklan sebesar 50 persen ditambah beban utang besar.
Bank-bank yang terlibat dalam pembiayaan kesepakatan untuk membeli Twitter juga dilaporkan berjuang memitigasi dampak penurunan nilai platform terhadap neraca keuangannya.
Namun, bos Tesla dan SpaceX tetap optimistis tentang masa depan platform tersebut. Elon Musk klaim kalau melihat jalan yang jelas untuk menuju valuasi USD 250 miliar untuk perusahaan itu.