Tak Disubsidi, Penetapan Harga BBM Nonsubsidi Disebut Diskresi Pertamina

Biaya produksi BBM Non subsidi sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah.

oleh Nurmayanti diperbarui 03 Des 2023, 21:56 WIB
Diterbitkan 03 Des 2023, 21:56 WIB
Pertamina Patra Niaga kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Harga BBM kembali turun mulai 1 Desember 2023. Dok Pertamina
Pertamina Patra Niaga kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Harga BBM kembali turun mulai 1 Desember 2023. Dok Pertamina

Liputan6.com, Jakarta Pertamina memutuskan menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi antara lain jenis Pertamax Series dan Solar yaitu Dexlite, pada 1 Desember 2023.

Penyesuaian harga BBM nonsubsidi demi melaksanakan aturan yang diterbitkan pemerintah yakni tentang formula penetapan harga sesuai Kepmen ESDM No. 245.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi.

Sesuai dengan aturan tersebut maka tren fluktuasi harga minyak dunia MOPS atau Argus dan mengacu pada formulasi harga sesuai Kepmen ESDM, maka perubahan berkala harga BBM non subsidi akan selalu terjadi.

Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede mengungkapkan penetapan harga BBM Non Subsidi memang merupakan diskresi dari Pertamina sebagai pelaku usaha.  Hal ini mengingat karena memang tidak ada subsidi yang diberikan Pemerintah kepada produk BBM Non Subsidi.

Dengan tidak ada subsidi maka penetapan harga BBM ini tidak lagi diatur pemerintah. Namun badan usaha yang harus menjalankan aturan pemerintah, salah satunya mengevaluasi harga BBM Non Subsidi.

"Dengan demikian, Pertamina kemungkinan hanya mempertimbangkan biaya produksi dari harga BBM tersebut dan persaingan dengan penyalur BBM non subsidi lainnya," kata Josua di Jakarta.

Dijelaskan jika biaya produksi BBM Non subsidi sebagian besar dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak dunia serta nilai tukar rupiah.

Jadi semakin tinggi harga minyak mentah dan semakin lemah nilai tukar maka biaya produksi BBM akan meningkat dan sebaliknya.

Josua menjelaskan tren terakhir, harga minyak mentah dunia mengalami penurunan (Brent akhir Oktober USD 87,4 per barel vs akhir November USD 80.86 per barel) dan nilai tukar rupiah cenderung menguat. (akhir Oktober Rp 15.880 vs akhir November Rp 15.505).

"Dengan demikian, biaya produksi BBM menjadi lebih rendah sehingga pelaku usaha bisa menurunkan harga BBM Non Subsidi," ungkap Josua.

Per Tanggal 1 Desember 2023, Harga Pertamax turun menjadi Rp13.350 per liter, Pertamax Green 95 turun menjadi Rp14.900 per liter.

Sedangkan harga Pertamax Turbo turun menjadi Rp15.350 per liter, Dexlite menjadi Rp15.550 per liter dan Pertamina Dex menjadi Rp16.200 per liter.

 

Hal Wajar

Pertamina Patra Niaga kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Harga BBM kembali turun mulai 1 Desember 2023.
Pertamina Patra Niaga kembali menyesuaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi. Harga BBM kembali turun mulai 1 Desember 2023.

Sekretaris Perusahaan Pertamina Patra Niaga (PPN) Subholding Commercial and Trading Pertamina, Irto Ginting, menyatakan perubahan harga sesuai tren fluktuasi hal wajar dan boleh dilakukan oleh seluruh badan usaha sesuai regulasi yang berlaku.

“Karena fluktuasi ini, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga jualP ertamax Series dan Dex Series. Karena trennya turun, harga jual produk BBM nonsubsidi Pertamina kembali turun berlaku Jumat (1/12/), setelah sebelumnya juga turun pada November lalu,” katanya.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PPN akan senantiasa menjaga harga BBM yang kompetitif dan terjangkau bagi masyarakat hingga ke pelosok negeri, tidak hanya di kota besar.

“Ini adalah wujud penyaluran dan penyediaan BBM berdasarkan prinsip Availability, Accessibility, Affordability, Acceptability dan Sustainability, bagaimana kami menetapkan harga yang kompetitif bagi masyarakat sekaligus memastikan distribusi hingga pelosok tetap dapat dilakukan dengan maksimal,” jelas Irto.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya