Panel Surya PLTS Cirata Tak Tenggelam Meski di Atas Waduk, Ini Rahasianya

Floaters menyediakan daya apung yang diperlukan agar panel surya PLTS Cirata dapat mengapung di atas permukaan air.

oleh Septian Deny diperbarui 04 Des 2023, 15:30 WIB
Diterbitkan 04 Des 2023, 15:30 WIB
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MWp yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat. Dok PLN
Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas 145 MWac atau setara dengan 192 MWp yang berlokasi di Waduk Cirata, Jawa Barat. Floaters menyediakan daya apung yang diperlukan agar panel surya PLTS Cirata dapat mengapung di atas permukaan air. Dok PLN

Liputan6.com, Jakarta PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri Group) menjadi penyuplai material baku pelampung (floaters) sistem panel surya untuk proyek strategis nasional Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata dalam upaya pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN). 

Dengan memanfaatkan resin HD Blow UB5206H milik Chandra Asri Group, pelampung pada proyek PLTS Terapung Cirata dirancang khusus untuk menahan beban panel surya, komponen listrik, dan peralatan terkait lainnya guna memastikan operasional yang aman dan andal. Floaters menyediakan daya apung yang diperlukan agar panel surya dapat mengapung di atas permukaan air.

Pelampung juga membantu menjaga panel surya agar tidak tenggelam, beradaptasi pada perubahan tingkat air, serta memberikan stabilitas sehingga panel surya tidak terguling atau terbalik. 

PLTS Terapung yang menempati area waduk lebih dari 200 hektar ini merupakan skala utilitas pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara yang memiliki kapasitas 192 MWp.

Proyek PLTS Terapung Cirata juga masuk sebagai upaya Indonesia untuk meningkatkan porsi energi baru terbarukan (EBT) dalam bauran energi nasional demi mewujudkan Net Zero Emission (NZE).  

PLTS Terapung Cirata merupakan proyek besutan PT Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE) yang merupakan joint venture dari PLN Nusantara Renewables dan Masdar (Abu Dhabi Future Energy Company).

Proyek hijau ini ditaksir dapat memberikan kontribusi terhadap NZE sebesar 245 GWh/Tahun Energi Hijau serta 214.000 Ton reduksi CO2/Tahun. Selain memberikan manfaat lingkungan, Proyek PLTS Terapung juga memberikan manfaat bagi perekonomian domestik melalui pemenuhan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri), pelibatan tenaga kerja lokal dan UMKM setempat.

“Sebagai mitra pertumbuhan, Chandra Asri Group mendukung penuh penyediaan konten lokal dalam proyek-proyek transisi energi di Indonesia seperti yang kami lakukan bagi PLTS Terapung Cirata.  Kami selalu berupaya memenuhi standar yang berlaku untuk menyediakan bahan baku plastik bagi proyek EBT di Indonesia seperti pemenuhan sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam menghasilkan kualitas yang terbaik," kata Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Group Edi Rivai dikutip Senin (4/1/2023).

 

Bahan Baku Berkualitas Tinggi

Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN
Proyek PLTS Terapung Cirata ini akan menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara. Dok:PLN

“Selain menjadi bukti kesiapan Perseroan akan penyediaan pasokan bahan baku berkualitas tinggi, keterlibatan kami di PLTS Terapung Cirata menegaskan kembali komitmen Perseroan dalam mereduksi ketergantungan Indonesia akan impor produk petrokimia serta mendukung program Net Zero Emission di Indonesia“, lanjut Edi Rivai.  

Chandra Asri Group juga berencana memulai proyek solar panel terapung di Waduk Krenceng melalui anak usahanya, PT Krakatau Chandra Energi (KCE).

Proyek ini akan diinisiasi melaui konstruksi pembangunan Tahap 1 pada tahun 2024 dengan target kapasitas 9,6 MWp, dan berlanjut ke Tahap berikutnya hingga total mencapai 32 MWp. Pelampung yang akan digunakan dalam proyek ini juga akan memanfaatkan 100% resin HD Blow UB5206H milik Perusahaan.

Jokowi Resmikan PLTS Terapung Cirata, Terbesar Ketiga Dunia

Presiden Jokowi Resmikan Pengoperasian PLTS Terapung Cirata
Peresmian PLTS ini dihadiri juga oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir (kiri) dan Menteri Negara Perdagangan Luar Negeri Uni Emirat Arab (UEA) Thani Ahmed Al Zeyoudi (kanan).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata hari ini, Kamis (9/11/2023). Proyek PLTS Terapung Cirata ini diklaim menjadi PLTS terapung terbesar di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan, hari ini merupakan hari yang bersejarah, karena cita-cita Indonesia membangun pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dalam skala besar akhirnya bisa tercapai.

"Kita berhasil membangun salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terapung yang terbesar di Asia Tenggara dan nomor 3 di Dunia," kata Presiden Jokowi dalam peresmian PLTS Terapung Cirata, Purwakarta, Kamis (9/11/2023).

Diketahui, PLTS ini berkapasitas 192 megawatt peak (MWp) dengan luas 200 hektare, PLTS Cirata ini dibangun di atas Waduk Cirata yang berlokasi di tiga Kabupaten Jawa Barat, yakni Purwakarta, Cianjur, dan Bandung Barat.

Menurut Jokowi, apabila PLTS Terapung Cirata terus dikembangkan dan dimaksimalkan maka bisa menambah kapasitasnya menjadi kurang lebih 1.000 MWp.

 

Kolaborasi Global

PLTS Terapung Cirata
PLTS Terapung Cirata hasil kerja sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan PLN yang berkolaborasi dengan Masdar dari Uni Emirat Arab (UAE). (BAY ISMOYO/AFP)

Adapun pembangunan proyek ini sudah berjalan kurang-lebih selama tiga tahun dan merupakan bentuk kolaborasi global antara PT PLN (Persero) melalui subholding PLN Nusantara Power dan perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA), Masdar.

"Jadi, nanti tenaga airnya bisa untuk energi hijau. Juga saya gembira dan bangga PLTS Terapung Cirata ini selesai, ini hasil kerja sama Kementerian ESDM, Kementerian BUMN, PLN dan kolaborasi dengan kekuatan dunia yaitu Masdar dari UEA," ujar Jokowi.

Jokowi pun berharap ke depannya seluruh potensi EBT di Indonesia bisa terus dimanfaatkan. Ia pun yakin keinginan tersebut bisa tercapai karena teknologinya sudah ada.

"Misalnya, di pembangkit surya ini ada pembangkit angin, dalam prosesnya ada tantagan cuaca memang tapi bisa kita atasi dengan membangun smartgree, sehingga walaupun cuaca berubaha-ubah listriknya tetap stabil," pungkas Jokowi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya