Liputan6.com, Jakarta Angola telah mengumumkan keluar dari organisasi negarabprodusen dan eskportir minyak, OPEC. Dikutip dari BBC, Senin (25/12/2023) keluarnya Angola dari OPEC terkait dengan perselisihan mengenai kuota produksi.
Hal ini menyusul keputusan bulan lalu yang diambil oleh 13 anggota OPEC dan 10 negara sekutunya untuk memangkas produksi minyak pada tahun 2024 guna menopang harga global yang bergejolak.
Keputusan Angola untuk menarik diri dari OPEC diambil pada rapat kabinet 21 Desember lalu.
Advertisement
"Kami merasa bahwa saat ini Angola tidak memperoleh keuntungan apa pun jika tetap berada dalam organisasi tersebut dan, demi membela kepentingannya, negara tersebut memutuskan untuk keluar," kata Menteri Sumber Daya Mineral dan Perminyakan Angola, Diamantino Azevedo.
"Jika kami tetap berada di OPEC... Angola akan terpaksa mengurangi produksi, dan ini bertentangan dengan kebijakan kami untuk menghindari penurunan produksi dan menghormati kontrak,” jelasnya.
Dia pun menambahkan, keputusan tersebut tidak diambil dengan mudah.
Diketahui, Angola saat ini memproduksi sekitar 1,1 juta barel minyak per hari, dari 30 juta barel yang dihasilkan seluruh OPEC.
Harga minyak turun karena keluarnya Angola dari OPEC, dengan harga Brent turun lebih dari USD 1 menjadi USD 78,5 per barel.
Angola dan Nigeria adalah dua eksportir minyak terbesar di Afrika sub-Sahara. Laporan kantor berita AFP menyebut, kedua negara tidak setuju ketika diminta untuk mengurangi produksi pada saat mereka perlu meningkatkan pendapatan mata uang asing mereka.
Angola jadi Anggota OPEC Selama 16 Tahun
Angola memiliki cadangan mineral dan minyak bumi yang sangat besar, dan perekonomiannya merupakan salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat di dunia, namun pertumbuhan ekonominya masih belum merata.
Sebagian besar kekayaan minyak negara ini terletak di provinsi Cabinda, di mana terjadi konflik separatis yang telah berlangsung selama beberapa dekade.
Angola, yang telah menjadi anggota OPEC selama 16 tahun bukan negara pertama yang keluar dari OPEC.
Ekuador, Indonesia, dan Qatar juga telah melakukan hal serupa.
Sebagai informasi, OPEC merupakan kelompok produsen minyak yang memutuskan berapa banyak minyak mentah yang akan dijual di pasar dunia, bersama dengan kelompok yang diperluas yang disebut OPEC+.
Advertisement
Brazil Akhirnya Masuk OPEC, Bergabung Mulai Januari 2024
Brazil akan bergabung dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC+), yang menyatukan beberapa negara penghasil minyak mentah terbesar di dunia.
Bergabungnya Brazil di OPEC+ diumumkan langsung oleh Menteri Energinya, Alexandre Silveirac pada pertemuan koalisi yany membahas strategi produksi minyak tahun 2024 mendantang.
Ini di tengah lesunya harga yang dibebani oleh rapuhnya pemulihan permintaan di Tiongkok, risiko geopolitik, dan ketidakpastian pasokan dari anggota OPEC, Iran dan Venezuela, yang mendapat sanksi dari AS.
Mengutip CNBC International, Jumat (1/12/2023) Silveira mengatakan dalam pertemuan itu bahwa Presiden Brazil Lula da Silva telah menyetujui keanggotaan negaranya di OPEC+ mulai tahun depan.
"Saya ingin mengakhiri kata-kata saya dengan memberi tahu Anda bahwa Presiden Lula mengonfirmasi masuknya kita ke dalam piagam kerja sama OPEC+ mulai Januari 2024," ungkapnya.
"Penting bagi kru teknis kami untuk menganalisis isi dokumen yang baru kami terima, piagam kerja sama. Itu adalah bagian dari protokol pemerintah kami untuk melakukan ini," tambah Silveira.
Sebagai informasi, dokumen kerja sama OPEC+ mendasari koalisi dan harus diterima oleh semua anggota kelompok.
"Brazil menerima undangan untuk bergabung dengan OPEC+. Menteri Pertambangan dan Energi, Alexandre Silveira, menganalisis masalah ini," kata Kementerian Energi Brasil dalam tanggapan terhadap permintaan komentar mengenai keanggotaan Brazil.
OPEC Sedang Mencari Anggota Baru
Namun, belum diketahui jelas apakah Brazil akan ikut melakukan pemangkasan produksi minuak tahun depan,menyusul keanggotaannya.
Sebelumnya dilaporkan, aliansi dan anggota OPEC sedang mencari anggota baru, karena peningkatan jumlah produsen yang selaras juga akan meningkatkan pangsa pasar koalisi, dan secara implisit, dampak dari kebijakan terkoordinasi mengenai persediaan pasokan dan harga.
Pengumuman keanggotaan Brazil di OPEC+ terjadi setelah beberapa anggotanya yakni Arab Saudi, Iran, dan Uni Emirat Arab selama musim panas diundang untuk bergabung dengan kelompok negara berkembang BRICS, termasuk Brasilia.
Advertisement