Keberhasilan Antam Lakukan Konservasi Darat dan Laut Demi Jaga Lingkungan Tetap Lestari di Maluku Utara

Wilayah operasi Antam UBP Nikel Maluku Utara masih dapat mendukung kehidupan satwa liar khususnya burung, baik spesies burung penetap, burung endemik, burung yang dilindungi undang-undang maupun burung migran.

oleh stella maris diperbarui 04 Jan 2024, 13:24 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2024, 13:16 WIB
Antam
Antam UBP Nikel Maluku Utara melakukan kegiatan restorasi terumbu karang dan lamun, membuat sign board di titik-titik krusial biota laut, dan melakukan monitoring evaluasi keanekaragaman hayati secara berkala/Istimewa.

Liputan6.com, Maluku Utara PT Aneka Tambang Tbk (Antam) merupakan perusahaan pengelola sumber daya mineral yang dalam proses menjalankan usahanya memiliki tugas penting untuk menjaga kelestarian keanekaragaman hayati, terutama bagi habitat dan ekosistem dan flora-fauna yang berada di sekitar area operasional. 

Pengelolaan keanekaragaman hayati diterapkan di seluruh unit bisnis Antam, salah satunya melalui Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel Maluku Utara yang berkomitmen menjalankan pertambangan yang baik (Good Mining Practice/GMP). Komitmen pelestarian keanekaragaman hayati ini dilakukan tidak hanya untuk meminimalkan dampak dengan mengelola, merehabilitasi dan memantau lingkungan, namun juga dengan memberikan manfaat bagi masyarakat dan komunitas. 

General Manager Antam UBP Nikel Maluku Utara, Ery Budiman mengatakan bahwa perusahaannya secara rutin melakukan upaya pemantauan lingkungan, termasuk salah satunya pemantauan ekosistem laut dan kawasan pesisir pantai, tepatnya di Pulau Pakal dan Pulau Gee. 

"Kami juga menciptakan upaya bersama dari multipihak untuk perlindungan keanekaragaman hayati," kata Ery.  

 

Konservasi Biota Laut

Ery menjelaskan, sasaran program konservasi biota laut, bukan hanya untuk meningkatkan indeks keanekaragaman hayati biota laut. Antam UBP Nikel Maluku Utara berkomitmen menjadikan area Pulau Pakal dan Pulau Gee sebagai kawasan konservasi berupa kebun bibit atau plasma nutfah lamun dan terumbu karang, serta untuk mengembalikan fungsi ekologis biota laut di area Pulau Pakal dan Pulau Gee. 

"Maka dari itu, kami melakukan pemantauan lingkungan (biota laut) secara rutin," ujar Ery.

Pemantauan biota adalah proses pengamatan, pencatatan, pengukuran, pendokumentasian secara verbal dan visual menurut prosedur standard tertentu terhadap komponen biologi dengan menggunakan satu atau beberapa parameter sebagai tolok ukur yang dilakukan secara terencana, terjadwal dan terkendali dalam satu siklus waktu tertentu. 

Pemantauan tersebut dapat digunakan untuk memahami fenomena-fenomena yang terjadi pada berbagai tingkatan, mulai dari tingkat lokal sampai ke tingkat kawasan atau bahkan regional. 

Dalam implementasinya, Antam UBP Nikel Maluku Utara melakukan kegiatan restorasi terumbu karang dan lamun, membuat sign board di titik-titik krusial biota laut, dan melakukan monitoring evaluasi keanekaragaman hayati secara berkala. Kegiatan itu dilakukan dengan menjalin kemitraan lokal bersama kelompok penyelam kecamatan dan ahli kelautan dari Universitas Hasanuddin. 

 

Hasil Konservasi Biota Laut

Berdasarkan Laporan Pemantauan Biota Laut dan Darat Semester 1 Tahun 2023 dari Tim Keanekaragaman Hayati dari Universitas Hasanuddin, ditemukan sebanyak 9 jenis lamun di Pulau Pakal dan Pulau Gee dimana menjadi habitat bagi 49 jenis ikan yang ditemukan berasosiasi dengan padang lamun di sekitar Pulau Pakal dan Pulau Gee. 

Selain itu untuk kondisi terumbu karang didominasi oleh komponen karang hidup, abiotik (pasir dan pecahan karang), dan karang mati yang sudah ditumbuhi alga (DCA). Dibandingkan dengan pengamatan periode sebelumnya (Desember 2022), semua stasiun pengamatan mengalami peningkatan nilai tutupan karang hidupnya, bahkan untuk semua stasiun di Pulau Gee, peningkatannya cukup tinggi

"Capaian program konservasi biota laut yang telah dilakukan pada semester 1 tahun 2023 menunjukkan keragaman dan kelimpahan ikan karang di 7 stasiun terumbu karang di Pulau Gee dan Pulau Pakal," ujar Ery. 

Tercatat sebanyak 102 jenis ikan karang yang berasal dari 19 famili dan 51 Genera. Dibandingkan tahun 2022, kelimpahan dan keragaman jenis ikan karang di perairan sekitar area penambangan PT ANTAM Tbk UBPN Maluku Utara meningkat. Jumlahnya bervariasi antara 2.960 dan 18.840 ekor/Ha dengan jumlah jenis antara 9-33 jenis meningkat menjadi 8.760 dan 23.200 ekor/Ha dengan jumlah jenis antara 17-33 jenis. 

Program keanekaragaman hayati yang dilakukan Antam UBP Nikel Maluku Utara telah berkontribusi secara efektif mengatur pemanenan dan menghentikan penangkapan ikan yang berlebihan, penangkapan ikan ilegal dan praktek penangkapan ikan yang merusak, serta melaksanakan rencana pengelolaan berbasis ilmu pengetahuan, untuk memulihkan persediaan ikan secara layak.

 

Konservasi Darat

Selain melakukan upaya konservasi laut, Ery menyebut bahwa Antam UBP Nikel Maluku Utara juga melakukan kegiatan konservasi di area daratan/terestrial di sekitar wilayah operasi perusahaannya. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap flora pada tahun 2022, tercatat total sebanyak 190 spesies tumbuhan yang tersebar di berbagai stasiun pengamatan. 

Seluruh jenis tumbuhan yang tercatat berasal dari 78 suku (familia) meliputi 95 spesies hutan dataran rendah dan perbukitan, 29 jenis tumbuhan pantai, 7 jenis mangrove, 21 jenis paku-pakuan, 8 jenis palem, 3 jenis Kantong Semar, 2 spesies Anggrek, 3 spesies epifit, 5 jenis Liana, 6 jenis rumput, 4 jenis tanaman penghijauan dan 4 jenis tanaman budidaya.

Dari 190 jenis tumbuhan yang tercatat di area konservasi terestrial, empat jenis di antaranya dilindungi Undang-Undang berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan hidung dan Kehutanan No. 106 Tahun 2018, yaitu Palem khas Maluku Pigafetta filaris dan tiga spesies Kantong Semar, Nepenthes halmahera, Nepenthes mirabilis dan Nepenthes weda tidak terdapat dalam lampiran undang-undang, namun sebagian besar spesies Kantong Semar di Indonesia termasuk jenis flora yang dilindungi. 

Kantong Semar juga masuk Appendiks II CITES yang memerlukan izin khusus untuk diperdagangkan (flora budidaya). Jenis lain yang masuk dalam kategori Appendiks II CITES adalah Alsophila (Cyathea) glauca, Orchidaceae, Diospyros spp., Gonystylus spp dan Cycas circinalis. Sedangkan Pakis Haji (Cycas circinalis) memiliki status terancam punah (endangered) karena populasinya yang semakin sedikit di alam. 

Selain keanekaragaman flora/tumbuhan, ditemukan juga berbagai jenis burung di sekitar wilayah operasi perusahaan. Jumlah total burung yang ditemukan di wilayah operasi Antam UBP Nikel Maluku Utara selama sembilan belas kali survei dari bulan November 2012-Desember 2022 adalah 87 spesies dari 40 suku. Dari hasil pemantauan burung yang dilakukan pada bulan Desember 2022 ditemukan sebanyak 39 spesies burung dari 27 suku. 

Catatan hasil pemantauan tersebut tidak jauh berbeda dibandingkan hasil pemantauan sebelumnya yang mencapai 42 spesies burung dari 28 suku. Jumlah spesies burung yang ditemukan pada setiap periode pemantauan berfluktuasi antara 20-43 jenis burung dengan rata-rata 35 spesies per periode pemantauan.

Terdapat 10 jenis burung endemik Maluku Utara yang ditemukan pada survei 2022, di antaranya Pergam Boke, Walik Kepala-kelabu, Walik Topi-biru, Kakatua Putih, Cekakak Biru-putih, Kapasan Halmahera, Brinji Emas Halmahera, Cendrawasih Gagak, Gagak Halmahera, dan Paok Halmahera. 

Sedangkan berdasarkan peraturan menteri lingkungan hidup dan kehutanan No. P.106/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2018 atau P.106/2018, 10 spesies burung yang ditemukan pada survei Desember 2022, termasuk spesies yang dilindungi undang-undang, seperti Elang Bondol, Alap-alap Sapi, Gosong Kelam (Maleo), Kakatua Putih, Nuri Bayan, Nuri Pipi-merah, Julang Papua, Cendrawasih Gagak, Gagak Halmahera dan Paok Halmahera.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa lingkungan di wilayah operasi Antam UBP Nikel Maluku Utara masih berada dalam keadaan baik, menjadi habitat yang penting bagi burung dan masih dapat mendukung kehidupan satwa liar khususnya burung, baik spesies burung penetap, burung endemik, burung yang dilindungi undang-undang maupun burung migran.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya