Liputan6.com, Jakarta - Raksasa pelayaran milik China, Cosco menangguhkan pengirimannya ke Israel melalui Laut Merah buntut ketegangan militan Houthi yang terus meningkat di kawasan tersebut. Dilaporkan, keputusan Cosco secara spesifik masih dirahasiakan, menurut outlet berita Israel, Globes.
"Keputusan COSCO penting karena mereka bekerja sama dengan perusahaan pelayaran Israel ZIM, yang harus mengoperasikan lebih banyak kapal di rute Timur Jauh," tulis laporan itu, dikutip dari CNBC International, Selasa (9/1/2024).
Cosco memiliki jalur lain yang dioperasikan bersama dengan Zim.
Advertisement
Sementara itu, sebuah pesan email kepada CNBC, Zim mengonfirmasi akan melanjutkan operasinya.
"Kami dapat memastikan bahwa Layanan Jalur Kontainer Tyrrhenian kami, yang menghubungkan Israel, Fos Sur-Mer (Prancis), Genoa dan Salerno (Italia) yang telah dioperasikan bersama dengan COSCO, akan melanjutkan operasinya dan saat ini direncanakan untuk mempertahankan layanan mingguan," demikian keterangan perusahaan, seraya menambahkan bahwa jadwal terbaru akan dipublikasikan dalam beberapa hari mendatang.
Saham Cosco yang terdaftar di Hong Kong turun 3 persen pada hari Senin (8/1).
Sebagai informasi, Cosco merupakan perusahaan pelayaran terbesar di China dan memegang hampir 11 persen pangsa pasar perdagangan.
Orient Overseas Container Line, yang merupakan bagian dari Cosco Shipping Group, juga telah menangguhkan pelayaran ke Laut Merah dan berhenti menerima kargo tujuan Israel sejak Desember 2023 dengan alasan masalah operasional.
Seperti diketahui, serangan terhadap kapal-kapal yang melintasi Laut Merah oleh militan Houthi telah mendorong tarif angkutan laut menjadi lebih mahal, dan menyebabkan pengiriman menjadi lebih lama karena para pengirim mengalihkan rute lebih jauh di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan.
Ketegangan Houthi Bertambah di Laut Merah, Maersk Kembali Ingatkan Gangguan Kargo Masih Lanjut
Raksasa logistik asal Denmark, Masrsk mengingatkan pelanggan untuk bersiap menghadapi gangguan yang signifikan terhadap kargonya, menyusul ketegangan militan Houthi di Laut Merah.
Seperti diketahui, Maersk mengalihkan semua kapal kontainernya dari rute Laut Merah di sekitar Tanjung Harapan Afrika untuk masa mendatang.
Perjalanan keliling Afrika dapat menambah waktu perjalanan sekitar 10 hari dan membutuhkan lebih banyak bahan bakar dan waktu awak, sehingga meningkatkan biaya pengiriman.
Maersk awal pekan ini mengatakan akan menghentikan sementara semua kapal yang menuju Laut Merah menyusul serangan terhadap salah satu kapalnya oleh militan Houthi, dan sejak itu mulai mengarahkan kapal-kapal di sekitar Afrika.
"Situasinya terus berkembang dan tetap sangat tidak stabil, dan semua informasi intelijen yang ada menegaskan bahwa risiko keamanan terus berada pada tingkat yang meningkat secara signifikan," kata Maersk dalam pernyataannya, dikutip dari US News, Senin (8/1/2024).
Akibatnya, perusahaan tersebut, yang menguasai sekitar seperenam perdagangan peti kemas global, akan mengalihkan semua kapal Maersk di sekitar Tanjung Harapan dalam waktu dekat.
Perjalanan tertunda antara satu hingga tiga minggu, tergantung wilayahnya, kata juru bicara tersebut.
Kemudian ada perusahaan logistik lainnya, yakni Hapag Lloyd juga melihat adanya peningkatan besar dalam biaya pengalihan kapal. Hapag Lloyd sendiri telah mengeluarkan biaya sebesar dua digit juta euro antara 18 Desember dan 31 Desember setelah mengalihkan 25 kapalnya.
Advertisement
Maersk Berhasil Alihkan Rute 4 Kapal Kontainer Terjebak di Laut Merah
Raksasa logistik asal Denmark, Maersk mengatakan telah mengubah rute empat dari lima kapal kontainernya yang terjebak di Laut Merah kembali ke Terusan Suez.
Keempat kapal kontainer Maersk ini akan melalui perjalanan panjang mengelilingi Afrika untuk menghindari risiko serangan militan Houthi di Laut Merah, yang telah menimbulkan kekhawatiran logistik global dalam beberapa hari terakhir.
Mengutip US News, Jumat (5/1/2023) kapal kontainer Maersk Genoa, Maersk Londrina, Ebba Maersk dan Gjertrud Maersk, yang berlabuh di Laut Merah tepat di selatan pelabuhan Jeddah dalam beberapa hari terakhir, pada hari Kamis dialihkan rutenya di sekitar Tanjung Harapan, menurut jadwal Maersk.
Sementara kapal kelima, yaitu Maersk Utah, yang juga terjebak di Laut Merah belum dialihkan rutenya, namun juru bicara Maersk mengatakan kapal tersebut tidak akan berlayar melewati Yaman.
Namun, pengiriman ulang kapal-kapal tersebut melalui Terusan Suez akan menimbulkan biaya baru untuk membayar perjalanan dan menambah penundaan yang signifikan, serta biaya bahan bakar tambahan untuk perjalanan mengelilingi Tanjung Harapan.
Maersk mengatakan bulan lalu bahwa pihaknya telah mengenakan biaya tambahan gangguan transit (TDS) dan biaya tambahan musim puncak (PSS), sehingga menambah total biaya sebesar USD 700 untuk biaya kontainer standar berukuran 20 kaki yang melakukan perjalanan dari Tiongkok ke Eropa Utara.
Sebagai informasi, Terusan Suez digunakan oleh sekitar sepertiga kargo kapal kontainer global, dan mengarahkan kembali kapal-kapal di sekitar ujung selatan Afrika diperkirakan akan menghabiskan biaya tambahan bahan bakar hingga USD 1 juta untuk setiap perjalanan pulang pergi antara Asia dan Eropa Utara.
Tarif Kargo Kontainer dari Asia ke Israel Naik Gara-gara Serangan di Laut Merah
Perusahaan pelayaran asal Prancis, CMA CGM mengungkapkan akan menaikkan tarif pengiriman peti kemas dari Asia ke wilayah Mediterania hingga 100 persen pada 15 Januari 2024 dibandingkan dengan 1 Januari.
Pengumuman itu disampaikan CMA CGM dalam pemberitahuan yang diposting di situs webnya pada hari Selasa (2/1), menyusul serangan lanjutan dari militan Houthi pada sebuah kapal logistik di Laut Merah.
Mengutip Channel News Asia, Kamis (4/1/2023) 15 Januari mengacu pada tanggal pemuatan di pelabuhan asal, dan hingga pemberitahuan lebih lanjut, tarif Freight All Kinds (FAK) CMA CGM untuk kontainer sepanjang 40 kaki antara Asia dan Mediterania Barat akan menjadi USD 6.000, naik dari USD 3.000 pada 1 Januari.Harga pengiriman ke Mediterania Timur, Laut Adriatik, Laut Hitam, dan Suriah juga meningkat tajam.
Juru bicara CMA CGM enggan memberikan rincian lebih lanjut mengenai kenaikan suku bunga bank sentral dunia.
Namun, juru bicara itu mengatakan perusahaan tidak melakukan apa pun sejak pekan lalu, ketika mereka merencanakan peningkatan bertahap dalam jumlah kapal yang transit melalui Terusan Suez, sambil bersiap untuk menilai kembali dan menyesuaikan rencana mereka sesuai kebutuhan.
Saham Perusahaan Naik
Saham perusahaan pelayaran telah meningkat sejak serangan yang dilakukan oleh militan Houthi terhadap beberapa kapal di Laut Merah dengan ekspektasi bahwa rute yang lebih panjang akan mengakibatkan tarif angkutan yang lebih tinggi.
Maersk Denmark mengatakan pihaknya akan memutuskan pada apakah akan melanjutkan pengiriman kapal melalui Terusan Suez melalui Laut Merah atau mengikuti saingannya Hapag-Lloyd yang terus mengubah rute mereka setelah serangan dinakhir pekan terhadap salah satu kapalnya.
Advertisement