Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan melakukan perekrutan umum terbuka untuk level staf tahun 2024 ini. Hal itu disampaikan olehWakil Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mirza Adityaswara dalam RDK Bulanan November 2023 secara virtual, Selasa (9/1/2024).
Mahendra menjelaskan, pemenuhan sumber daya manusia di OJK yang baru di awal tahun ini akan dilakukan secara open rekrutmen. Dimana program rekrutmen pegawai OJK ini akan menerima calon karyawan dari beragam latar pendidikan yang disesuaikan dengan kebutuhan OJK.
Baca Juga
"Untuk calon pegawai baru yang dimaksud latar pendidikan yang akan dibuka cukup luas dengan mempertimbangkan kebutuhan OJK," kata Mirza.
Adapun terkait detail persyaratan administratif yang harus dipenuhi oleh calon Pegawai tersebut akan dipublikasikan secara luas dalam waktu dekat.
Advertisement
Penyebar luasan informasi rekrutmen ini OJK akan bekerja sama dengan pihak penyedia jasa eksternal yang independen dan melalui berbagai saluran informasi termasuk media online yang mudah diakses oleh masyarakat.
Mirza menegaskan, pemenuhan SDM tersebut dilakukan untuk melengkapi rekrutmen khusus yang telah dilakukan untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat mendesak dan spesifik misalnya untuk mitigasi, IT, dan keuangan digital.
Kebutuhan SDM OJK
Terkait kebutuhan SDM OJK tahun ini ke depan tentu dengan penataan organisasi yang dilakukan oleh OJK di berbagai bidang kebutuhan SDM, menjadi prioritas untuk dipenuhi agar dapat mendukung tugas dan tanggung OJK sebagai regulator industri jasa keuangan
"Pemenuhan SDM dilakukan secara bertahap dan selektif dengan tatap memperhitungkan dinamika organisasi secara internal maupun eksternal dan melihat kapasitas anggaran yang tersedia," pungkasnya.
Pertumbuhan DPK November 2023 Melambat, Ini Gara-garanya
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat per November 2023 terjadi perlambatan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Pada periode tersebut DPK hanya tumbuh 3,04 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 8.216 triliun, padahal bulan Oktober mampu tumbuh 3,43 persen yoy.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengungkapkan, beberapa hal yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan DPK diantaranya yaitu pertumbuhan DPK yang tinggi pada masa pandemi, yang mengakibatkan high base effect pada pertumbuhan DPK setelahnya.
Kemudian penggunaan dana internal untuk operasional dan ekspansi perusahaan, konsumsi masyarakat yang kembali meningkat dengan berakhirnya status pandemi, serta dampak semakin banyaknya alternatif instrumen penempatan dana selain DPK.
"Dampak banyaknya alternatif instrumen penempatan dana selain DPK," kata Dian Ediana Rae dalam RDK Bulanan November 2023 secara virtual, Selasa (9/1/2024).
Namun, disisi lain likuiditas industri perbankan pada bulan November 2023 dalam level yang memadai dengan rasio rasio likuiditas jauh di atas level kebutuhan pengawasan.
AL/NCD dan AL/DPK masing-masing naik menjadi sebesar 115,73 persen dan 26,04 persen atau jauh di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Lebih lanjut, Dian melaporkan, bahwa penyaluran kredit dari industri perbankan pada November 2023 tumbuh sebesar 9,74 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 6.966 triliun.
"Dari sisi kinerja intermediasi pada bulan November 2023 secara year on year kredit meningkat sebesar 9,74 persen," pungkasnya.
Advertisement
OJK Ramal Fed Pangkas Bunga 75 Basis Poin Sepanjang 2024
Industri keuangan seluruh dunia tengah menanti rencana penurunan suku bunga Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (Fed). Banyak prediksi penurunannya akan dilakukan bertahap mulai Maret nanti. Â
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga ikut meramal penurunan bunga Fed. Mahendra melihat sepanjang tahun ini Fed akan menurunkan bunga hingga 75 basis poin.
"Bank sentral Amerika mengisyaratkan akan menurunkan suku bunga acuan kebijakan sebesar 75 basis poin di tahun 2024," kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Desember 2023 di Jakarta, Selasa (9/1/2024).
Langkah Fed menurunkan suku bunga acuan akan memberikan dampak positif bagi emerging market, seperti Indonesia. Emerging market merupakan istilah untuk mengklasifikasikan suatu negara yang sedang bertransisi menjadi negara maju.
Mengingat, kebijakan pemangkasan suku bunga acuan AS oleh Fed akan mendorong kembali aliran modal asing masuk ke negara-negara emerging market. Sehingga, akan memperkuat pasar keuangan global termasuk Indonesia.
"Ekspektasi penurunan suku bunga di Amerika Serikat akan mendorong kembalinya aliran dana masuk ke emerging market," tegas Mahendra.
Meski demikian, terdapat sejumlah ancaman yang masih akan mengintai laju perekonomian global di tahun 2024 ini. Antara lain ketegangan geopolitik antara Israel dan Palestina yang terus berlanjut hingga memasuki awal tahun ini.
"Pasar juga mencermati perkembangan geopolitik ke depan seperti eskalasi ketegangan di Laut Merah imbas dari konflik Palestina - Israel," pungkas Mahendra.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com