Sentilan Cak Imin: Pembangunan Berkelanjutan Jangan Diabaikan, Malah Urusi Kekuasaan Berkelanjutan

Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan soal pembangunan berkelanjutan yang perlu jadi perhatian pemerintah. Pada aspek ini, dia ingin tidak ada yang ditinggalkan.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 21 Jan 2024, 23:00 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2024, 22:59 WIB
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di arena debat cawapres perdana di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (Foto: Tangkapan layar dari Youtube KPU).

Liputan6.com, Jakarta Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin menegaskan soal pembangunan berkelanjutan yang perlu jadi perhatian pemerintah. Pada aspek ini, dia ingin tidak ada yang ditinggalkan.

Hal ini diungkap Cak Imin saat menyampaikan pernyataan pamungkas dalam Debat Cawapres 2024. Pada momen ini, dia turut menyinggung soal kekuasaan yang berkelanjutan.

"Inti dari pembangunan berkelanjutan adalah tidak ada satu pun yang ditinggalkan dari petani, peternak, nelayan, masyarakat adat dan seluruh kelompok-kelompok rentan lainnya," ujar Cak Imin dalam Debat Cawapres 2024, di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

"Pembangunan berkelanjutan jangan diabaikan malah ngurusi kekuasaan yang berkelanjutan," sambung dia.

Guna menegaskan pembangunan berkelanjutan itu, Cak Imin juga mengutip salah satu penggalan ayat dalam Al-Quran. Diketahui, ini merupakan penggalan dari Surat Ar-Rum ayat 41.

"Telah nyata kerusakan di darat dan laut karena ulah tangan manusia," ucapnya.

Pasangan dari Calon Presiden Anies Baswedan ini juga mengutip pernyataan Paus Fransiskus terkait masa depan yang disinyalir rawan. Untuk itu, pihaknya menegaskan perlunya etika dalam pembangunan berkelanjutan.

"Kita harus melakukan taubat ekologis. taubat itu dimulai dai etika, sekali lagi, etika, etika lingkungan dan etika pembangunan. jangan ugal-ugalan, jangan ngangkangi aturan jangan sembrono, ojo sakarepe dewek," urai Muhaimin Iskandar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Anggaran Krisis Iklim Minim

Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar Alias Cak Imin
Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Muhaimin Iskandar Alias Cak Imin di debat Cawapres, Minggu (21/1/2024). (Sumber foto: tangkapan layar di akun Youtube KPU).

Sebelumnya, Calon Wakil Presiden Nomor Urut 1 Abdul Muhaimin Iskandar alias Cak Imin menyinggung soal upaya penanganan krisis iklim yang dinilai tidak serius. Bahkan, dia menyebut kalau anggaran yang dialokasikan untuk krisis iklim jauh dibawah sektor lainnya.

Diketahui, krisis iklim menjadi tantangan dari berbagai negara di dunia, tak terlepas Indonesia. Krisis iklim sendiri dipandang bisa berpengaruh pada sektor-sektor lainnya termasuk pembangunan berkelanjutan.

"Kita melihat ada yang namanya krisis iklim tidak diatasi secara serius, bahkan kita ditunjukkan anggaran yang menangani krisis iklim jauh di bawah anggaran sektor-sektor yang lainnya," ucap Cak Imin dalam Debat Cawapres di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (21/1/2024).

Dia menjelaskan, dalam menangani krisis iklim harus dimulai dengan etika. Etika ini berkaitan dengan sikap manusia terhadap lingkungannya.

 


Etika Lingkungan

Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersama Capres Anies Baswedan
Calon Wakil Presiden Muhaimin Iskandar atau Cak Imin bersama Capres Anies Baswedan di arena debat cawapres perdana di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (22/12/2023). (Foto: Tangkapan layar dari Youtube KPU).

Pasangan Calon Presiden Anies Baswedan ini menyebut salah satunya adalah etika lingkungan yang merujuk pada keseimbangan dalam menjalani kehidupan.

"Kita harus sadar bahwa krisis iklim, kenyataan krisis iklim harus dimulai dengan etika, sekali lagi etika, etika lingkungan," kata dia.

Dia mengatakan, keseimbangan ini bukan berarti ada salah satu pihak yang mendominasi dari pihak lain. Cak Imin menilai kalau pembangunan yang dijalankan sekarang masih belum seimbang.

"Etika lingkungan ini intinya adalah keseimbangan antar manusia dan alam tidak menang-menangan seimbang manusia dan alam, akan tetapi kita menyaksikan bahwa kita tidak seimbang didalam melaksanakan pembangunan kita," tuturnya.

Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya