Indonesia Terancam Serbuan Impor Hp Rp 30 Triliun, Anies Gandeng BUMN dan Swasta Bangun Teknologi

Anies Baswedan hendak mendatangkan pakar dari luar untuk bisa melakukan alih teknologi bersama-sama. Mereka nantinya akan diajak untuk ikut mendongkrak kualitas manusia Indonesia di sektor teknologi informasi.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 04 Feb 2024, 21:04 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2024, 20:25 WIB
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan bakal memberi keleluasaan bagi pengusaha BUMN dan swasta untuk mengembangkan sektor telekomunikasi dan teknologi di Indonesia.

Pernyataan itu diberikannya dalam debat capres cawapres, Minggu (4/2/2024), setelah diberi fakta bahwa kedaulatan teknologi indonesia terancam impor HP 2023 mencapai Rp 30 triliun.

Secara gagasan, Anies Baswedan hendak mendatangkan pakar dari luar untuk bisa melakukan alih teknologi bersama-sama. Mereka nantinya akan diajak untuk ikut mendongkrak kualitas manusia Indonesia di sektor teknologi informasi.

"Tadi saya sampaikan garis besar gagasan untuk membangunnya. Ketika sampai kepada hak kegiatan praktis, maka pendekatannya kolaboratif," ujar Anies Baswedan.

"Negara adalah regulator, dan negara memberikan ekosistem yang sehat. Panggil pelaku yang selama ini terlibat, baik swasta maupun BUMN," ungkap dia.

Nantinya, Anies bakal menyampaikan kebutuhan untuk membangun pabrik telepon seluler di Tanah Air. "Tanya apa yang dibutuhkan oleh negara, yang dibutuhkan apakah perizinan, dana, apakah keleluasaan pajak, semua yang dibutuhkan diberikan. Tapi pelakunya tetap swasta ataupun BUMN," imbuhnya.

"Jadi fungsi kita ketika membangun, bukan negara yang membangun, tapi memberikan BUMN swasta dan yang sudah bergerak di situ, siapkan infrastrukturnya, beri target waktunya, lalu tunggu peresmiannya," tutur Anies.

Anies Baswedan Singgung Bansos di Debat Capres: Untuk yang Butuh, Bukan Kepentingan yang Memberi

Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat.
Calon Presiden (Capres) nomor urut 01 Anies Baswedan saat membacakan visi misi di debat Pilpres 2024 terakhir yang digelar Minggu (4/2/2024) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat. (Tangkapan Layar YouTube KPU RI)

Calon Presiden nomor Urut 1 Anies Baswedan mengungkap ada sekitar 70 juta orang yang belum memiliki jaminan. Pada konteks ini, termasuk adalah bantuan sosial (bansos).

Anies mengatakan, hal itu merupakan masalah yang saat ini dihadapi oleh Indonesia. Dia juga mencatat, masih ada 45 juta orang yang belum bekerja dengan layak.

 
"Apa masalah hari ini? 45 juta orang belum bekerja dengan layak, bicara jaminan sosial, lebih dari 70 juta orang tidak punya jaminan sosial," ujar Anies dalam Debat Capres, di Jakarta, Minggu (4/2/2024).

Dia menjelaskan, selama satu tahun belakangan, pihaknya menerima banyak masukan dari masyarakat. Salah satu yang disorotinya juga adalah terkait dengan penyaluran bansos.

Fenomena Bansos

Setelah melihat fenomena bansos belakangan, Anies merumuskan sejumlah cara penyaluran bansos. Misalnya, tertuang dalam programnya, yakni bansos plus.

"Apa yang ingin kita capai? satu, kita ingin memastikan hidup sehat, dan bila sakit ada pertolongan cepat, tumbuh cerdas dengan biaya terjangkau, keluarga sejahtera karena upahnya layak," tuturnya.

Anies menegaskan akan memberikan bansos pada kalangan-kalangan yang membutuhkan dan bukan berdasarkan pada kepentingan dari pemberi bansos.

"Bila membutuhkan diberikan bansos sesuai kebutuhannya. Bansos plus, bukan memberikan bansos untuk kepentingan yang memberi, tapi untuk kepentingan yang diberi, dan warga negara yang bangga dengan negaranya karena dijaga budayanya dan etikanya dijaga tinggi," sambung Anies Baswedan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya