Kementan dan Bapanas Ajak Stakeholder Sambut Panen Raya Guna Jaga Produksi Melimpah

Panen raya padi dan jagung diproyeksikan akan terjadi mulai Maret 2024.

oleh Fachri pada 05 Feb 2024, 10:20 WIB
Diperbarui 05 Feb 2024, 10:18 WIB
Amran Sulaiman.
Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Panen raya padi dan jagung diproyeksikan akan terjadi mulai Maret 2024. Untuk itu, Kementerian Pertanian dan Badan Pangan Naional mengajak semua pihak untuk bersiap dan berkolaborasi supaya produksi padi dan jagung guna ketersediaan stok dalam negeri aman.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman mengaku optimis bahwa panen raya mendatang dapat menghasilkan produksi yang cukup baik.

"Masa tanam padi berjalan maksimal di sejumlah wilayah dan kami sudah keliling ke 13 provinsi, itu sudah serempak tanam. Artinya tiga bulan ke depan kita akan panen, Maret-April itu puncak panen. Desember kemarin, kita tanam padi 1,5 juta hektare. Indonesia cukup tanam 1 juta hektare per bulan, itu sudah aman karena itu produksinya 2,5 juta sampai 3 juta ton beras,” ujarnya.

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan, Suwandi mengungkapkan bahwa pemerintah saat ini terus menggenjot produksi jagung nasional. Dalam beberapa waktu ke depan akan panen puncak jagung, diantaranya di Jawa Timur, Sulawesi Selatan, NTB, Lampung, Gorontalo, NTT, Jawa Tengah.

“Kalkulasi Kementan untuk produksi jagung bulan Februari 2024, akan panen seluas 300 ribu hektare dengan perkiraan produksi 1,5 juta ton. Bahkan pada puncaknya bulan Maret-April mencapai 800 ribu hektare, produksinya mencapai 4 juta ton jagung," ungkapnya.

"Hasil panen melimpah, tersedia sangat cukup. Silahkan diserap para produsen pakan ternak,” jelas Suwandi.

Optimalkan Penyerapan Hasil Panen

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi mengatakan bahwa seluruh stakeholder harus bersiap untuk mengoptimalkan penyerapan hasil panen di masa panen raya. Ia menyebut, Bapanas dan Kementan saat ini sedang mempersiapkan penyerapan hasil panen yang mulai tinggi bulan Maret 2024.

"Untuk itu, kita harus lakukan koordinasi bersama BUMN di bidang pangan, Bulog, private sector, penggiling padi, pengusaha jagung, perusahaan pakan ternak, seluruh kementerian dan lembaga terkait," katanya.

Arief menilai, antisipasi panen yang mulai terjadi pada Maret mendatang menjadi krusial untuk menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh.

"Di sinilah peran pemerintah untuk menjaga hasil petani yang berlimpah nanti, sehingga dilakukan penyerapan khususnya komoditas padi dan jagung sesuai harga acuan pembelian yang ditetapkan," ujarnya.

"Ini yang juga menjadi concern Bapak Presiden Joko Widodo agar keseimbangan harga baik di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen terjaga," jelas Arief.

Terjaga dari Kerugian

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi Penuhi Panggilan KPK
Arief Prasetyo Adi juga menjelaskan Bapanas dan Kementan hanya bekerja sama pada saat melakukan penghitungan data komoditas. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Penyerapan hasil panen petani mengacu pada Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 5 tahun 2022 Harga Acuan Pembelian di Tingkat Produsen dan Harga Acuan Penjualan di tingkat Konsumen Komoditas Jagung, Telur Ayam Ras, dan Daging Ayam Ras dan Perbadan nomor 6 tahun 2023 tentang Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.

"Harga tersebut adalah harga minimal yang diterima petani sehingga para petani Indonesia terjaga dari kerugian. Hal ini menjadi prioritas kami terutama bersama Menteri Pertanian Pak Amran Sulaiman," ujar Arief.

Ia menegaskan bahwa kualitas hasil panen sangat penting sebagai tolok ukur penerimaan produk yang baik di pasaran. Untuk itu, Arief mengingatkan para penggiling padi, perusahaan jagung, dan pakan ternak agar mempersiapkan dryer atau pengering secara maksimal.

"Hal ini sangat penting untuk dapat mengurangi kadar air padi dan jagung sampai sekitar 14%," tegas Arief.

Persiapkan Penyerapan Hasil Produksi

Keberhasilan panen jagung di food estate Gunung Mas
Keberhasilan panen jagung di food estate Gunung Mas yang telah dilakukan pada Januari 2024 ini, membuat Mentan Andi Amran Sulaiman kian yakin teknologi pertanian Indonesia sudah mampu bertransformasi pada sistem pertanian modern. (Dok. Kementerian Pertanian)

Pengaturan persentase maksimum kadar air diatur dalam Perbadan Nomor 6 Tahun 2023 dan untuk Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani serta di penggilingan maksimum 25%, Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan dan di gudang Perum Bulog maksimum 14%. Sedangkan untuk beras di gudang Bulog kadar air maksimum 14%.

Untuk komoditas jagung, kualitas kadar air diatur dalam Perbadan 5 tahun 2022 di mana harga acuan Pembelian Jagung Pipilan kering untuk kadar air 15% sebesar Rp4.200 per kilogram (kg), kadar air 20% Rp3.970 per kg, kadar air 25% Rp3.750 per kg, dan kadar air 30% Rp3.540 per kg.

"Untuk itu, kami dalam waktu dekat bersama Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman akan mengundang para stakeholder pangan tersebut untuk mempersiapkan penyerapan hasil produksi petani yang diperkirakan akan mengalami surplus di saat panen raya pada Maret 2024," ujar Arief.

Sebagai informasi, melansir data Kerangka Sampel Area (KSA) Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2024 diperkirakan produksi beras mencapai 3,51 juta ton. Angka tersebut berada di atas kebutuhan bulanan sebesar 2,5 juta ton dan pada bulan tersebut akan terjadi surplus sekitar 970 ribu ton.

Selain itu, KSA BPS mencatat komoditas jagung diperkirakan mengalami surplus sekitar 600 ribu ton pada Maret 2024 dengan perkiraan produksi 1,95 juta ton dan kebutuhan 1,35 juta ton. Produksi jagung pada Maret 2024 juga diproyeksikan lebih tinggi pada periode yang sama di tahun 2022.

 

(*)

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya