USD Perkasa Hari Ini 6 Februari 2024, Rupiah Loyo di Level 15.700

Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat pada hari ini Selasa, 6 Februari 2024. Institute for Supply Management (ISM) menyoroti pertumbuhan sektor jasa AS yang meningkat pada bulan Januari karena peningkatan pesanan baru dan pemulihan lapangan kerja.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Feb 2024, 20:15 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2024, 20:15 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat pada hari ini Selasa, 6 Februari 2024. Institute for Supply Management (ISM) menyoroti pertumbuhan sektor jasa AS yang meningkat pada bulan Januari karena peningkatan pesanan baru dan pemulihan lapangan kerja. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat pada hari ini Selasa, 6 Februari 2024. Institute for Supply Management (ISM) menyoroti pertumbuhan sektor jasa AS yang meningkat pada bulan Januari karena peningkatan pesanan baru dan pemulihan lapangan kerja.

Hal ini menunjukkan momentum pertumbuhan ekonomi dari kuartal keempat meluas ke tahun baru. Kemudian ada PMI non-manufaktur ISM yang meningkat menjadi 53,4 dari 50,5 pada Desember 2024.

Angka di atas 50 menunjukkan pertumbuhan di industri jasa, yang menggerakkan lebih dari dua pertiga perekonomian.

“Data tersebut menambah laporan ketenagakerjaan AS yang dirilis pada hari Jumat yang jauh melebihi ekspektasi dan memaksa pasar untuk menyesuaikan kembali prospek penurunan suku bunga, kekuatan dolar, dan seberapa tinggi imbal hasil Treasury, yang bertindak untuk meningkatkan mata uang AS,” kata Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Selasa (6/2/2023).

Saat ini, pasar mulai mengantisipasi kemungkinan penurunan suku bunga The Fed diputuskan lebih awal.

“Suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama mengurangi daya tarik aset-aset yang berorientasi pada risiko dan memberikan imbal hasil tinggi, dan juga membatasi aliran modal asing ke pasar regional,” beber Ibrahim.

Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell pada Minggu malam menegaskan kembali pesan bank sentral sebelumnya, bahwa ketahanan perekonomian memberi bank lebih banyak ruang untuk menjaga kebijakan moneternya tetap ketat.

Hal ini menyebabkan sebagian besar pedagang melepas spekulasi The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada Maret atau Mei 2024.

Terdapat 83 persen peluang The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil di bulan Maret, dan 35 persen kemungkinan The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil di bulan Mei, naik secara substansial dari peluang 9,9 persen yang terlihat pada minggu lalu, menurut Alat CME Fedwatch.

Rupiah Melemah pada Selasa, 6 Februari 2024

Rupiah ditutup melemah 22 point dalam perdagangan sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 30 point dilevel 15.730 dari penutupan sebelumnya di level 15.708.

“Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.710-15.770,” demikian perkiraan Ibrahim.

 

Kinerja Ekonomi Indonesia

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ibrahim menyoroti, pertumbuhan ekonomi selama 5 tahun terakhir masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan.

“Di mana yang paling tertinggi hanya berada di atas 5 persen. Namun, impian untuk menjadi negara maju membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi tumbuh di kisaran 6-7 persen,” katanya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi di tahun 2019 sebesar 5,02 persen. Kemudian, merosot pada tahun 2020 yang terkontraksi -2,07.

Hal ini disebabkan adanya pandemi Covid-19 yang menghambat laju pertumbuhan.

Selanjutnya, di tahun 2021 ekonomi mulai pulih dengan capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 3,70 persen. Adapun, tahun 2022 dan 2023 pertumbuhan ekonomi kembali di atas 5 persen, yakni masing-masing sebesar 5,31 persen dan 5,05 persen.

 

Pentingnya Meningkatkan ICOR

PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Ibrahim mengatakan, untuk mencapai Indonesia menjadi negara maju, maka harus meningkatlan ICOR (incremental capital output ratio) di angka 4.

“Saat ini, ICOR Indonesia dibandingkan negara lain masih tinggi, di sekitar angka 6 lebih sedikit,” ia menyoroti.

“Namun tingginya ICOR saat ini, merupakan hal yang wajar, pasalnya Indonesia sedang membangun infrastruktur dan logistik yang memerlukan waktu untuk merasakan dampaknya, sehingga kedepan bisa menggenjot pertumbuhan ekonomi denga perbaikan ICOR,” kata diaZ

Selanjutnya, sektor perdagangan juga harus menjadi perhatian.

Hal itu mencakup sektor perdagangan merupakan bagian kelanjutan dari industri.

Sehingga, bila sudah adanya integrasi antara industri manufaktur dengan industri perdagangan maka diharapakan pertumbuhan ekonomi akan moncer mencapai target 6-7 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya