Liputan6.com, Jakarta Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan (BPTJ Kemenhub) memberi legitimasi pada posisi Transit Oriented Development (TOD) di Kota Jababeka yang sesuai dengan rekomendasi teknis. Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Transportasi Jabodetabek (RITJ).
Pada 2019, BPTJ Kemenhub mengeluarkan lima rekomendasi TOD dari 54 titik TOD di Jabodetabek. Kelima rekomendasi TOD tersebut antara lain, Dukuh Atas, Grandhika City (Bekasi Timur), Cikarang-Jababeka (Bekasi), Gunung Putri (Bogor) dan Rawa Buntu (Tangerang).
"Tentunya kami sangat senang dan bangga atas kabar yang kami peroleh dari pihak BPTJ Kemenhub. Apalagi selama ini kami pun selalu bersinergi dan berkoordinasi dengan pihak Kemenhub terkait rencana pembangunan pusat TOD di Cikarang tepatnya di Kota Jababeka," ujar Managing Director Developer Kota Jababeka, Marcus Lee, Rabu (7/2/2024).
Advertisement
Merujuk kedudukannya di RITJ, simpul TOD Cikarang-Jababeka akan berada tepat di stasiun MRT. Dalam hal ini, MRT di Jababeka menjadi salah satu bentang moda transportasi yang menghubungkan koridor Barat-Timur Jakarta, mulai dari Balaraja di sisi Barat hingga Cikarang Jababeka di sisi Timur.
Adapun pada 31 Maret 2022, PT MRT Jakarta (Perseroda) dan PT Jababeka Tbk telah menandatangani nota kesepahaman untuk kerja sama pembangunan fase 3 MRT trase timur-barat (Cikarang-Balaraja) dan pengembangan kawasan berorientasi transit di wilayah Jawa Barat-Bekasi (Jababeka).
Menurut masterplan Kota Jababeka, titik stasiun MRT akan berada tepat di kawasan Correctio Jababeka. "Correctio merupakan suatu kawasan komersial terbaru yang akan menjadi kawasan inkubator teknologi digital, pusat startup, dan tentu saja teknologi industri 4.0 sebagai showcase revolusi industri yang sedang berlangsung saat ini," terang Marcus.
Â
Â
Pengembangan TOD Cikarang-Jababeka
Pengembangan TOD Cikarang-Jababeka yang berpusat di tengah Kota Jababeka diproyeksi tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi wilayah Cikarang, namun juga mampu menghadirkan multiplier effect bagi berbagai kalangan.
"Dampak TOD Cikarang-Jababeka akan bisa dirasakan masyarakat, penghuni, pelaku bisnis, dan juga investor kami kedepannya. Dari adanya rencana infrastruktur dalam TOD yakni MRT, juga beberapa sarana publik lainnya yang terhubung langsung dengan kawasan Jababeka," imbuhnya.
Sebagai langkah lanjutan, Jababeka telah menyiapkan rencana pengembangan kawasan baru yang berfungsi sebagai pusat aktivitas bisnis (CBD), komersial, maupun residensial yang berbasis transportasi untuk menghubungkan kawasan Jababeka Cikarang dengan Jakarta, Bandung dan Tangerang.
"Tepat di samping lokasi rencana pengembangan kawasan baru tersebut, telah terdapat pusat kesehatan. Dalam waktu dekat juga bakal segera hadir pusat perbelanjaan bintang lima yakni Plaza Indonesia Jababeka dan AEON Supermarket," imbuh Marcus.
Â
Advertisement
Prinsip Dasar TOD
Menyoal kepatuhan terhadap prinsip dasar TOD, Jababeka memastikan komposisi antara residensial, perdagangan, jasa, perkantoran, ruang terbuka, dan ruang publik akan dipertimbangkan dengan cermat.
Pengembangan TOD Cikarang-Jababeka pun dijanjikan didukung fasilitas pejalan kaki yang memadai. Sehingga menjadikannya ramah bagi pejalan kaki, sepeda, atau moda transportasi umum.
"Saat ini jalur pejalan kaki cukup lebar terutama di area boulevard, sehingga dapat digunakan juga sebagai jalur sepeda dan joging. Tapi kami berencana meningkatkan jalur pejalan kaki di area jalan sekunder. Sehingga akses bagi penghuni dari rumah menuju stasiun MRT lebih nyaman lagi," pungkas Marcus.