Liputan6.com, Jakarta Harga emas tergelincir pada hari Jumat dan menuju penurunan mingguan, tertekan oleh kenaikan imbal hasil Treasury. Sementara, pengegrak harga emas dunia lainnya yaitu investor menunggu data inflasi AS minggu depan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga Federal Reserve.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/2/2024), harga emas di pasar spot turun 0,5% menjadi USD 2,022.86 per ons pada pukul 13:47. ET (1847 GMT) dan turun 0,8% selama seminggu.
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup 0,4% lebih rendah pada USD 2038,7.
Baca Juga
Imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam dua minggu, dan imbal hasil obligasi dua tahun mencapai level tertinggi dalam hampir dua bulan, membuat emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
Advertisement
Suku Bunga AS
The Fed kemungkinan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu lebih lama, yang berarti sebagian besar bank sentral mungkin akan mengikuti langkah tersebut, kata Everett Millman, kepala analis pasar di Gainesville Coins.
“Saya pikir tren harga emas sedang turun; ada support dasar yang cukup kuat di sekitar $1.960 sehingga saya tidak memperkirakan emas akan turun ke bawahnya,” tambahnya.
Beberapa pejabat Fed, termasuk Ketua Jerome Powell, mengatakan pada minggu ini bahwa mereka ingin melihat lebih banyak bukti bahwa inflasi akan terus menurun sebelum menurunkan suku bunga.
Data Ekonomi AS
Data pemerintah yang direvisi menunjukkan pada hari Jumat bahwa harga konsumen bulanan AS naik kurang dari perkiraan awal pada bulan Desember. Pelaku pasar sekarang menunggu indeks harga konsumen (CPI) AS untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Selasa.
Menurut alat CME Fedwatch, para pedagang sekarang melihat peluang penurunan suku bunga sebesar 61% di bulan Mei. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak memberikan imbal hasil.
Advertisement