Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran Bikin Defisit APBN 2025 Melebar?

Airlangga Hartarto mengatakan program makan siang gratis tersebut kemungkinan akan dimasukkan ke program pendidikan atau ke program kesehatan

oleh Tira Santia diperbarui 27 Feb 2024, 15:40 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 15:40 WIB
ilustrasi program makan siang gratis di sekolah
ilustrasi program makan siang gratis di sekolah (dok: Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah telah memutuskan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 di angka 2,45 persen sampai 2,8 persen dari Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product/GDP). Apakah desfisit ini sudah termasuk program makan siang gratis?

Keputusan soal defisit APBN ini ditetapkan dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin (26/2/2024).

Adapun dalam rancangan awal APBN 2025 itu juga dibahas terkait kebijakan iconic pasangan Capres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, walaupun belum ada ketetapan suara sah pemenang Pemilu 2025 dari KPU.

Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menilai program tersebut diproyeksikan tidak menambah beban utang Pemerintah. Sebab, program itu telah masuk dalam postur RAPBN 2025.

"Kan budget defisitnya hampir sama dengan tahun ini, 2,4 persen sampai 2,8 persen," kata Airlangga saat ditemui di kantornya Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Masuk di Program Pendidikan atau Kesehatan

Kata Airlangga program makan siang gratis tersebut kemungkinan akan dimasukkan ke program pendidikan atau ke program kesehatan, yang bertujuan untuk mengurangi stunting dan perbaikan gizi bagi anak-anak sekolah di Indonesia.

"Ya kan ini bagian daripada mengurangi stunting juga perbaikan gizi dari ana-anak sekolah," ujarnya.

Adapun sebelumnya, Airlangga menyebut bahwa besaran anggaran untuk makan siang gratis berkisar Rp15.000 per anak.

"Per anak kira-kira Rp15.000," imbuh Airlangga.

Namun, anggaran makan siang Rp15.000 per anak tersebut di luar program susu gratis, yang mana pasangan Prabowo-Gibran juga mengusung program pemberian susu gratis bagi anak-anak.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Sederet Komentar Sri Mulyani Soal Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Sri Mulyani
Sri Mulyani, Menteri Keuangan Republik Indonesia. (Foto: Instagram/smindrawati)

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjadi salah satu penentu program makan siang gratis Prabowo-Gibran terlaksana pada 2025. Adapun program makan siang gratis ini direncanakan masuk APBN dan dijalankan pada 2025.

Dalam sidang kabinet bersama Jokowi kemarin, program Prabowo-Gibran ini direncanakan memiliki anggaran Rp 15.000 per anak. Hanya saja dalam anggaran ini belum termasuk susu gratis.

Lantas, apa saja komentar Sri Mulyani mengenai program makan siang gratis tersebut?

1. Defisit APBN Bakal Makin Lebar

Pemerintah sendiri sudah menargetkan defisit APBN 2025 maksimal di angka 2,8 persen. Angka ini melebar jika dibandingkan target 2024 yang sebesar 2,29 persen. Salah satu penyebabnya adalah program makan siang gratis ini.

"Semuanya sudah harus masuk di situ, enggak ada yang on top. Gitu ya. Jadi di dalam defisit itu sudah termasuk seluruh kebutuhan kementerian/lembaga dan berbagai komitmen-komitmen yang ada," ujar Sri Mulyani.

2. Penghitungan Anggaran Baru Bulan Depan

Sri Mulyani mengakui belum bisa membahas mengenai detail anggaran mengenai makan siang gratis ini. Hal tersebut lantaran masih menghormati keputusan KPU mengenai hasil Pemilu 2024.

"Bulan depan nanti kita fokusnya lebih kepada pagu indikatif dan program-program prioritas seiring nanti KPU sudah memutuskan siapa pemerintahan yang official memenangi pemilu," ucapnya.

3. Penyesuaian Program Lain di 2025

Adanya kebutuhan program makan siang gratis ini, Menkeu memastikan ada penyesuaian program-program lain. 

"Ini nanti kita lihat dari existing program dengan apa yang akan masuk baru. Itu nanti akan dihitung dalam sebulan ke depan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya