Liputan6.com, Jakarta Malaysia optimis bahwa kinerja mata uangnya, Ringgit akan membaik tahun ini.
Seperti diketahui, Ringgit mengalami pelemahan hingga 3,7 persen, mencapai level terendah dalam 26 tahun pekan lalu.
Baca Juga
Kementerian Keuangan Malaysia mengatakan pada Kamis (28/2) bahwa pihaknya memperkirakan nilai ringgit akan terapresiasi tahun ini.
Advertisement
Menteri Keuangan Kedua Amir Hamzah Azizan mengatakan kepada parlemen bahwa penyesuaian kebijakan moneter bank sentral tidak bertujuan untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang asing, dan menambahkan bahwa setiap kenaikan suku bunga acuan negara berisiko membebani masyarakat.
“Seiring dengan peningkatan ekspor pada bulan Januari dan prospek investasi yang sangat baik… dengan fokus pada kemudahan melakukan bisnis (di dalam negeri), saya yakin ringgit akan berkinerja lebih baik tahun ini,” kata Amir Hamzah, dikutip dari Channel News Asia, Kamis (29/2/2024).
Salahkan Faktor Eksternal
Amir Hamzah menyebut, melemahnya Ringgit sebagian besar disebabkan oleh faktor eksternal, termasuk penguatan dolar AS dan ketidakpastian ekonomi di China, dan tidak mencerminkan fundamental dan prospek ekonomi Malaysia secara keseluruhan.
Selain itu, ia juga menegaskan kembali bahwa Malaysia tidak berencana mematok mata uang mereka terhadap dolar AS seperti yang dilakukan pada Krisis Keuangan Asia tahun 1998.
Upaya Pemerintah Malaysia
Sejauh ini, Kementerian Keuangan dan Bank Negara Malaysia (BNM) telah mengambil langkah-langkah untuk mengatasi depresiasi Ringgit, termasuk mendorong perusahaan-perusahaan terkait negara untuk memulangkan pendapatan investasi asing dan mengkonversi pendapatan tersebut ke dalam ringgit secara lebih konsisten, kata Amir Hamzah.
BNM juga telah meningkatkan upaya untuk mengekang pergerakan nilai Rnggit yang berlebihan, dan mendorong perusahaan lokal untuk menggunakan Ringgit untuk penyelesaian ekspor guna mengurangi ketergantungan pada dolar.
Malaysia memperkirakan ekonominya akan tumbuh antara 4 persen-5 persen tahun ini, naik dari 3,7 persen pada tahun 2023.
Bank sentral mempertahankan suku bunga utama tidak berubah pada angka 3,00 persen bulan lalu di tengah moderasi inflasi, dan memperingatkan risiko terhadap pertumbuhan karena permintaan eksternal yang lebih lemah dari perkiraan dan penurunan produksi komoditas.
Para ekonom memperkirakan BNM akan mempertahankan suku bunga stabil setidaknya hingga akhir tahun 2025.
Advertisement