Menkes: Kalau 6 Tahun Lagi Gaji Rata-Rata Pekerja Belum Rp 15 Juta, Indonesia Gagal Jadi Negara Maju

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan, Indonesia baru bisa dikatakan sebagai negara maju jika gaji rata-ratanya berada di level USD 13.000 per tahun, atau Rp 15 juta per bulan.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 07 Mar 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 18:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan, Indonesia baru bisa dikatakan sebagai negara maju jika gaji rata-ratanya berada di level USD 13.000 per tahun, atau Rp 15 juta per bulan. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menekankan, Indonesia baru bisa dikatakan sebagai negara maju jika gaji rata-ratanya berada di level USD 13.000 per tahun, atau Rp 15 juta per bulan.

Namun faktanya, ia mengungkapkan, gaji rata-rata para pekerja di Indonesia saat ini masih jauh untuk bisa dikategorikan sebagai masyarakat negara maju.

"Saya orang ekonomi, negara maju definisinya jelas. Pendapatan per kapita USD 13.000 per tahun. Jadi selama belum bisa tembus itu, belum bisa masuk negara maju," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam acara peresmian bersama Mal Pelayanan Publik (MPP), Kamis (7/3/2024).

"Sekarang Indonesia USD 4.800, harus jadi tiga kali lipat USD 13.000. Kalau dollar susah itung-itungnya orang Indonesia, dirupiahin boleh. Pendapatan rata-rata per bulan harus Rp 15 juta, sekarang Indonesia Rp 5 juta," ungkapnya.

Menurut dia, Indonesia masih punya waktu sampai 2030 untuk bisa menaikan gaji rata-rata para pekerja di level Rp 15 juta per bulan. Sebab pada tahun itu Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi.

"Sejarah membuktikan waktunya 5 tahun sampai 2035. Jadi kalau bangsa Indonesia dalam 6-11 tahun lagi gagal menembus USD 13.000, seumur hidup bangsa negeri ini, anak kita, cucu kita tidak akan pernah merasakan hidup sebagai rakyat negara maju," sebutnya.

"Jadi kita musti memastikan, 6-11 tahun ke depan harus kerja sangat kerasa untuk naikin GDP per capita dari USD 4.800 ke USD 13.000," kata Menkes.

Brazil

Sebagai contoh, ia menyebut Brazil yang pintu untuk menjadi negara maju sudah tertutup. Meskipun pendapatan per kapita Negeri Samba tembus USD 8.200 per tahun, namun populasinya kini telah menua.

"Saya datang ke sana kemarin, datang ke puskesmas, yang datang di Brazil orang-orang tua. Brazil itu menurut saya sangat sulit jadi negara maju, karena populasinya sudah tua, aging. Enggak punya bahan bakar untuk menembus USD 13.000," tutur Menkes Budi Gunadi Sadikin.

 

Menkes Budi Beri Tips Sehat untuk Capai Indonesia Emas 2045

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menghadiri Rapat Koordinasi Nasional Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) pada Senin (11/9/2023) di Jakarta. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, mengunjungi Yayasan Lions Club Indonesia (YLI) di Jakarta pada Rabu, 6 Maret 2024. Sebagai organisasi nirlaba, YLI memiliki tujuan mengumpulkan dana dari masyarakat untuk mendukung bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan hidup, serta memberikan bantuan pada kegiatan kemanusiaan dan penanggulangan bencana alam.

Dalam sambutannya selama kunjungan, Menkes Budi menyampaikan bahwa Indonesia akan menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030. Pada periode tersebut, mayoritas penduduk Indonesia akan berada dalam usia produktif, yang dianggap momentum penting untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan menjadikan negara ini sebagai negara maju.

Lebih lanjut Menkes Budi menekankan bahwa untuk menjadi negara maju, pendapatan per kapita harus mencapai Rp15 juta per bulan. Untuk mencapai tujuan tersebut, menjaga kesehatan masyarakat usia produktif menjadi kunci. Kementerian Kesehatan telah melakukan berbagai langkah, termasuk peningkatan layanan primer di puskesmas dan posyandu.

Menteri Budi menyadari bahwa banyak orang di dunia menganggap sehat sebagai ketika sembuh dari penyakit. Namun, strategi yang lebih tepat adalah dengan fokus pada pencegahan dan menjaga kesehatan daripada mengobati penyakit, seperti dikutip dari SehatNegeriku pada Kamis, 6 Maret 2024.

Dalam konteks ini, Menteri Budi memberikan dua tips sederhana untuk menjaga kesehatan masyarakat, yaitu dengan mengatur pola makan dan berolahraga minimal tiga kali seminggu. Ia menegaskan bahwa menjaga kesehatan dapat dicapai dengan cara yang sederhana, yakni dengan menjaga pola makan dan aktif berolahraga.

 

 

Mencapai Indonesia Emas 2045

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Saat Menghadiri Pameran Seni 'Close the Care Gap' yang Diselenggarakan MSD dan YKI di Pantai Indah Kapuk 2 pada Minggu, 4 Februari 2024 (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, Saat Menghadiri Pameran Seni 'Close the Care Gap' yang Diselenggarakan MSD dan YKI di Pantai Indah Kapuk 2 pada Minggu, 4 Februari 2024 (Liputan6.com/Aditya Eka Prawira)

Menkes Budi Gunadi Sadikin menutup sambutannya dengan menekankan pentingnya kesehatan dan bagaimana semua pihak, bukan hanya pemerintah, harus berpartisipasi dalam upaya menjaga kesehatan masyarakat. Ia menyoroti pentingnya kerjasama bersama untuk membangun Indonesia Sehat.

Dia juga menekankan bahwa upaya ini tidak hanya melibatkan program-program kesehatan, tapi juga memerlukan pendekatan ke masyarakat. Menkes menegaskan bahwa bangsa Indonesia memiliki modal sosial yang luar biasa untuk bersama-sama menyelesaikan masalah kesehatan demi mencapai Indonesia Emas 2045.

Setelah memberikan sambutan, Menteri Budi melanjutkan kunjungannya dengan mengunjungi klinik utama cuci darah milik YLI dan berbincang-bincang dengan pasien yang sedang menjalani proses cuci darah di klinik tersebut.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya