Liputan6.com, Jakarta Bank DKI mengintegrasikan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan atau Environmental, Social, dan Governance (ESG) pada setiap program CSR perusahaan. Salah satunya yaitu Jakarta Koperasi Hidroponik (JAKONIK), sebuah program yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam mengembangkan kebun hidroponik yang berbasis pemberdayaan masyarakat.
Saat ini, JAKONIK telah memiliki 9 kelompok anggota yang tersebar di 9 wilayah rusun di Jakarta.
Baca Juga
Para anggota JAKONIK telah dibekali pelatihan dan pendampingan untuk memaksimalkan hasil panen serta pengelolaan bisnis hidroponik dari hulu hingga hilir, dengan cakupan peran sebagai pusat pemasaran hidroponik, pusat pendampingan usaha hidroponik, penyedia layanan edukasi, penyedia sarana dan prasarana seperti pupuk, bibit dan peralatan.
Advertisement
Bank DKI pun terus menjaga konsistensi penerapan keuangan berkelanjutan dengan terus mengintegrasikan prinsip ESG melalui penyelenggaraan berbagai kegiatan keuangan berkelanjutan,
Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI, Amirul Wicaksono mengatakan, dalam kaitannya dengan penerapan ESG, Bank DKI memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dalam mendukung visi keberlanjutan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
”Bank DKI tidak hanya berperan sebagai entitas bisnis semata, namun juga mengemban tanggung jawab dalam pelayanan publik dengan terus mengimplementasikan Program Keuangan Berkelanjutan dengan menghadirkan invoasi produk dan layanan yang mendukung terhadap lingkungan, ekonomi, sosial, dan masyarakat,” ujar Amirul dikutip Jumat (8/3/2024).
Atas upaya tersebut, Bank DKI pun meraih apresiasi berupa penghargaa Pemenang kategori ESG Recognized Commitment. Direktur Kepatuhan Bank DKI, Ateng Rivai menyampaikan ucapan terima kasih dan apresiasi atas penghargaan yang diberikan kepada Bank DKI.
“Apresiasi ini menjadi wujud komitmen kami dalam mengintegrasikan faktor lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan (ESG) ke dalam keputusan keuangan, termasuk didalamnya peningkatan transparansi dalam laporan keuangan,” ujar Ateng.
Keberhasilan Bank DKI dalam meraih Penghargaan ESG Reconized Commitment tersebut didasarkan pada sejumlah indikator penilaian, yakni berdasarkan dekomposisi risiko ESG dan skoring ESG report.
Pengukuran apresiasi mengacu pada nilai yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2023 yang memiliki risiko rendah, produk perusahaan yang sesuai dengan prinsip ESG, kegiatan sosial masyarakat yang dilakukan perusahaan, serta sertifikasi yang dimiliki perusahaan terkait bidang ESG.
Tertinggi Dalam Sejarah, Laba Bersih Bank DKI Tembus Rp1,02 Triliun
Sebelumnya, Bank DKI berhasil membukukan laba bersih kuartal IV 2023 sebesar Rp1,02 triliun atau tumbuh 8,63 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp939,11 miliar.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyebut pembukuan ini merupakan pencapaian laba bersih tertinggi sejak Bank DKI berdiri tahun 1961.
“Pencapaian kinerja ini merupakan salah satu milestone Bank DKI yang terwujud berkat dukungan dan kepercayaan dari seluruh pemangku kepentingan” kata Romy dalam keterangannya, Senin (19/02).
Ia membeberkan peningkatan laba bersih ini didorong dari peningkatan pendapatan bunga yang tumbuh 17,82 persen menjadi Rp5,34 triliun pada Q4 2023 dari sebelumnya Rp4,53 triliun pada Q4 2022.
Kemudian juga didorong dari peningkatan fee based income sebesar 8,47 persen dari sebelumnya Rp576,00 miliar pada Q4 2022 menjadi Rp624,77 miliar pada Q4 2023.
Sepanjang tahun 2023, Romy bilang, Bank DKI telah menyalurkan kredit termasuk pembiayaan syariah sebesar Rp52,00 triliun pada Q4 2023 dari Rp48,37 triliun pada Q4 2022 atau tumbuh sebesar 7,50 persen.
Pertumbuhan kredit dan pembiayaan didorong oleh terutama pada segmen kredit ritel yang tumbuh sebesar 49,01 persenmenjadi Rp1,93 triliun pada Q4 2023, dari Rp1,29 triliun pada Q4 2022.
Advertisement
Pertumbuhan Segmen Kredit Mikro
Sedangkan pertumbuhan segmen kredit mikro naik sebesar 42,67 persen menjadi Rp3,66 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp2,56 triliun pada Q4 2022.
Akselerasi pertumbuhan kredit ritel dan mikro tersebut mendorong peningkatan porsi kredit UMKM secara akumulasi dibanding total kredit Bank DKI hingga mencapai 10,74 persen pada akhir 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 7,98 persen.
“Peningkatan porsi UMKM ini selaras dengan visi dan misi Bank DKI serta sebagaimana harapan pemegang saham Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk bisa terus meningkatkan pemberdayaan UMKM,” jelas Romy.
Selain itu, kredit konsumer turut mencatat pertumbuhan positif sebesar 11,58 persen menjadi sebesar Rp22,10 triliun pada Q4 2023, dari posisi Rp19,81 triliun pada Q4 2022. Pertumbuhan juga diikuti pada segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada Q4 2023 tumbuh 6,37 persen menjadi Rp17,56 triliun, dari posisi Rp16,51 triliun pada Q4 2022.