Menteri ESDM Minta PLN Segera Pensiunkan Pembangkit Listrik Diesel

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menunggu eksekusi yang dijalankan oleh PLN. Mengingat, ada target 1,6 GW pembangkit diesel yang konsumsi solarnya perlu dikurangi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Mar 2024, 16:01 WIB
Diterbitkan 09 Mar 2024, 16:01 WIB
PLTU Paiton
Komplek Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( PLTU ) Paiton merupakan salah satu PLTU terbesar di Indonesia. PT PLN (Persero) tengah menggenjot upaya menyetop operasional dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Langkah ini perlu dilengkapi dengan infrastruktur ketenagalistrikan yang kuat.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta PT PLN (Persero) segera mengganti pembangkit listrik tenaga diesel atau dedieselisasi. Dia mengatakan program tersebut belum berjalan secara optimal.

Diketahui, upaya penggantian tersebut guna mengurangi penggunaan solar sebagai tenaga pembangkit listrik. Tujuannya tak lain untuk mengurangi tingkat emisi yang dihasilkan.

"Harusnya sih jalan, makanya sekarang kita lagi dorong terus," kata Arifin Tasrif di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Sabtu (9/3/2024).

Dia menjelaskan, harga gas sebagai dalah satu pengganti solar tadi tidaklah mahal. Jadi, harga gas untuk listrik dinilai bukan satu alasan terhambatnya proses defieselisasi.

Arifin mengatakan, pihaknya masih menunggu eksekusi yang dijalankan oleh PLN. Mengingat, ada target 1,6 GW pembangkit diesel yang konsumsi solarnya perlu dikurangi.

"Sampai sejauh mana tuh ada 1,6 GW yang mau, udah kita program 3 tahun lalu ya, belum jalan," kata dia.

"Terus ada lagi yang kecil-kecil jumlahnya juga kurang lebih hampir sama segitu, yang ada 2.200 pembangkit kecil-kecil diminta supaya dieselnya diganti," pungkasnya.

Pensiunkan Pembangkit Diesel

Sebelumnya, PT PLN (Persero) tengah menggenjot upaya menyetop operasional dari Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Langkah ini perlu dilengkapi dengan infrastruktur ketenagalistrikan yang kuat.

Guna menunjang upaya itu, PLN berhasil membangun 191 tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV Sandai - Incomer untuk wilayah Ketapang-Sukadana, Kalimantan Barat. Kemudian, memberikan tegangan listrik pada Gardu Induk (GI) dengan kapasitas 30 Megavolt Ampere (MVA) di Desa Muara Jekak, Kecamatan Sandai, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Keduanya mendorong langkah penonaktifan PLTD Aggreko Tayap berkapasitas 7,8 MW dan juga sekaligus menjadi salah satu upaya dalam mencapai Net Zero Emissions (NZE) pada tahun 2060.

 

Tancap Gas

Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Karang yang berlokasi di daerah Pluit, Jakarta Utara. Dok PLN
Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Muara Karang yang berlokasi di daerah Pluit, Jakarta Utara. PT PLN (Persero) akan segera melantai di Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon), dan mengklaim bakal menjadi trader terbesar dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2.Dok PLN

Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan dalam upaya mengejar rasio elektrifikasi dan mengurangi penggunaan fosil sebagai bahan bakar, PLN terus memperkuat infrastruktur kelistrikan seperti jaringan transmisi maupun distribusi.

"2024 kami mulai dengan tancap gas membangun infrastruktur jaringan. Beroperasinya jaringan transmisi dan gardu induk ini akan semakin memperkuat keandalan sistem kelistrikan sekaligus menekan penggunaan bahan bakar berbasis fosil,” ujar Darmawan dalam keterangannya, Minggu (28/1/2024).

Darmawan menambahkan, dengan pasokan listrik yang andal akan mendukung masyarakat dan para pelaku usaha agar nyaman dalam beraktivitas sehingga akan meningkatkan produktivitasnya.

 

Keandalan Listrik

Oksigen dari PLTU
PT PLN (Persero) menghasilkan 2.654 tabung oksigen setahun dari Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PTGU) Priok yang dioperatori anak usahanya yaitu PT Indonesia Power.

General Manager PLN UIP KLB, Muhammad Dahlan Djamaluddin mengatakan dengan energize-nya proyek tersebut, PLN telah mengambil langkah maju menuju pencapaian keandalan listrik dalam rangka sistem interkoneksi di seluruh Kalimantan.

“SUTT ini memiliki Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) lebih dari 90 persen dan infrastruktur GI dengan TKDN hampir 70 persen ini merupakan bagian dari pengembangan interkoneksi sistem kelistrikan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.

Melalui pembangunan infrastruktur ini akan meningkatkan keandalan listrik di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah, sehingga masyarakat dapat menikmati listrik dengan kualitas yang lebih baik,“ terang Dahlan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya