Harga Masih Mahal, Bulog Kebut Impor Beras 2 Juta Ton

Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.

oleh Septian Deny diperbarui 21 Mar 2024, 13:50 WIB
Diterbitkan 21 Mar 2024, 13:50 WIB
5000 Ton Beras Impor Asal Vietnam Tiba di Pelabuhan Tanjung Priok
Pekerja melakukan aktivitas bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (16/12/2022). Perum Bulog mendatangkan 5.000 ton beras impor asal Vietnam guna menambah cadangan beras pemerintah (CBP) yang akan digunakan untuk operasi pasar. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog sebagai operator pelaksana akan segera mempercepat realisasi impor beras sesuai Persetujuan Impor (PI) yang telah diterbitkan oleh Kementerian Perdagangan sejumlah 2 juta ton beras.

Penugasan impor dari pemerintah 3,6 juta ton, namun eksekusi sesuai dengan kebutuhan untuk penyaluran Bantuan Pangan, SPHP dan keperluan pemerintahan lainnya serta stok akhir tahun diatas 1,2 juta. Apabila produksi di dalam negeri meningkat, Perum Bulog pasti akan mengutamakan penyerapan dalam negeri.

"Dengan penambahan kuota impor dari pemerintah, Perum Bulog akan melaksanakan tugas untuk menjaga kepastian pemenuhan Cadangan Pangan Pemerintah," dikutip dari keterangan tertulis Perub Bulog, Kamis (21/3/2024).

⁠Impor tetap dilakukan secara bertahap dan terukur, dengan tetap memperhatikan masa panen dan neraca pangan perberasan.

Perum Bulog sigap untuk melaksanakan program pemerintah dalam rangka stabilisasi harga, agar masyarakat bisa mengakses beras dengan harga yang terjangkau.

Perum Bulog secara konsisten terus melakukan upaya-upaya untuk membantu mengatasi isu kelangkaan dan kenaikan harga beras, antara lain melalui program Bulpg Siaga.

Harga Beras Hari Ini

Sejumlah harga pangan di tanah air mengalami penurunan di minggu kedua bulan suci Ramadhan. Dilansir dari laman Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional per 21 Maret 2024, misalnya harga komoditas cabai, daging ayam, beras hingga bawang merah mengalami penurunan.

Untuk komoditas cabai merah besar di kisaran Rp 32.200 per kg atau mengalami penurunan harga 56,63 persen. Kemudian, cabai merah keriting Rp 35.400 per kg atau turun 51,24 persen, cabai rawit hijau Rp 21.450 per kg atau turun 62,24 persen, dan harga cabai rawit merah Rp 35.250 per kg yakni turun 50 persen.

Selain itu, harga pangan yang mengalami penurunan ada bawang merah Rp 31.850 per kg atau turun 13,33 persen. Sementara untuk harga bawang putih masih mengalami mahal di kisaran Rp 41.00 per kg dari sebelumnya Rp 42.500 per kg.

Selanjutnya, harga daging ayam juga mengalami penurunan 17,66 persen yakni Rp 32.400 per kg. Untuk harga daging sapi di kisaran Rp 123.800 per kg atau turun 11,13 persen dari sebelumnya Rp 138.800 per kg

Sama halnya untuk komoditas beras medium juga turun 7,5 persen dikisaran Rp 14.800 per kg, sedangkan beras premium turun hingga 10,71 persen yakni Rp 15.000 per kg.

 

Bulog Sebar 250 Ribu Ton Beras hingga Lebaran 2024

Stok Beras Bulog Aman Hingga Akhir Tahun 2021
Petugas mendata ketersediaan stok beras di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Rabu (29/12/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menjamin tahun ini stok beras aman dan tidak ada impor untuk kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Perum Bulog menargetkan distribusi beras stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) di seluruh Indonesia sebanyak 250 ribu ton untuk Maret 2024 hingga Hari Raya.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum Bulog Mokhamad Suyamto mengatakan, ketersediaan stok dari Bulog sebesar 1,1 juta ton yang tersebar di seluruh gudang Bulog di seluruh Indonesia menjamin kecukupan dalam menghadapi hari raya.

"Penggelontoran distribusi beras SPHP tersebut meliputi di pasar ritel modern, pasar tradisional, Gerakan Pangan Murah yang bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat dan giat operasi pasar," ujar Suyamto dikutip dari Antara, Rabu (20/3/2024).

Adapun salah satu tujuan menggelontorkan beras ini adalah agar masyarakat bisa menikmati langsung. harga beras yang sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) di tengah harga beras yang masih cukup tinggi.

BULOG juga menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) melalui Bantuan Pangan beras ke seluruh penerima manfaat. Sejauh ini, Bulog sudah mencapai realisasi sebesar 70 persen untuk alokasi Bulan Januari-Maret 2024 dengan target penuntasan alokasi pada bulan ini.

Selain itu, Bulog telah melakukan penyerapan gabah hasil panen pada Maret. Terkait hal ini, Bulog mempunyai sua skema penyerapan, yakni secara kewajiban pelayanan publik atau public service obligation (PSO) dan komersil di mana awal tahun ini, perusahaan telah menyerap lebih dari 21 ribu ton setara beras.

"Kami juga memiliki infrastruktur modern yang dapat menunjang proses penyerapan gabah/beras, yakni 10 titik Sentra Penggilingan Padi skala besar di seluruh Indonesia yang saat ini sudah menyerap gabah hingga 7 ribu ton," kata Suyamto.

Bulog: 450 Ribu Ton Beras Impor Masuk Maret 2024

Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan banyak stok beras justru ada di rumah tangga. Dia menilai masyarakat lebih banyak memiliki beras jika diakumulasikan.

Perum Bulog memastikan sebanyak 450 ribu ton beras impor akan kembali masuk Indonesia di sisa Maret 2024 ini. Dengan begitu, beras yang dikuasai Bulog akan semakin bertambah.

Diketahui, ada kewajiban pengamanan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) di level 1,2 juta ton. Angka ini menjadi patokan amannya stok beras untuk stabilisasi.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Bulog, Mokhammad Suyamto mengatakan, hingga saat ini sudah masuk sebanyak 970.000 ton beras impor. Ini termasuk dengan carry over sebesar 500.000 ton dari 2023.

"Realisasi pemasukannya, secara garis besarnya gini, carry over yang 2023 masuk 2024 itu 500 ribu ton. Kemudian kita sudah kontrak 800 ribu (secara) B2B, 100 ribu (secara) G2G," kata Suyamto dalam Konferensi Pers di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

 

Kebijakan B2B

Tinjau Harga Beras di Pasar
Tim Satgas Pangan Polda Metro Jaya dan Perum Bulog mengecek kualitas beras saat melakukan peninjauan di Pasar Tomang Barat, Jakarta, Rabu (21/11). Kegiatan tersebut untuk memantau stabilitas harga beras medium di pasaran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dia menjelaskan, kebijakan B2B adalah kerja sama Bulog dengan suplier langsung. Sementara, G2G adalah kerja sama antar negara. Misalnya, Indonesia dengan Thailand dan Kamboja.

"Yang sudah masuk saat ini adalah 970 ribu ton. Sehingga sampai (akhir) Maret nanti masih akan masuk 450 ribu ton," sambungnya.

Dia menjelaskan, setelah masuknya besaran tadi di akhir Maret ini, pihaknya akan memantau kemampuan stok dan penyerapan dalam negeri. Selain itu, pihaknya mempersiapkan lagi untuk kedatangan pada April-Mei 2024 nanti.

"Saat ini kita juga sedang proses pengadaan lagi untuk kedatangan April dan Mei. Jadi April-Mei nanti kita lihat kondisinya apa. Tapi sampai Maret kita lihat cukup, nanti April-Mei kita lihat kondisinya, baru nanti pengadaan lagi," pungkasnya.

 

 

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya