Inflasi Maret 2024 Tembus 0,52%, BPS Ungkap Biangkeroknya

Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Apr 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 01 Apr 2024, 12:00 WIB
Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pangan Mulai Merangkak Naik
Kenaikan harga pangan biasanya tecermin dari tekanan inflasi yang cenderung meningkat pada periode tersebut. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat seluruh komponen mengalami inflasi pada Maret 2024. Secara bulanan inflasi Maret mencapai 0,52 persen.

Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti menjelaskan, inflasi bulan ke bulan  ini didorong oleh seluruh komponen, terutama komponen harga bergejolak.

"Komponen inti mengalami inflasi sebesar 0,23 persen, komponen ini memberikan andil inflasi sebesar 0,15 persen," kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Senin (1/4/2024).

Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi komponen inti adalah emas perhiasan, minyak goreng, dan nasi dengan lauk.

Sementara, komponen harga diatur Pemerintah mengalami inflasi sebesar 0,08 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen harga diatur Pemerintah adalah Sigaret Kretek Mesin (SKM).

Lalu, komponen harga bergejolak mengalami inflasi sebesar 2,16 persen dengan andil inflasi sebesar 0,36 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi komponen harga bergejolak adalah telur ayam ras, daging ayam ras, beras, cabai rawit, bawang putih, dan bawang merah.

Kata Amalia, BPS mencatat, tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

BPS: Inflasi Maret 2024 Sentuh 0,52%

FOTO: Kenaikan Sejumlah Bahan Pokok Picu Laju Inflasi
Pedagang sayuran menunggu pembeli di sebuah pasar di Jakarta, Rabu (1/4/2020). Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pada Maret 2020 terjadi inflasi sebesar 0,10 persen, salah satunya karena adanya kenaikan harga sejumlah makanan, minuman, dan tembakau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi Indonesia mencapai 0,52 persen pada Maret 2024 secara bulanan atau secara month to month (mtm). Angka inflasi ini lebih tinggi dari Februari 2024  sebesar 0,37  persen.

Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti mengatakan, sementara inflasi pada Maret 2024 mencapai 3,05 persen secara tahunan atau year on year, dan secara tahun kalender year to date terjadi inflasi sebesar 0,93 persen.

"Pada Maret 2024 terjadi inflasi sebesar 0,52 persen secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen IHK dari 105,58 pada Februari 2024 menjadi 106,13 pada Maret 2024," kata Amalia dalam konferensi pers BPS, Senin (1/4/2024).

BPS mencatat, tingkat inflasi bulanan Maret 2024 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama pada tahun lalu.

 

Kelompok Pengeluaran

Adapun kelompok pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar  berasal dari makanan minuman dan tembakau dengan laju inflasi sebesar 1,42 persen dan memberikan andil inflasi sebesar 0,41 persen, dengan komoditas penyumbang utama inflasi adalah telur ayam ras dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, daging ayam ras dengan adil inflasi sebesar 0,09 persen, beras dengan adil inflasi sebesar 0,09 persen, cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen, serta bawang putih dengan andil inflasi sebesar 0,02 persen.

"Pada kelompok makanan minuman dan tembakau juga terdapat komoditas yang memberikan andil deflasi, diantaranya adalah cabai merah dan tomat yang memberikan andil deflasi masing-masing sebesar minus 0,02 persen," ujarnya.

Selanjutnya, secara sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, tercatat sebanyak 34 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 4 lainnya mengalami deflasi. "Inflasi tertinggi sebesar 1,07 persen terjadi di provinsi Sulawesi Utara, deflasi terdalam terjadi di Provinsi Maluku sebesar 0,46 persen," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya