Liputan6.com, Jakarta Harga emas kembali mencapai rekor puncaknya pada hari Selasa (Rabu waktu Jakarta). Harga emas dunia meroket karena para pedagang mengambil aset safe haven di tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, sebagian besar mengabaikan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan mengurangi taruhan terhadap penurunan suku bunga AS.
Dikutip dari CNBC, Rabu (3/4/2024), harga emas di pasar spot naik 1,2% menjadi USD 2.276,79 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD 2.276,89. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,6% menjadi USD 2.292,70.
Baca Juga
“Kami melihat sejumlah permintaan safe haven mengalir ke emas, yang berkaitan dengan serangan Israel terhadap kedutaan besar Iran di Suriah,” kata Ahli Strategi Komoditas TD Securities, Daniel Ghali.
Ole Hansen dari Saxo Bank mengatakan penawaran beli dari bank ritel dan bank sentral diikuti oleh spekulan yang mengikuti momentum yang telah memperpanjang posisi beli mereka setelah emas menembus di atas USD 2.200.
Advertisement
Kombinasi dorongan bullish telah mendorong harga emas batangan hampir 10% lebih tinggi sepanjang tahun ini.
“Apa yang membuat reli emas sangat tidak biasa adalah bahwa hal itu terjadi meskipun ada hambatan tradisional yang signifikan dengan kenaikan dolar AS, imbal hasil obligasi pemerintah yang meningkat, kemungkinan kenaikan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama,” kata analis independen Ross Norman.
Dolar AS Menguat
Dolar AS melonjak setelah data Senin menunjukkan manufaktur AS tumbuh untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun pada bulan Maret.
Para pedagang mengurangi spekulasi penurunan suku bunga pada bulan Juni menjadi 58% dibandingkan sekitar 60% sebelum data tersebut dirilis, yang dalam keadaan normal, akan menekan harga emas batangan tanpa imbal hasil.
Pedagang Logam Independen di New York, Tai Wong mengatakan, meski pasar emas masih berada dalam 'suasana yang sangat bullish' pasar mungkin perlu melakukan konsolidasi di tengah pergeseran kembali ke pandangan yang lebih hawkish terhadap kebijakan Federal Reserve, kata
Selain harga emas, harga perak naik 4% menjadi USD 26,08 per ounce. Kemudian, harga platinum naik 2,4% menjadi USD 923,20, dan harga paladium naik 0,2% pada USD 998,50.
Lagi-lagi Harga Emas Dunia Cetak Rekor Tertinggi sepanjang Sejarah
Harga emas dunia menguat dan kembali mencetak level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan hari Senin. Pendorong kenaikan harga emas dunia ini karena ekspektasi penurunan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dan daya tarik logam mulia ini sebagai aset save haven.
Mengutip CNBC, Selasa (2/4/2024). harga emas di pasar spot naik 0,3% dan diperdagangkan pada level USD 2.240,04 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,8% menjadi USD 2.257.10 per ounce.
Harga logam mulia ini mencapai level tertinggi di angka USD 2.286,4 per ounce.
“Saya pikir ini adalah momen yang sangat menarik untuk emas,” kata analis pasar World Gold Council, Joseph Cavatoni kepada CNBC.
“Apa yang sebenarnya mendorong hal ini adalah menurut saya, banyak spekulan pasar yang benar-benar mendapatkan kepercayaan dan kenyamanan [dalam] pemotongan suku bunga The Fed,” katanya.
Para analis dan pengamat memperkirakan the Fed akan memangkas suku bunga pada bulan Juni.
Berdasarkan data yang dirilis pada Jumat lalu, pengukur inflasi utama The Fed untuk Februari naik 2,8% YoY. Kemungkinan akan membuat bank sentral AS menahan diri sebelum dapat mulai mempertimbangkan penurunan suku bunga.
The Fed tetap mempertahankan suku bunga pada akhir pertemuan bulan Maret kemarin. Namun tetap bertahan pada perkiraan penurunan suku bunga sebanyak tiga kali pada tahun ini.
Harga emas cenderung memiliki hubungan terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset pendapatan tetap seperti obligasi, yang akan memberikan imbal hasil yang lebih lemah di lingkungan dengan suku bunga rendah.
Advertisement
Harga Emas Batangan
Manajer portofolio di perusahaan manajemen investasi Gabelli Funds Caesar Bryan mengatakan, harga emas batangan menguat karena permintaan luar negeri yang melambung.
“Di Tiongkok, investor swasta tertarik pada emas karena kinerja sektor real estate yang buruk,” kata Bryan, seraya menambahkan bahwa perekonomian Tiongkok secara umum masih lemah dan pasar saham serta mata uangnya tidak berkinerja baik.
Reli emas sejauh ini dipicu oleh kuatnya pembelian dari bank sentral dunia dalam upaya mendiversifikasi portofolio cadangan karena risiko geopolitik, inflasi domestik, dan melemahnya dolar AS, kata Cavatoni dari World Gold Council.
“Dasar yang sangat kuat bagi mereka untuk terus membeli. Tetapi mari kita lihat apakah jumlah mereka akan terus meningkat dan bertahan lama,” tambahnya.