Liputan6.com, Jakarta PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan mengumumkan, berdasarkan laporan keuangan audited hingga akhir 2023, total akumulasi dana yang telah dialirkan ke sektor pembiayaan perumahan sejak 2005 mencapai Rp 103,75 triliun.
Adapun total aset SMF hingga akhir 2023 mencapai Rp 45,71 triliun. Pencapaian tersebut ditopang oleh kegiatan penyaluran pinjaman sebesar Rp 13,09 triliun. Sementara laba bersih di tahun 2023 mencapai Rp 466 miliar.
Baca Juga
Direktur utama SMF Ananta Wiyogo mengatakan, dari seluruh dana yang telah dialirkan, SMF telah membiayai kurang lebih 2 juta debitur KPR (termasuk KPR Program FLPP). Kucurannya terbagi atas 85,11 persen wilayah barat, 13,91 persen wilayah tengah, dan sisanya sebesar 0,59 persen wilayah timur.
Advertisement
Selama 2023 silam, perseroan juga telah menyalurkan produk-produk dalam rangka implementasi perluasan mandat dari pemerintah sebesar Rp 6,5 triliun. Terdiri dari Kredit Konstruksi, Kredit Mikro Perumahan, KPRumah Usaha, KPR Inden/PPJB, serta KPR Sewa-Beli atau Rent to Own (RTO).
"SMF berkomitmen untuk mendorong pembiayaan di sektor perumahan dengan berkontribusi secara aktif melalui kegiatan usaha yang efektif dan berkelanjutan, sebagai upaya untuk mendukung pertumbuhan sektor perumahan yang berkelanjutan," ujar Ananta dalam sesi konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis (4/4/2024).
Menurut laporan SMF, Sejak Agustus 2018 hingga 31 Desember 2023, perusahaan telah menerima dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 9,33 triliun, yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). PMN yang diterima kemudian dikombinasikan dengan penerbitan surat utang(leveraging). Sehingga perseroan dapat menyalurkan pembiayaan KPR FLPP dengan nilai sebesar Rp 21,64 triliun.
Penerbitan Surat Utang Korporasi
Terkait penerbitan surat utang korporasi sebagai sumber pendanaan, SMF selama 2023 lalu telah menerbitkan obligasi dan sukuk dengan total sebesar Rp 6,85 triliun melalui penerbitan Obligasi PUB VI Tahap IV, Obligasi PUB VII Tahap I, Sukuk Musyarakah PUB I Tahap I, Obligasi PUB VII Tahap II, Obligasi Berwawasan Sosial PUB I Tahap I, dan Sukuk Musyarakah Berwawasan Sosial PUB I Tahap I.
Sampai dengan akhir 2023, posisi (outstanding) surat utang dan sukuk SMF mencapai Rp19,35 triliun dan (oustanding) pendanaan jangka panjang dari bank sebesar Rp 3,90 triliun.
Di sisi lain, perseroan juga aktif menerbitkan surat utang sejak 2009. Hingga akhir 2023, SMF sudah melakukan 57 kali penerbitan dengan jumlah Rp 57,27 triliun. Terdiri dari 44 kali penerbitan Obligasi dan Sukuk (penawaran umum) sebesar Rp 52,48 triliun, 12 kali Medium Term Notes (penawaran terbatas) sebesar Rp 4,67 triliun, dan 1 kali penerbitan Surat Berharga komersial sebesar Rp 120 miliar.
Advertisement
Obligasi Berwawasan
Pada 2023, SMF menerbitkan Obligasi Berwawasan Sosial sebesar Rp 500 miliar, serta Sukuk Berwawasan Sosial sebesar Rp 200 miliar.
Terkait transaksi sekuritisasi, sejak 2009 sampai saat ini, SMF telah berhasil memfasilitasi 17 kali transaksi sekuritisasi dengan total nilai akumulatif sebesar Rp 14,21 triliun.
Pada 2023, SMF melakukan sekuritisasi bersama BTN dengan nilai transaksi sebesar Rp 600 miliar, serta dengan BSI untuk menerbitkan Efek Beragunan Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi(EBAS-SP) dengan underlying asset KPR iB BSI, yang merupakan pertama di Indonesia dengan nilai transaksi sebesar Rp 325 miliar.