Rupiah Makin Keok dari Dolar AS, KSSK Mulai Rapatkan Barisan

Wamenkeu Suahasil Nazara memprediksi Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) tidak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 18 Apr 2024, 12:45 WIB
Diterbitkan 18 Apr 2024, 12:45 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi Pers KSSK, Senin (8/5/2023). Perry mengatakan, suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen dianggap sudah memadai. (Tira/Liputan6.com)
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi Pers KSSK, Senin (8/5/2023). Perry mengatakan, suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,75 persen dianggap sudah memadai. (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara memprediksi Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) tidak akan menurunkan suku bunga acuan dalam waktu dekat. Saat ini, The Fed masih menahan suku bunga acuan federal fund rate (FFR) di level 5,25 sampai 5,5 persen.

"Kelihatannya suku bunga di Amerika Serikat belum akan diturunkan oleh bank sentral Amerika," ucap Suahasil dalam acara Rapat Koordinasi Pembangunan Pusat 2024 di Jakarta, Kamis (18/4/2024).

Suahasil menerangkan proyeksi berlanjutnya suku bunga tinggi tersebut lantaran laju inflasi di AS yang dianggap masih tinggi. Sehingga, menjadi pertimbangan kuat bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga di level 5,25 sampai 5,5 persen.

"Karena itu kalau beberapa bulan yang lalu kita mengharapkan suku bunga Amerika sudah akan turun, sepertinya tidak akan tidak akan terjadi dalam jangka waktu yang terlalu dekat," tegasnya.

Dolar AS terus Menguat

Merespons tren suku bunga tinggi tersebut, Dia memprediksi bahwa mata uang dolar AS akan semakin mengalami tren penguatan yang mendorong pelemahan nilai Tukar Rupiah. Menyusul, semakin banyaknya aliran modal investor yang masuk ke AS.

"Karena itu akan terjadi situasi yang sepertinya suku bunga Amerika masih tinggi, global modal di tingkat global Masih akan mengalir ke Amerika Serikat, artinya kita masih harus menjaga berbagai macam kondisi volatilitas yang terjadi di dunia," bebernya.

 


Perkuat Kolaborasi KSSK

20161109- Donald Trump Unggul Rupiah Terpuruk-Jakarta-Angga Yuniar
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk itu, Kementerian Keuangan bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) atau KSSK terus memperkuat kolaborasi untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Antara lain memperhatikan variabel-variabel yang berpotensi membuat pelemahan nilai tukar mata uang Garuda lebih dalam.

"Kami di Kementerian Keuangan bekerja sama dengan Bank Indonesia, OJK, dan juga LPS dalam konteks kognitif stabilitas sistem keuangan untuk menjaga stabilitas variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi kita," tandasnya.

 

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya