Liputan6.com, Jakarta - Banyak generasi baby boomer telah memasuki masa pensiun, sebuah tahapan hidup yang diharapkan untuk menikmati hasil kerja keras selama bertahun-tahun.
Namun, untuk beberapa dari mereka, realitas keuangan pensiun mungkin tidak sesuai dengan harapan. Dengan kebutuhan finansial yang terus berlanjut, penting bagi para pensiunan baby boomer untuk mengelola pengeluaran mereka dengan bijaksana.
Generasi boomer pertama berusia 62 tahun pada 2008 dan yang termuda akan merayakan ulang tahun ke-67 pada 2031. Oleh karena itu, beberapa anggota generasi ini telah pensiun selama bertahun-tahun, sementara yang lain tidak berencana untuk pensiun dalam waktu dekat.
Advertisement
Dari generasi baby boomer yang masih bekerja, jumlah rata-rata tabungan yang mereka yakini akan diperlukan untuk merasa aman secara finansial di masa pensiun adalah USD 750.000 atau sekitar Rp 12,12 miliar (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.168), menurut survei yang dilakukan oleh Transamerica Center.
Namun, rata-rata pekerja dalam kelompok usia ini hanya menabung USD 202.000. Bagi mereka yang saat ini sudah pensiun, jaminan sosial tentu saja membantu menambah penghasilan, tetapi rata-rata manfaatnya hanya USD 1.691,53 per bulan.
Oleh karena itu, banyak pensiunan baby boomer yang mungkin perlu sedikit memperketat pengeluaran mereka untuk memastikan mereka dapat terus hidup dengan nyaman selama masa pensiun.
Berikut adalah beberapa tips keuangan dari para ahli keuangan untuk membantu generasi baby boomer mengidentifikasi dan mengurangi pemborosan di masa pensiun:
Mengatur Liburan dengan Bijaksana
Liburan seringkali menjadi bagian tak terpisahkan dari masa pensiun. Namun, perencanaan liburan yang cerdas dapat membantu menghemat uang yang berharga.
Seorang pakar perencanaan pensiun di Sexton Advisory Group, Steve Sexton mengatakan, generasi baby boomer menghabiskan lebih banyak uang di area ini di masa pensiun
“sesudah pensiun mereka memiliki waktu untuk mewujudkan berbagai hal di daftar keinginan mereka, menciptakan kenangan dan mencoba hal-hal baru," ujar dia.
Hindari merencanakan liburan selama musim liburan yang mahal dan pertimbangkan untuk menjelajahi tujuan lokal yang lebih terjangkau.
Memanfaatkan kartu kredit dengan program penghargaan juga dapat membantu mengurangi biaya perjalanan.
Utamakan Hadiah yang Bermakna daripada Mahal
Memberikan hadiah kepada keluarga dan teman adalah salah satu cara untuk mengekspresikan kasih sayang, tetapi itu tidak harus mahal.
"Generasi baby boomer, terutama yang sudah memiliki cucu, sering kali berbelanja secara royal untuk keluarga dan teman," kata Sexton.
Pertimbangkan alternatif yang lebih bermakna seperti surat atau pengalaman bersama yang tidak memerlukan pengeluaran besar. Ini tidak hanya membantu menghemat uang, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih dekat.
Pengelolaan Tagihan Perawatan Medis dengan Bijaksana
Biaya perawatan medis dapat menjadi beban finansial yang besar di masa pensiun.
Pastikan untuk memeriksa dan memahami setiap tagihan medis untuk menghindari tagihan yang tidak tepat.
Advertisement
Batasi Dukungan Finansial kepada Anak Dewasa
Selain itu, cari tahu apakah ada program bantuan keuangan atau rencana pembayaran yang dapat membantu mengurangi beban keuangan Anda.
"Membuat perencanaan ke depan dan memiliki cukup uang dalam dana darurat untuk menutupi tagihan medis yang tak terduga dapat menghindarkan Anda dari keharusan merogoh kocek dalam tabungan atau rekening pensiun.” Tambah Sexton
Batasi Dukungan Finansial kepada Anak Dewasa
Membantu anak-anak dewasa dengan tagihan mereka mungkin tampak seperti tindakan yang baik, tetapi itu dapat mengurangi sumber daya keuangan Anda di masa pensiun.
Michael Gennawey, CRPC, penasihat keuangan yang berafiliasi dengan LPL di SoCal Wealth Management mengatakan bahwa membayar tagihan berulang untuk anak-anak Anda yang sudah dewasa bukanlah hal yang tepat.
Dorong anak-anak Anda untuk mandiri secara finansial dan bertanggung jawab atas keuangan mereka sendiri.
"Hadapi anak Anda untuk menanggung pembayarannya sendiri," Michael menambahkan.
Mau Pensiun pada Usia 35 Tahun? Pasangan Ini Bisa jadi Inspirasi
Sebelumnya, banyak orang terobsesi dengan angka ketika tengah merencanakan keuangan mereka. Apakah itu jumlah uang yang yang harus hasilkan setiap tahun, nilai yang harus ditabung, hingga besara yang harus investasikan.
Tampaknya dunia keuangan sering kali didefinisikan oleh angka-angka ini.
Sering kali kamu bertanya tentang berapa banyak uang yang harus dihasilkan untuk agar aman secara finansial atau financial freedom.
Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa mungkin ada lebih banyak yang seharusnya lebih diperhatikan untuk mencapai keamanan finansial daripada sekadar hanya fokus kepada uang di rekening.
CNBC’s International Your Money Financial Security Survey yang dijalankan SurveyMonkey, menyoroti bagaimana orang-orang di seluruh dunia memandang berapa besar yang yang harus dikumpulkan.
Namun, jika kamu bertanya kepada seseorang seperti Steve Adcock, mungkin akan mendapatkan pandangan yang berbeda.
Keamanan finansial bukanlah jumlah pendapatan," kata Adcock.
Seorang pria berusia 42 tahun yang pensiun dari pekerjaannya di usia 35 tahun dengan tabungan sekitar USD 900.000 atau kurang lebih Rp 14,40 miliar (estimasi kurs Rp 16.000 per dolar AS)
Bagi Adcock, jumlah uang yang ditabungnya tidak memberinya rasa aman, melainkan kebebasan untuk menjalani hidupnya sesuai keinginannya tanpa bergantung pada gaji.
Ketika istrinya pensiun pada tahun berikutnya, mereka menghabiskan waktu tiga tahun berkeliling negeri dengan menggunakan Airstream RV.
Advertisement
Bukan Soal Penghasilan
Alih-alih menghabiskan delapan hingga 10 jam sehari di kantor, Steve menghabiskan waktu dengan menjelajahi jalur pendakian, berperahu di danau, dan mengunjungi tempat pembuatan bir.
"Itu benar-benar pertama kalinya saya merasa aman secara finansial, yang berarti kami tidak perlu bekerja seumur hidup." Jelasnya.
Adcock menekankan bahwa jumlah uang di rekening tabungan bukanlah satu-satunya ukuran keamanan finansial.
Gaji yang lebih besar memang membantu keamanan finansial, tetapi itu bukanlah segalanya.
"Anda bisa saja menghasilkan USD 200.000 per tahun, tetapi jika Anda menghabiskan USD 180.000 per tahun, Anda tidak aman secara finansial," tambahnya.
Sebagai contoh, pada tahun 2014, ketika ia dan istrinya masing-masing menghasilkan USD 220.000 per tahun, mereka menyisihkan lebih dari 70% dari pendapatannya dan berinvestasi dengan agresif.
"Menurut saya, tingkat tabungan kami sangat ekstrem. Tetapi saya membenci apa yang saya lakukan. Saya ingin pergi secepat mungkin."