Kementerian ESDM Terjunkan Tim ESDM Siaga Bencana dan Tim Tanggap Darurat ke Lokasi Bencana Gunung Ruang

Sebelumnya Badan Geologi Kementerian ESDM juga telah memberangkatkan Tim Tanggap Darurat untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak erupsi Gunung Ruang.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Apr 2024, 11:39 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2024, 11:39 WIB
Bantuan Gunung Ruang
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengaktifkan Tim ESDM Siaga Bencana untuk memberikan bantuan ke lokasi bencana Gunung Api Ruang Sulawesi Utara. Dok ESDM

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali mengaktifkan Tim ESDM Siaga Bencana untuk memberikan bantuan ke lokasi bencana Gunung Api Ruang Sulawesi Utara.

Selain Tim ESDM Siaga Bencana, sebelumnya Badan Geologi Kementerian ESDM juga telah memberangkatkan Tim Tanggap Darurat untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak.

"Sesuai dengan instruksi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif untuk mengaktifkan Tim ESDM Siaga Bencana di lokasi bencana G. Ruang Sulawesi Utara, untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan masyarakat terdampak," kata Direktur Teknik Lingkungan Ditjen Mineral dan Batubara Sunindyo Suryo Herdadi selaku koordinator Tim ESDM Siaga Bencana di Jakarta, Sabtu (20/4/2024).

Sunindyo menambahkan, setiba di lokasi Tim langsung bergerak memberikan bantuan logistik makanan terdiri dari beras, biskuit, mie instan, susu.

Tim ESDM Siaga Bencana merupakan tim rescue yang berasal dari perusahaan-perusahaan pertambangan nasional, asosiasi sektor ESDM yang siap diterjunkan setiap saat dengan cepat dan tepat sasaran.

Di lokasi bencana kali turut berpartisipasi empat perusahaan tambang yang beroperasi disekitar di Sulawesi Utara yaitu Archi Indonesia, PT Meares Soputan Mining, PT Tambang Tondano Nusajaya dan PT Geopersada Mulia Abadi (GMA).

"Kedepan beberapa tim dari stakeholder pertambangan yang sudah berkomitmen akan memberikan bantuan atas nama ESDM Siaga Bencana melalui penyaluran bantuan resmi sesuai dengan mekanisme yang sudah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi Sukawesi Utara dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," jelas Sunindyo.

Selain mengaktifkan Tim ESDM Siaga Bencana, sebelumya Badan Geologi Kementerian ESDM juga telah mengirimkan Tanggap Darurat baik dari Bandung dan Sulawesi Utara.

"Badan Geologi Kementerian ESDM telah menerjunkan Tim Tanggap Darurat yang terdiri dari 4 orang dari Bandung, tim Balai Pemantauan Gunung api dan Mitigasi Bencana Gerakan Tanah Sulawesi dan Maluku ada 3 orang dan Pengamat lokal yang ada di Sulawesi Utara ada 3 orang yang saat ini berada di Pulau Tagulandang," terang Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid.?

 

Tim Tanggap Darurat

Tim Tanggap Darurat telah berhasil memasang closed-circuit television (CCTV) untuk memantau secara visual aktivitas G.Ruang yang beberapa waktu lalu terganggu akibat erupsi.

"Tim PVMBG-Badan Geologi-KESDM telah memasang 1 stasiun pemantauan berupa stasiun seismik di Pos PGA Ruang yang berjarak kurang lebih 5 km dari puncak untuk memantau aktivitas G. Ruang," ujar Wafid.

Terkait dengan perkembangan terbaru aktivitas vulkanik G. Ruang, Kepala Badan melaporkan, pengamatan hari ini, Sabtu (20/4) periode pukul 00:00-12:00 WITA tercatat 1 kali gempa letusan, 24 kali gempa Vulkanik Dangkal, 17 kali gempa Vulkanik Dalam, 1 kali gempa Terasa, dan 1 kali gempa Tektonik Jauh.

"Hasil pemantauan visual tanggal 20 April 2024 hingga pukul 12.15 WITA menunjukkan masih tingginya aktivitas vulkanik G. Ruang. Potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi eksplosif menghasilkan lontaran batu (pijar) ke segala arah yang bisa diikuti dengan awan panas maupun erupsi efusif (aliran lava)," jelas Wafid.

Selanjutnya Wafid kembali meminta masyarakat di sekitar G. Ruang dan pengunjung/wisatawan agar tetap waspada dan tidak memasuki wilayah radius 6 km dari pusat kawah aktif G. Ruang serta yang bermukim di wilayah Pulau Tagulandang yang masuk dalam radius 6 km agar segera dievakuasi ke tempat aman di luar radius 6 km.

"Masyarakat di Pulau Tagulandang, khususnya yang bermukim di dekat pantai, agar mewaspadai potensi lontaran batuan pijar, luruhan awan panas (surge), dan tsunami yang disebabkan oleh runtuhan tubuh gunungapi ke dalam laut," pinta Wafid

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya