Liputan6.com, Jakarta - Kasus dugaan dana nasabah hilang di rekening tabungan PT Bank Tabungan Negara Tbk menarik perhatian publik. Setelah netizen menggunjingkan aksi anarkis yang melibatkan preman bayaran di kantor pusat BTN, kini perbincangan bergeser kepada motivasi dan alasan nasabah menerima tawaran penempatan dana dengan bunga 10% per bulan. Publik takjub nasabah bisa mudah diperdaya dengan tawaran yang menghina akal sehat.
Sejumlah nasabah sebelumnya menyatakan menyimpan uang di BTN dengan iming-iming bunga simpanan sebesar 10% per bulan yang ditawarkan eks karyawan berinisial ASW, yang kini sudah dipenjara. ASW dihukum karena terbukti melakukan penipuan. Manajemen BTN sendiri sudah berulang kali menegaskan bahwa tidak ada produk simpanan di BTN dengan bunga yang sangat tidak masuk akal itu.
Baca Juga
Bayangkan, nasabah mendapat bunga 10% perbulan atau 120% per tahun. Sementara BTN sendiri membanderol bunga KPR sebesar 10% - 12% pertahun. Luar biasa dan bikin geleng geleng kepala.
Advertisement
Pengamat perbankan Centre for Banking Crisis (CBC) Deni Daruri menilai nasabah bersikap naif dan mau untung sendiri ketika menerima tawaran menyimpan dana berbunga tidak logis. Padahal, mereka pasti tahu bunga deposito yang normal di perbankan. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama sama Otoritas Jasa Keuangan dan industri perbankan juga selalu mengingatkan tentang bunga bank yang wajar.
Apalagi, nasabah yang mengaku korban ini bukan tipe masyarakat yang buta finansial. Ada yang direktur keuangan sebuah perusahaan dengan rekam jejak di bagian finance, CEO perusahaan tambang dan sebagainya. Duit nya pun miliaran sehingga bisa dipastikan mereka melek finansial dan sudah kenal baik dengan produk bank, termasuk deposito.
“BPR dan Bank Digital saja cuma sanggup kasih bunga deposito 8% per tahun. Catat ya, per tahun bukan perbulan. Bank gila mana yang mau kasih bunga simpanan 120% pertahun. Ini sih jelas mereka tertipu investasi bodong lalu mengeret ngeret bank untuk ikut tanggung jawab,” kata Deni Daruri dalam keterangan tertulis, Senin (6/5/2024).
Menurut Deni Daruri narasi para nasabah bahwa bunga simpanan di BTN mencapai 10% perbulan bukan hanya menghina akan sehat, juga menunjukkan bahwa nasabah patut diduga punya motif lain. Motivasi nasabah menerima tawaran simpanan berbunga 10% perbulan layak dipertanyakan.
Harusnya Konfirmasi ke Bank
Deni Daruri mempertanyakan nasabah yang menerima tawaran investasi padahal tidak masuk akal. Mereka konon sempat nikmati hasilnya lalu berteriak sebagai korban ketika imbal hasilnya tidak lanjut.
"Mereka kan bisa telpon bank untuk konfirmasi apakah benar ada produk berimbal hasil tidak logis ini. Untuk hal hal yang tidak masuk akal, kita semua wajib mengecek dan mempertanyakan motif,” katanya.
Diduga kuat, mereka merupakan para korban investasi dari oknum mantan karyawan BTN berinisial ASW dan SCP yang telah diberhentikan dengan tidak hormat oleh BTN. Saat ini ASW dan SCP sudah divonis pengadilan secara inkrah dengan hukuman penjara masing-masing 6 tahun dan 3 tahun penjara.
“Pada kasus semacam ini, otoritas dan regulator juga perlu melindungi kepentingan bank karena terkait kepercayaan publik. Bank justru menjadi korban. Jadi tidak hanya perlindungan terhadap nasabah,” katanya.
Advertisement
Telah Dibongkar
Diketahui, BTN bersama Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya telah membongkar adaya indikasi kejahatan perbankan oleh ASW dan SCP. Bahkan pihak BTN sendiri yang melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya sejak 6 Februari 2023.
Adapun modus kejahatan yang dilakukan diketahui ada sejumlah pemilik dana yang bekerja sama dengan ASW untuk menginvestasikan dana dengan janji mendapatkan suku bunga sebesar 10% setiap bulannya. Suku bunga tersebut tidak pernah ada di bank.