Liputan6.com, Jakarta - Presiden dan CEO Dubai International Chamber Mohammad Ali Rashed Lootah, mengatakan bahwa dalam lima tahun ke depan, perdagangan bilateral Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA) non-migas tahunan diproyeksikan bisa meningkat hingga mencapai USD 10 miliar atau setara Rp 160 triliun (kurs Rp 16,011).
"Adanya penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif UEA-Indonesia menghapus hambatan perdagangan dari berbagai macam barang dan jasa. Dan diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral non-minyak tahunan antara negara kita menjadi USD 10 miliar dalam 5 tahun ke depan,” kata Lootah dalam Forum Bisnis yang diselenggarakan Dubai International Chamber di Jakarta, Senin (6/5/2024).
Berdasarkan data Bea Cukai Dubai, perdagangan bilateral non-migas antara Indonesia dan Dubai mencapai USD 3,5 miliar selama 2023. Jumlah tersebut mewakili pertumbuhan sebesar 7,7% secara tahunan.
Advertisement
Perdagangan non-migas Dubai dengan Indonesia telah mencapai pertumbuhan sebesar 53,6% selama satu dekade terakhir, meningkat dari USD 2,3 miliar pada tahun 2014 menjadi USD 3,5 miliar tahun lalu.
"Nilai perdagangan tersebut mencerminkan kekuatan hubungan perdagangan bilateral antara kedua pasar," ujarnya.
Lebih lanjut, Lootah mengatakan peningkatan perdagangan dan investasi bilateral pasca Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Emirat Arab (Indonesia–United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement, atau IUAE–CEPA) setahun silam. Perjanjian perdagangan tersebut juga menghapus hambatan tarif baik barang dan jasa.
Adapun hingga akhir tahun lalu, 99 perusahaan Indonesia terdaftar sebagai anggota Dubai Chambers. Dengan bergabungnya perusahaan Indonesia, mereka mendapatkan beragam manfaat dari berbagai dukungan bisnis dan inisiatif yang disediakan oleh kamar dagang.
"Kami berkomitmen untuk membangun kerja sama antara komunitas bisnis di Indonesia dan Dubai yang menguntungkan dan mencapai tujuan bersama," pungkasnya.
Perkuat Perdagangan, Dubai International Chamber Gandeng Kementerian Investasi hingga Kadin
Sebelumnya, Dubai International Chamber Uni Emirat Arab (UEA), bekerjasama dengan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Investasi Republik Indonesia serta KADIN menyelenggarakan Forum Bisnis di Jakarta, Senin (6/5/2024).
President And CEO Of Dubai Chambers, Mohammad Ali Rashed Lootah membahas, mengenai perjanjian kemitraan ekonomi konprehensif Indonesia dan UEA pada tahun lalu. UEA menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia di antara negara-negara Timur Tengah, dengan total perdagangan USD5,06 miliar.
Selain itu, Uni Emirat Arab telah menjadi salah satu pasar utama bagi Indonesia, dengan minyak sawit menjadi komoditas ekspor terpenting.
"Adanya penandatanganan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif UEA-Indonesia menghapus hambatan perdagangan dari berbagai macam barang dan jasa. Dan diharapkan dapat meningkatkan perdagangan bilateral non-minyak tahunan antara negara kita menjadi USD 10 miliar dalam 5 tahun ke depan,” kata Lootah.
Menurut Lootah, perjanjian ini membuka peluang menarik bagi komunitas bisnis antara Indonesia dengan UEA. Melakui perjanjian tersebut maka mengukuhkan posisi Indonesia sebagai pasar yang memiliki kepentingan strategis yang besar bagi UEA dan Dubai.
Advertisement
Perkuat Hubungan Perdagangan dan Investasi
Adapun pada Juni tahun lalu Dubai International Chamber sebagai salah satu dari tiga kamar dagang yang beroperasi di bawah Dubai Chambers memperluas kemitraan global dengan meresmikan kantor perwakilan internasional baru di Jakarta.
"Di sini di Jakarta Untuk lebih memperkuat penguatan hubungan perdagangan dan investasi bilateral,” ujarnya.
Lootah mengatakan, kantor perwakilan Dubai International Chamber di Jakarta dengan senang hati bekerja sama dengan dunia usaha Indonesia untuk mendukung pertumbuhan dan perdagangan bilateral, serta investasi dengan memanfaatkan perjanjian IUAE-CEPA antara UEA dan Indonesia untuk memaksimalkan aktivitas ekspor dan impor antara kedua negara.
"Kantor kami di Jakarta berupaya membangun hubungan yang kuat dengan pemangku kepentingan, utamanya sektor publik dan swasta dan dukungan dari perusahaan-perusahaan berbasis yang ingin berekspansi ke Indonesia. Serta membantu dunia usaha Indonesia untuk memasuki pasar Dubai dan memanfaatkan Emirates sebagai landasan peluncuran ambisi Global mereka,” pungkasnya.