Liputan6.com, Jakarta - Harga emas menguat pada perdagangan Kamis, 9 Mei 2024. Hal ini seiring harga emas melihat momentum kenaikan baru karena semakin banyak bank sentral yang menunjukkan kesediaan menurunkan suku bunga.
Selain itu, ketegangan geopolitik semakin meningkat dan data ekspor China melesat. Demikian disampaikan, Editor FXStreet, Joaquin Monfort.
Baca Juga
Mengutip Kitco, Jumat (10/5/2024), harga emas menguat pada perdagangan Kamis, 9 Mei 2024 yang kurang dari USD 10 dari target awal Monfort. Harga emas terakhir diperdagangkan pada USD 2.344,79 per ounce dengan kenaikan 1,56 persen pada sesi tersebut.
Advertisement
Dikutip dari CNBC, harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Juni bertambah 0,8 persen ke posisi USD 2.340,3 per ounce.
Monfort mencatat, harga emas di pasar spot diperdagangkan lebih tinggi setelah beberapa bank sentral besar memutuskan menurunkan suku bunga dan mengisyaratkan kesediaan yang lebih besar untuk memangkasnya ke depan.
“Suku bunga yang lebih rendah mengurangi “biaya peluang” memegang emas yang merupakan aset yang tidak hasilkan bunga sehingga lebih menarik investasi,” ujar Monfort.
Ia menyebutkan, logam mulia juga sebagai safe haven seiring kebuntuan perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas setelah Israel terus melakukan serangan ke Rafah. “Dan laporan mengenai memburuknya situasi di garis depan Ukraina menambah tekanan lebih lanjut dari risiko geopolitik,” ujar dia.
Di sisi lain, sentimen suku bunga kembali mengemuka seiring banyak bank sentral bersiap untuk menurunkan suku bunga setelah bertahun-tahun melakukan pengetatan moneter.
Langkah Bank Sentral
Monfort menuturkan, di Swedia, the Riksbank mengambil langkah menurunkan suku bunga 0,25 persen menjadi 3,75 persen untuk pertama kalinya sejak 2016. Di Inggris, Bank of England (BoE) memberikan suara untuk mempertahankan suku bunga ketimbang memangkasnya.
“Selain itu, the Swiss National Bank (SNB) merupakan bank sentral pertama yang memangkas suku bunganya pada pertemuan Maret. Reserve Bank of Australia membuat kebijakan dovish yang mengejutkan pasar pada pertemuan terakhirnya,” ujar dia.
Selain itu, Bank Sentral Eropa telah menjamin akan melanjutkan penurunan suku bunga pada Juni 2024.
Monfort mencatat, the Federal Reserve kini menjadi pengecualiaan utama karena bank sentral Amerika Serikat terus memberikan sinyal untuk mempertahankan suku bunga tetap tinggi ke depan.
“Perbedaan sikap the Fed dibandingkan bank sentral lain juga memperkuat dolar AS sehingga menciptakan hambatan lain bagi harga emas dalam dolar AS,” ujar dia.
Sementara itu, ekspor China meningkat lebih besar dari perkiraan sehingga mendukung emas. Ekspor naik 1,5 persen pada April 2024 setelah mencatat penurunan 7,5 persen pada Maret 2024.
“China adalah pemain kunci di pasar emas global sehingga data ekonomi yang kuat dari negara itu berdampak pada valuasi,” ujar dia.
Advertisement
Data Klaim Pengangguran AS Meningkat
Selain itu, data baru Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan klaim pengangguran meningkat lebih dari yang diharapkan pada pekan lalu. Hal ini mendukung spekulasi penurunan suku bunga the Fed pada 2024.
Klaim awal tunjangan pengangguran naik 22.000 menjadi 231.000 yang disesuaikan secara musiman untuk pekan berakhir Kamis, 4 Mei 2024. Data klaim pengangguran itu lebih tinggi dari perkiraan 215.000.
Selain itu, dolar AS tergelincir 0,3 persen menjadi USD 105,27 setelah laporan pekerjaan membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.
“Data ketenagakerjaan AS yang meleset memberi kekuatan pada emas,” ujar Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn.
Ke depan, perhatian investor akan beralih ke data indeks harga konsumen yang dijadwalkan dirilis pekan depan.
Secara teknikal, Monfort menuturkan, pergerakan harga masih menunjukkan risiko penurunan yang ringan. “Saat ini level support dari 200 dan 50 simple moving average (SMA) di USD 2.310,” ujar dia.
Harga Logam Lainnya
“Indikator moving average convergance divergence (MACD) agak negatif. Selanjutnya garis MACD telah melintasi di bawah garis sinyal memberikan sinyal jual. Harga berpotensi turun kembali di kisaran USD 2.280,” ujar dia.
Namun, Ia menunjukkan jangka waktu lama, harga emas terlihat positif. Ia menuturkan, tren harga emas yang bullish baik pada grafik jangka menengah dan panjang baik harian dan mingguan.
"Penembusan tegas dari puncak kisaran akan menandakan kemungkinan pergerakan naik ke target konservatif di USD 2.353, puncak wave B dan perpanjangan Fibonacci 0,681. Dalam kasus bullish bahkan mungkin bisa mencapai USD 2.370,” ujar dia.
Harga perak di pasar spot naik 3,09 persen menjadi USD 28,19 per ounce. Harga platinum bertambah 1,11 persen menjadi USD 982,56 per ounce. Harga palladium di pasar spot naik 1,8 persen menjadi USD 968,48 per ounce.
Advertisement