Ratusan Negara Peserta World Water Forum Bali Sepakat Pengelolaan Sungai Jadi Prioritas Politik

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Basin Segment Day menyatakan, kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan basin atau wilayah sungai.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 24 Mei 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 24 Mei 2024, 14:00 WIB
Suhu Ibu Kota Panas, Anak-Anak Ini Berenang di Kalimalang
Anak-anak bermain dan berenang di Sungai Kalimalang, Jakarta Timur, Jumat (5/7/2019). Tingginya suhu udara Ibu Kota akibat musim kemarau menyebabkan anak-anak tersebut berenang di Sungai Kalimalang meski dengan kondisi seadanya. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Jelang agenda penutupan pada Jumat, 24 Mei 2024, World Water Forum ke-10 Bali telah menyepakati beberapa komitmen. Salah satunya Bali Basin Action Champions Agenda, komitmen baru dalam mendukung pengelolaan wilayah sungai sebagai booster pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

"Para peserta segmen wilayah sungai menyambut baik keputusan World Water Forum ke-10 untuk lebih mengonsolidasikan pengelolaan wilayah sungai sebagai prioritas politik dengan terus memasukkan isu wilayah sungai pada segmen politik tingkat tinggi," ujar Sekretaris Jenderal International Network of Basin Organisations (INBO), Eric Tardieu, Jumat (24/5/2024).

 

Bali Basin Champions Agenda mencakup langkah kolaboratif seperti peluncuran Twin Basin Initiative (TBI), sebuah program global peningkatan kapasitas dan pertukaran pengalaman antarsesama organisasi dari seluruh dunia.

 

Itu bekerja dalam Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (Integrated Water Resources Management/IWRM) di tingkat wilayah sungai nasional maupun lintas negara.

Untuk mencapai hal ini, TBI akan mendukung kegiatan peningkatan kapasitas bersama, seperti webinar, pertukaran tatap muka, kunjungan studi, serta penyebaran pembelajaran dalam skala global seperti peer to peer dan ke masyarakat.

INBO, sebuah organisasi dengan perhatian kepada implementasi pengelolaan sumber daya air terpadu baik dalam wilayah sungai nasional maupun lintas negara, danau dan akuifer, dari sisi tata kelola yang terpadu, perencanaan strategis, sistem informasi bersama, pembiayaan berkelanjutan untuk mengatasi tantangan perubahan iklim, preservasi keanekaragaman hayati, serta kerja sama lintas negara.

Sejumlah pihak turut berkontribusi dalam program ini. Komisi Eropa berkontribusi dalam bentuk proyek global peer-to-peer untuk organisasi wilayah sungai dan peningkatan kapasitas dan program kembaran IWRM antarorganisasi wilayah sungai.

Lalu Badan Pembangunan Perancis berkontribusi dalam bentuk Proyek DYNOBA (peningkatan kapasitas organisasi wilayah sungai lintas negara di Afrika).

Dibuka Menteri Basuki

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dalam pembukaan Basin Segment Day menyatakan, kolaborasi merupakan kunci keberhasilan dalam pengelolaan basin atau wilayah sungai.

"Basin Segment Day merupakan kesempatan bernilai untuk membahas langkah-langkah selanjutnya untuk meningkatkan kerja sama dan bertukar pengalaman baik tentang pengelolaan basin," kata Basuki.

Untuk diketahui, World Water Forum ke-10 yang berlangsung di bali ini merupakan forum air terbesar di dunia yang dihadiri sebanyak 13.448 orang dari 148 negara. Delegasi VVIP terdiri dari 8 kepala negara dan wakil kepala pemerintahan, 3 utusan khusus, dan 38 menteri.  

Indonesia Serukan Kesetaraan Akses Air Bersih di Pulau-Pulau Kecil

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna (tengah) dalam konferensi pers di World Water Forum ke-10 di BNDCC, Bali, Rabu (22/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)
Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Herry Trisaputra Zuna (tengah) dalam konferensi pers di World Water Forum ke-10 di BNDCC, Bali, Rabu (22/5/2024). (Liputan6/Benedikta Miranti)

Sebelumnya, High Level Panel 12 World Water Forum ke-10 Bali turut menyerukan komitmen bersama agar pulau-pulau kecil yang tersebar di seluruh dunia berhak mendapat akses atau fasilitas air bersih.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, sebagian besar negara kepulauan kecil memiliki permasalahan yang sama.

Mulai dari keterbatasan sumber daya, urbanisasi, pertanian, keterpencilan, kerentanan terhadap bencana alam karena pusat ekonomi dekat garis pantai, dan lingkungan alam yang rentan.

"Di negara-negara kepulauan kecil yang sedang berkembang, tantangan-tantangan ini semakin diperburuk oleh kurangnya sumber daya keuangan dan kapasitas teknis, sehingga mengganggu implementasi rencana ketahanan iklim," kata Basuki dalam keterangan resmi yang dirilis panitian WWF ke-10, Jumat (24/5/2024).

Lebih lanjut, ia menyatakan, untuk mengatasi berbagai permasalahan terkait air, maka sangat penting untuk membangun dan memfasilitasi pemahaman berbasis pengetahuan mengenai dampak perubahan iklim terhadap negara-negara kepulauan kecil, pulau-pulau kecil, dan negara bagian.

"Pertemuan High Level Panel ini diharapkan dapat memberikan kerangka kerja sama dalam mendorong dan menerapkan pengelolaan sumber daya air terintegrasi di pulau-pulau kecil," ujarnya.

Komitmen Indonesia

Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala N. Mansury, bertandang ke KBRI Seoul dalam kapasitas kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika. (Dok KBRI Seoul)
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Pahala N. Mansury, bertandang ke KBRI Seoul dalam kapasitas kegiatan Penguatan Diplomasi Ekonomi Indonesia kepada Perwakilan RI di Asia Pasifik dan Afrika. (Dok KBRI Seoul)

Sementara Wakil Menteri Luar Negeri Pahala Mansury mengatakan, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan akses air bersih merata di seluruh pulau, termasuk di pulau-pulau kecil.

Kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah menjadi kunci tercapainya tujuan aksesibilitas air bersih di pulau-pulau kecil.

"Melalui World Water Forum ke-10 ini, Pemerintah Indonesia dan perwakilan delegasi dari negara yang hadir mempunyai komitmen dalam mendorong pemerataan akses air bersih untuk pulau kecil," sebut Pahala.

Chief Financial Officer of the Water and Energy Company the Island of Bonaire, Joanne Balentien menambahkan, Pulau Bonaire merupakan negara kepulauan yang sangat peduli terhadap akses air bersih. Kehadiran World Water Forum ke-10 diharapkan memberikan langkah nyata pada keberlangsungan sumber daya air di pulau kecil.

"World Water Forum ke-10 ini menjadi sarana bersinergi di mana kita bisa saling bertukar pengalaman dan wawasan terkait air. Pemerintah Bonaire sendiri memastikan pemasangan pipa merata agar penduduk yang tinggal merasa aman dan bebas memakai dan mengkonsumsi air bersih," tuturnya.

  

INFOGRAFIS: Gedung-Gedung Jakarta Bakal Dilarang Memakai Air Tanah (Liputan6.com / Triyasni)
INFOGRAFIS: Gedung-Gedung Jakarta Bakal Dilarang Memakai Air Tanah (Liputan6.com / Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya