Menko Luhut Ungkap Rahasia Jaga Ketahanan Air

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mencapai ketahanan air dan iklim.

oleh Septian Deny diperbarui 26 Mei 2024, 12:00 WIB
Diterbitkan 26 Mei 2024, 12:00 WIB
Rapat koordinasi terkait Persiapan Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional. (Dok kemenko Marves)
Rapat koordinasi terkait Persiapan Penyelenggaraan World Water Forum (WWF) ke-10 bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan selaku Ketua Panitia Nasional. (Dok kemenko Marves)

Liputan6.com, Jakarta World Water Forum ke-10 yang diselenggarakan di Bali International Convention Centre, Nusa Dua, Bali, sukses menggelar sesi panel bertajuk "Blended Finance for Global Sustainable Water".

Sesi ini, yang diadakan melalui kerjasama antara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Tri Hita Karana Forum, dan World Economic Forum, membahas pentingnya ketahanan air dengan menghadirkan para pemimpin global dan pakar dari berbagai sektor untuk berbagi perspektif dan strategi dalam menghadapi tantangan keamanan air melalui kolaborasi pembiayaan campuran yang inovatif.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menekankan pentingnya kolaborasi global untuk mencapai ketahanan air dan iklim.

"Roadmap Global Blended Finance Alliance (GBFA) yang baru diluncurkan mencakup strategi pengurangan risiko untuk memperkuat keberlanjutan air," kata Menteri Koordinator Luhut.

"Kita memerlukan pembiayaan inovatif dan kemitraan kolaboratif untuk menciptakan kepercayaan investor dan mengembangkan infrastruktur air yang tangguh." ujarnya.

Ahli dari Amsterdam University, Belanda, Prof. Joyeeta Gupta, menekankan pentingnya inovasi dalam pembiayaan untuk mengurangi risiko investasi dan menarik modal untuk proyek infrastruktur air yang berkelanjutan.

"Dengan peluncuran GBFA, yang bertujuan untuk menjembatani kebutuhan pembangunan dan iklim, ada harapan untuk perumusan pembiayaan yang lebih baik, mekanisme peningkatan kredit, peningkatan pendapatan, dan keterlibatan sektor swasta, menjadikan masalah kompleks di sektor ketahanan air lebih mudah untuk diselesaikan," kata Prof. Gupta.

 Sementara itu, CEO Acea Fabrizio Palermo menyampaikan bahwa pembiayaan campuran diharapkan bisa menjembatani kesenjangan dalam program dan proyek di sektor berkelanjutan.

“Pembiayaan campuran dapat menjembatani kesenjangan antara kebutuhan pembangunan dan kebutuhan iklim, namun keseimbangan adalah kunci keberhasilan pembiayaan campuran. Dengan diluncurkannya GBFA, kami berharap GBFA dapat menjadi organisasi kunci bagi segala hal terkait pengembangan pembiayaan campuran di dunia,” jelasnya.

Keberhasilan World Water Forum ke-10 ini menandai langkah penting dalam upaya global untuk mengatasi tantangan ketahanan air. Para pemimpin dan pakar yang hadir berkomitmen untuk terus bekerja sama melalui platform GBFA dan berbagai inisiatif lainnya, guna memastikan implementasi strategi pembiayaan campuran yang efektif.

Dengan semangat kolaboratif dan inovatif yang telah ditunjukkan, diharapkan dunia dapat mencapai ketahanan air yang berkelanjutan dan inklusif, membawa manfaat bagi generasi sekarang dan masa depan.

 

Begini Pentingnya Inovasi Jaga Ketahanan Air di Indonesia

Staf khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air, Firdaus Ali.
Staf khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air, Firdaus Ali.

Sebelumnya, perwakilan industri, pemerintah, dan LSM berkumpul dalam forum diskusi panel pemangku kepentingan keamanan air yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Indonesia di World Water Forum di Bali Kamis (23/5/2024).

Forum akbar ini menyoroti peran inovasi dalam mengatasi tantangan air di Indonesia.

The Coca-Cola Foundation (TCCF), filantropis global dari The Coca-Cola Company menyediakan dukungan pendanaan untuk komunitas rentan yang mengalami kekurangan air di Indonesia, termasuk penyediaan air minum yang aman dan akses air untuk pertanian dan kehidupan.

Ini termasuk kemitraan dengan Yayasan Obor Tani, untuk mendukung kehidupan petani lokal di seluruh Indonesia dengan melindungi air untuk pertanian melalui pembangunan embung (waduk air) sebagai tempat penyimpanan di wilayah Jawa dan Sulawesi.

Kolaborasi antara TCCF dan berbagai pemangku kepentingan merupakan contoh utama dari upaya bersama untuk menyelesaikan masalah air di Indonesia. Hal itu dikemukakan oleh staf khusus Menteri PUPR Bidang Manajemen Sumber Daya Air, Firdaus Ali.

Firdaus Ali menekankan perlunya strategi pengelolaan air yang kreatif untuk melawan dampak perubahan iklim, seperti banjir dan kekeringan, untuk memastikan pengelolaan air yang berkelanjutan.

"Melalui kemitraan ini, kami menggabungkan sumber daya dan pengetahuan, dengan tujuan mencapai masa depan yang lebih optimis untuk Indonesia. Dengan memobilisasi keahlian kolektif, kami siap membuat kemajuan signifikan dalam mengatasi tantangan air," kata Firdaus Ali dikutip Minggu (26/5/2024).

 

Keamanan Air jadi Prioritas

Ilustrasi pendistribusian air bersih (Istimewa)
Ilustrasi pendistribusian air bersih (Istimewa)

Mendukung keamanan air menjadi prioritas utama bagi The Coca-Cola Company secara global. Dengan kehadiran di lebih dari 200 negara dan wilayah, Strategi Keamanan Air 2030 perusahaan berfokus pada percepatan aksi untuk meningkatkan keamanan air.

Coca-Cola ASEAN & South Pacific Water and Climate Director, Lynn Hong, mengatakan, The Coca-Cola Foundation mendukung kemitraan terkait air di seluruh Indonesia dan Asia Tenggara yang memberi manfaat kepada alam dan komunitas.

"Sistem Coca-Cola memiliki warisan kuat bekerja dengan mitra untuk mengatasi tantangan air di Indonesia, menggunakan inovasi, teknologi, dan cara baru pendanaan investasi untuk memajukan keamanan air bagi generasi mendatang," kata Lynn Hong.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya