Indonesia AirAsia Bukukan Kenaikan Pendapatan 75%, Ini Pendorongnya

Indonesia AirAsia juga mencatat kenaikan tingkat keterisian penumpang menjadi 85%.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 29 Mei 2024, 19:45 WIB
Diterbitkan 29 Mei 2024, 19:45 WIB
Semarak! Penerbangan Perdana AirAsia Indonesia Makau-Jakarta
Semarak! Penerbangan Perdana AirAsia Indonesia Makau-Jakarta (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia AirAsia mencatat realisasi peningkatan pendapatan sebesar 75,24% year-on-year (yoy) menjadi Rp 6,62 triliun pada periode tahunan keuangan penuh yang berakhir pada 31 Desember 2023.

"Pulih dari pandemi COVID-19, seluruh industri penerbangan tanah air pun mulai menggeliat bangkit dari keterpurukan. Begitu juga PT AirAsia Indonesia Tbk yang mencatatkan peningkatan kinerja keuangan yang signifikan sepanjang tahun 2023 dan membuktikan mengalami pertumbuhan jika dibandingkan tahun 2022," kata Direktur Utama Indonesia AirAsia, Veranita Yosephine Sinaga dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Rabu (28/05/2024).

Peningkatan ini didukung dengan 24 pesawat yang beroperasi selama tahun 2023.

Selain pendapatan, Indonesia AirAsia juga mencatat kenaikan tingkat keterisian penumpang (load factor) hingga 6 pts, menjadi 85% dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 79%.

Jumlah penumpang meningkat 90,27% mencapai 6,18 juta penumpang dari 3,24 juta penumpang di tahun 2022, maskapai itu mencatat.

Veranita kembali menyoroti catatan per April 2024, yang menunjukkan Indonesia AirAsia telah melayani 33 rute, termasuk 12 rute domestik dan 21 rute internasional yang mencakup rute di kawasan ASEAN maupun Australia.

Sehingga membantu upaya pemerintah Indonesia dalam meningkatkan konektivitas perjalanan udara dan mempermudah penumpang untuk bepergian ke berbagai destinasi dengan harga yang terjangkau.

Indonesia AirAsia merinci, laporan aset AAID/CMPP di tahun 2023 tercatat sebesar Rp. 6,12 triliun, tumbuh 14,17%, sementara liabilitas AAID/CMPP mencapai Rp 14,02 triliun, naik 15,17% year-on-year (yoy).

Secara operasional, di tahun 2023 AAID/CMPP mengalami kerugian sebesar Rp. 702,62 miliar atau mencapai total kerugian Rp. 1,08 triliun, setelah ditambah dengan beban keuangan dan pajak yang dicatatkan perusahaan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Beban Usaha Indonesia AirAsia Sentuh Rp. 7,33 Triliun

Cari Pesawat AirAsia di Indonesia, Singapura Terjunkan Hercules
TNI AU telah mengirim pesawat pengintai Boeing 737 surveillance untuk mencari Pesawat AirAsia yang hilang.

Adapun beban usaha Indonesia AirAsia yang tercatat sebesar Rp 7,33 triliun di tahun 2023, meningkat sebesar Rp 2,23 triliun,atau 43,79% dari tahun 2022 sebesar Rp 5,10 triliun.

Dijelaskan, peningkatan beban usaha terutama disebabkan naiknya biaya bahan bakar seiring dengan peningkatan harga avtur dan depresiasi nilai tukar rupiah. Penambahan jumlah pesawat terbang untuk memenuhi naiknya permintaan juga berpengaruh terhadap kenaikan penggunaan bahan bakar.

Selama tahun 2023, Indonesia AirAsia menorehkan beberapa prestasi diantaranya;menjadi maskapai Penerbangan Berbiaya Hemat Terbaik Dunia untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut diSkytrax; Indonesia AirAsia bersama Toba Tenun, BPODT, dan In Journey meluncurkan livery pesawat bertemakan Danau Toba; serta memperluas konektivitas di ASEAN dan Australia dengan membuka rute Jakarta-Phnom Penh, Jakarta-Ho Chi Minh, Jakarta-Kuching dan Jakarta-Perth.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya