Kemenhub Tawari China Banyak Proyek Kereta Api, Dimana Saja?

Kemenhub tengah mengembangkan sejumlah proyek kereta api yang kemudian ditawarkan ke investor China. Dimana saja lokasinya?

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 11 Jun 2024, 14:15 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2024, 14:15 WIB
Bantalan rel atau ballastless track slab untuk rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB)
Bantalan rel atau ballastless track slab untuk rel Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) telah rampung dilakukan. Jumlahnya mencapai 30.177 unit bantalan rel di 60 persen panjang total jalur.

Liputan6.com, Jakarta Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) Kementerian Perhubungan menawarkan rencana pengembangan kereta api (KA) di Perkotaan Bandung hingga pengembangan kereta api (KA) Bandara serta KA perkotaan Ibu Kota Nusantara (IKN) Kalimantan Timur.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Risal Wasal dalam menyebutkan bahwa ketiga pengembangan proyek KA tersebut merupakan bagian dari Rencana Strategis DJKA 2024-2029.

"Dalam mewujudkan target pada Renstra berikutnya, kami membuka peluang bagi Bapak/Ibu untuk bersama-sama memaksimalkan pembangunan sektor perkeretaapian Indonesia, termasuk tiga proyek dengan potensi ekonomi tinggi tersebut," ungkap Risal dalam pameran 17th Shanghai International Exhibition of Intercity and Urban Mass, Rail+Metro China 2024, dikutip Selasa (11/6/2024).

KA Perkotaan Bandung dipilih menjadi salah satu proyek yang ditawarkan mengingat perannya sangat strategis menghubungkan layanan Kereta Cepat Whoosh dengan pusat-pusat kegiatan ekonomi di kawasan metropolitan ini.

Dalam hal ini, Proyek KA perkotaan Bandung diproyeksikan akan memiliki rasio pengembalian investasi (Investment Return Rate/IRR) sebesar 11,9 persen dan didukung dengan viability gap fund sebesar 49 persen. 

"Dengan potensi sebesar ini, kami membuka peluang bagi Bapak/Ibu sekalian untuk berpartisipasi dalam proyek KA Perkotaan Bandung melalui skema KPBU dengan masa konsesi hingga 30 tahun," tutur Risal.

Kereta di IKN

Lebih lanjut, terkait dengan pengembangan transportasi kereta api di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Risal menyebutkan saat ini masih terdapat dua rencana proyek yang masih terbuka untuk kerjasama investasi. Kedua proyek tersebut mencakup KA Bandara Sepinggan - IKN, serta KA Perkotaan IKN yang akan melayani masyarakat di kawasan baru ini.

Sebagai informasi, jalur KA Bandara Sepinggan-IKN akan melayani 5,2 juta penumpang per tahun pada 2030, dan memangkas waktu tempuh hingga hanya 30 menit untuk jarak 46,04 km. Jalur kereta api ini juga akan melalui pusat-pusat ekonomi Kalimantan Timur sehingga diharapkan dapat menjadi katalisator pertumbuhan kawasan ini.

"Sementara jalur KA Perkotaan IKN diharapkan dapat menghubungkan kawasan ibu kota baru ini dengan kota-kota sekitarnya seperti Balikpapan sehingga memudahkan mobilitas masyarakat di antara kedua kota tersebut," imbuh Risal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Dukungan Pemerintah

Istana Negara Nusantara
Pembangunan infrastruktur istana negara di Ibu Kota Nusantara sudah mulai terlihat hasilnya pada Kamis (17/8/2023). Secara keseluruhan, Otorita IKN menyebut progres pembangunan IKN sudah mencapai 38 persen. (foto: Abdul Jalil)

Guna mendukung rencana pengembangan KA Perkotaan IKN, Risal menyebut bahwa Pemerintah siap memberi dukungan berupa pengadaan lahan dan pemberian viability gap fund (VGF) sebesar 49 persen dari total nilai investasi.

 DJKA Kemenhub mengajak para stakeholder dan pelaku industri perkeretaapian untuk turut serta menawarkan produk dan jasa unggulan dari masing-masing perusahaan. Adapun badan usaha yang digandeng oleh DJKA untuk kegiatan ini yaitu PT. Adhi Karya Tbk, PT Wijaya Karya Beton Tbk, PT Kereta Cepat Indonesia China, PT. Kereta Commuter Indonesia, PT Celebes Railway Indonesia, dan PT Len Railway Systems.

"Ini merupakan kesempatan baik bagi kami untuk belajar dan mengembangkan sektor perkeretaapian Indonesia sehingga dapat menjadi sebagai kekuatan baru yang dibangun di atas rel kereta api (rail-based emerging power)," ucap Risal.

 

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya