Sampah Plastik Menggunung di Idul Adha, Apa Penyebabnya?

Diperkirakan sekitar 855 miliar saset terjual per tahun secara global. Namun, karakter kemasan yang terdiri dari berbagai jenis plastik dan lapisan foil membuatnya sulit didaur ulang, sering kali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencemari lingkungan.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 15:30 WIB
Kapal Pembersih Sampah Donasi Coldplay
Sungai Cisadane di Tangerang dipilih sebagai lokasi operasional Neon Moon II karena terkenal sebagai salah satu sungai di Jawa Barat dengan emisi tertinggi. Menurut riset, sekitar 1000 ton sampah diperkirakan mengalir dari Sungai Cisadane ke Laut Jawa setiap tahunnya.(Liputan6.com/IG/@theoceancleanup)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan sampah plastik pada perayaan Idul Adha tahun ini akan mencapai 608 ton, meningkat dari 357 ton pada tahun 2023. Berdasarkan data dari Kementerian Pertanian, jumlah hewan kurban pada 2024 mencapai 1,97 juta ekor.

“Potensi timbulan sampah diperkirakan sejumlah 608 ton dari 121,5 juta lembar kantong keresek,” kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Vinda Damayanti dikutip Kamis (20/6/2024).

Ia menegaskan bahwa kantong plastik mengandung zat karsinogen dan logam berat timbal (Pb) yang berbahaya bagi kesehatan. Untuk menekan sampah plastik, KLHK menganjurkan penggunaan wadah sendiri untuk pembagian daging kurban.

Sementara itu, hasil audit jaringan gerakan Break Free From Plastic (BFFP) yang berlangsung dari Oktober 2023 hingga Februari 2024 mengungkapkan ada tiga produsen terbesar penyumbang sampah kemasan saset di Indonesia.

Kemasan saset yang praktis dan murah ternyata menyumbang masalah besar bagi lingkungan. Diperkirakan sekitar 855 miliar saset terjual per tahun secara global. Namun, karakter kemasan yang terdiri dari berbagai jenis plastik dan lapisan foil membuatnya sulit didaur ulang, sering kali berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencemari lingkungan.

“Produsen yang sama terus muncul sebagai penyumbang sampah terbesar. Penting untuk mempertimbangkan langkah-langkah lebih bertanggung jawab ke depannya, termasuk tidak lagi menggunakan kemasan saset,” ujar Koordinator Audit Merek Ecoton Alaika Rahmatullah.

Namun, sampai sekarang hanya 18 dari 42 produsen yang melaksanakan proyek percontohan untuk pengurangan sampah.

Dalam penjelasannya, dari 10 produsen yang di monitor, Ibar Akbar, Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia menyampaikan hanya ada dua produsen yang telah mengirimkan dokumen peta jalan pengurangan sampah, sampai sekarang hanya 18 dari 42 produsen yang melaksanakan proyek percontohan untuk pengurangan sampah.

 

 

Peta Jalan Pengurangan Sampah

Banjir Beijing
Sampah yang mengapung terlihat di sungai di daerah banjir setelah hujan lebat di pinggiran Beijing, di daerah perbatasan antara Beijing dan provinsi Hebei, pada 2 Agustus 2023. (AFP/Giok Gao)

Dalam penjelasannya, dari 10 produsen yang di monitor, Ibar Akbar, Plastics Project Leader Greenpeace Indonesia menyampaikan dua produsen yang telah mengirimkan dokumen peta jalan pengurangan sampah, namun keduanya belum mengumumkan detail terkait komitmen dan progress untuk mengurangi produksi plastik sebesar 30 % di tahun 2029.

Menurut Ibar tanpa transparansi dan komitmen untuk mengurangi produksi plastik, krisis saset tidak akan teratasi.

Selain mengurangi produksi kemasan saset, diperlukan dukungan untuk sistem guna ulang sebagai solusi mengatasi krisis ini. Bisnis-bisnis sistem guna ulang seperti Kecipir, Alner, dan Hepicircle mulai bermunculan, menawarkan alternatif yang lebih berkelanjutan.

Pemerintah perlu menciptakan regulasi yang mendukung pengemasan ulang untuk produsen besar, serta mendukung bisnis refill masyarakat.

“Bisnis refill dan reuse yang dikembangkan masyarakat adalah contoh nyata sistem yang dapat diadopsi oleh produsen besar. Namun, regulasi dan mekanisme perizinan saat ini tidak mendukung pengemasan ulang,” tambah Fictor Ferdinand, Peneliti di YPBB.

 

Hari Laut Sedunia, Menteri KKP Ingatkan Masyarakat Pentingnya Jaga Kebersihan Laut

Sakti Wahyu Trenggono soal Ekspor Pasir Laut
Trenggono bilang nantinya akan ada aturan turunan berupa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (PermenKP) sebagai turunan dari PP 26 Tahun 2023. Di dalam aturan tersebut akan diatur pembentukan Tim Kajian yang terdiri dari KKP, Kementerian ESDM, KLHK, hingga LSM lingkungan seperti Walhi hingga Greenpeace. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada momen peringatan Hari Laut Sedunia (World Ocean Day), Sabtu, 8 Juni 2024 menyerukan kepada masyarakat pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan laut.

Trenggono mengatakan sebagai negara maritim, menurutnya, masyarakat selayaknya menjadikan laut sebagai halaman depan yang senantiasa dijaga kebersihannya.

"Jadikan laut sebagai halaman depan, jangan buang sampah ke laut, tidak hanya plastik tapi semua jenis sampah," ungkap Menteri Trenggono dalam siaran resmi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dikutip Minggu (9/6/2024).

Seruan ini dilakukan karena Trenggono menilai masih banyak masyarakat yang belum mengetahui pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan laut. Baik itu dari limbah sampah maupun kegiatan eksploitasi yang dapat mengancam keberlanjutan ekosistem. 

Menurutnya, pemanfaatan ruang laut untuk beragam kegiatan pun diimbaunya harus memperhatikan keberlanjutan ekologi. Termasuk aktivitas penangkapan ikan harus dilakukan dengan cara-cara yang ramah lingkungan.

Trenggono turut menuturkan, sesehatan laut, akan memberi pengaruh besar dalam menahan laju perubahan iklim. Ekosistem laut dapat menyerap karbon dalam jumlah sangat besar, dan apabila kondisinya rusak juga dapat melepaskan karbon yang semula tersimpan.

"Jadi kita harus bersama-sama memastikan bahwa laut bersih, sehat, karena laut memberi kehidupan bagi umat manusia. Kalau kehidupan umat manusia ini ingin berlangsung dengan aman, baik, dan sehat, maka jagalah laut," pungkasnya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal KKP Rudi Heriyanto Adi Nugroho menambahkan, pada peringatan World Ocean Day (WOD) tahun ini, KKP menggelar beragam kegiatan edukasi diantaranya literasi pengelolaan sampah, workshop/seminar terkait WOD, pelatihan teknik transpalantasi terumbu karang, hingga menghadirkan taman bacaan masyarakat. 

 

Gelar Aksi Lingkungan

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan Pemerintah akan membangun infrastruktur teknologi canggih untuk mengawasi pelaksanaan pembatasan penangkapan ikan. Dok KKP

KKP juga menggelar aksi lingkungan seperti membersihkan sampah di laut dan pantai, penanaman mangrove, serta monitoring karang. Untuk aksi bersih sampah dilakukan serentak di berbagai lokasi oleh Unit Pelaksana Teknis KKP dan warga masyarakat di seluruh Indonesia. Seluruh kegiatan tersebut melibatkan masyarakat lintas kalangan termasuk anak-anak sekolah.

"Kita harus bersama-sama melakukan tindakan nyata dalam menjaga ekosistem laut," jelas Rudi.

Pihaknya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian laut. Di samping itu, sekaligus mengedukasi generasi muda mengenai isu-isu kelautan, sesuai tema WOD Catalyzing Action for Our Ocean & Climate.

Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia
Infografis Journal_ Sisa Makanan Jadi Sampah Dominan di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya