Salip Tesla, Pabrikan Ini Bakal Produsen Mobil Listrik Terbesar Dunia

Produsen kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD diperkirakan akan segera menyalip Tesla dengan penjualan baterai mobil listrik terbesar secara global tahun ini, dengan pangsa pasar BEV diperkirakan akan melonjak.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Jul 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 04 Jul 2024, 13:00 WIB
BYD Mulai Produksi Massal Mobil Listriknya di Pabrik Uzbekistan (Carnewschina)
BYD Mulai Produksi Massal Mobil Listriknya di Pabrik Uzbekistan (Carnewschina)

Liputan6.com, Jakarta Produsen kendaraan listrik (EV) Tiongkok, BYD diperkirakan akan segera menyalip Tesla dengan penjualan baterai mobil listrik terbesar secara global tahun ini, dengan pangsa pasar BEV diperkirakan akan melonjak.

Hal itu diungkapkan dalam laporan yang disusun oleh perusahaan riset, Counterpoint Research.

"Pergeseran ini menggarisbawahi sifat dinamis pasar kendaraan listrik global," kata analis Counterpoint, dikutip dari CNBC International, Kamis (4/7/2024).

Penjualan baterai EV BYD melonjak hampir 21% YoY menjadi 426,039 unit pada kuartal kedua 2024. Sedangkan penjualan Tesla di periode tersebut menurun 4,8% menjadi 443,956 kendaraan.

Tahun lalu, total produksi BYD, yang terdiri dari mobil bertenaga baterai dan hibrida mencapai lebih dari 3 juta mobil dan melampaui produksi Tesla yang berjumlah 1,84 juta mobil untuk tahun kedua berturut-turut.

Namun, BYD memproduksi 1,6 juta mobil penumpang dengan baterai saja dan 1,4 juta mobil hibrida, menjadikan Tesla sebagai yang teratas dalam hal produksi BEV.

BYD juga kehilangan posisi vendor EV teratas dari raksasa EV AS tersebut pada kuartal pertama 2024.

Counterpoint mengatakan, Tiongkok tetap menjadi kekuatan dominan di pasar BEV dengan BYD sebagai pemimpin.

Penjualan BEV di Tiongkok diperkirakan akan tumbuh empat kali lipat dibandingkan penjualan di Amerika Utara pada tahun 2024, menurut perusahaan riset tersebut.

Disebutkan, Tiongkok akan terus menguasai lebih dari 50% pangsa pasar penjualan BEV global hingga tahun 2027 dan penjualan BEV Tiongkok diproyeksikan melampaui penjualan gabungan Amerika Utara dan Eropa pada tahun 2030 mendatang.

 

Eropa Naikkan Tarif Impor EV Tiongkok

BYD
Berada di Kawasan Pusat Bisnis Sudirman, Jakarta, dealer flagship BYD Harmony Sudirman 4S dekat dengan jalan utama kota dan memiliki akses transportasi yang nyaman,

Bulan lalu, Uni Eropa mengumumkan akan mengenakan tarif tambahan pada impor kendaraan listrik Tiongkok.

Otoritas blok tersebut mengatakan bahwa penambahan itu untuk mengatasi ancaman kerugian yang diperkirakan pada industri EV UE.

Di Eropa, impor EV dari BYD akan dikenakan tambahan tarif sebesar 17,4%, kemudian Geely akan dikenakan tambahan bea masuk sebesar 20%. SAIC yang membayar bea tambahan sebesar 38,1%, tertinggi di antara ketiganya.

Ini di luar bea masuk standar sebesar 10% yang sudah dikenakan pada kendaraan listrik impor.

Bea masuk tersebut saat ini bersifat sementara, namun akan diberlakukan mulai tanggal 4 Juli, jika diskusi dengan pihak berwenang Tiongkok tidak menghasilkan resolusi, kata komisi tersebut dalam sebuah pernyataan pada 12 Juni.

 

Penjualan BEV Global Diramal Sentuh 10Juta Unit di 2024

BYD Langsung Bawa 5 Mobil Listrik ke Tunisia (Carnewschina)
BYD Langsung Bawa 5 Mobil Listrik ke Tunisia (Carnewschina)

 

Penjualan BEV global diproyeksikan mencapai 10 juta pada tahun 2024, bertepatan dengan terus menurunnya kendaraan bermesin pembakaran internal, kata laporan Counterpoint Research.

Pertumbuhan ini akan didukung oleh upaya yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya dan keterjangkauan kendaraan listrik dan baterai kendaraan listrik.

Direktur asosiasi Counterpoint Research, Liz Lee mengatakan bahwa "Tarif tarif baru UE untuk kendaraan listrik Tiongkok bertujuan untuk menyamakan kedudukan bagi produsen kendaraan listrik Eropa, yang sedang berjuang untuk bersaing dengan impor Tiongkok yang harganya lebih rendah".

"Tarif ini mungkin mendorong produsen mobil Tiongkok menuju pasar negara berkembang seperti Timur Tengah dan Afrika, Amerika Latin, Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru," tambah Lee.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya