Peter Gontha Meradang dengan Bea Cukai Gara-Gara Tas Branded Lawas, Begini Ceritanya

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha menceritakan pengalaman buruknya dengan Bea Cukai

oleh Tira Santia diperbarui 28 Jul 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 13:00 WIB
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha berbagi pengalamannya saat kena pemeriksaan oleh Bea dan Cukai di Bandara.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha berbagi pengalamannya saat kena pemeriksaan oleh Bea dan Cukai di Bandara. (dok: @petergontha)

Liputan6.com, Jakarta Mantan Duta Besar Indonesia untuk Polandia Peter F. Gontha berbagi pengalamannya saat kena pemeriksaan oleh Bea Cukai di Bandara. Awalnya bermula ketika dirinya sekeluarga usai menghadiri wisuda cucunya di luar negeri.

Sekembali ke Indonesia, pada saat dibandara ternyata 1 koper dari total 12 koper yang dibawa kena pemeriksaan bea cukai dan terpaksa harus di buka.

"Akhirnya saya mengalami sendiri. Kami pulang liburan sekalian menghadiri wisuda cucu-cucu kami selama sebulan. Kami pulang berdelapan masing-masing 2 koper total koper kami ada 12. Kami melalui bea cukai dan kami diberhentikan secara Random," kata Peter dikutip dari laman instagramnya, Minggu (28/7/2024).

Sebagai warga negara yang taat, ia pun mengikuti prosedur pemeriksaan yang dilakukan bea cukai di Bandara. Ia pun mengaku tidak ada masalah dan tidak takut, oleh karena itu ia mengijinkan petugas membuka koper tersebut.

"Saya tanya mengapa? Dikatakan silahkan x-Ray... saya ikuti prosedur karena saya ingin jadi anggota masyarakat biasa, dan ingin tau bagaimana prosedurnya. Dan saya tidak pernah mau pakai jemputan protokol atau ADC, diluar negeri juga kita sendiri urus semua! Mana boleh jemput-jemput masuk sampai kedalam!," ujarnya.

Kata Peter, dirinya telah mewanti-wanti anggota keluarga agar tidak membeli barang-barang bermerek dari luar negeri. Tujuannya agar tidak kena pemeriksaan bea dan cukai dan bandara.

"3 koper di XRAY, dan satu koper diminta untuk dibuka. Karena saya melarang anggota keluarga saya untuk membeli barang2 merek yang mahal saya yakin tidak akan ada masalah," ujarnya.

Tas Branded Diperiksa

Salah satu koper yang dibuka oleh petugas karena ditemukan ada tas branded. Peter pun mengakui bahwa tas tersebut sudah dibeli anaknya pada 5 tahun yang lalu, alias bukan barang baru yang dibeli. Namun, petugas bea dan cukai tetap bersikeras meminta bon pembeliannya.

"Memang anak saya bawa Tas yang sudah bekas, yang diisi celana dalam, kaos kaki dsbnya untuk menghemat tempat. Petugas tanya mana bukti bon belinya, anak saya katakan itu sudah beli 5 tahun lalu, kan Kelihatan tas bekas saya bilang," ujarnya.

Tak ambil pusing, Peter pun meminta agar petugas mengambil tas tersebut agar masalah tidak berlarut-larut. Namun, petugas kembali berulah dengan menanyakan bon barang yang lain, yakni sepatu olahraga. Peter mengklaim sepatu tersebut bukan merek mahal.

"You ambil aja kalau mau tasnya. Petugasnya mulai gagap. Kemudian ada sepasang sepatu olah raga, baru tapi merek nga jelas. Dia tanya lagi, mana bon nya. Saya bilang nga ada, terus kelihatannya mau dikenakan bea masuk, saya mulai marah... saya bilang kau aja ambil sepatunya buat istrimu dirumah!!!," ungkapnya.

Peter Gontha Marah

Tak berhenti disitu, petugas bea dan cukai tersebut terus memancing pertanyaan lain kepada Peter. Peter ditanya apakah membawa obat-obatan terlarang atau tidak. Mendengar pertanyaan itu, alhasil ia marah dan menyayangkan perilaku petugas tersebut.

"Petugas tau bahwa saya mulai marah, ditanya bawa obat2 an engga... ? dan cari cari masalah terus. Akhirnya, saya bilang 'Anda lihat tidak, orang orang yang masuk itu pake tanda masuk bandara, mereka itu jemput pejabat atau orang orang penting. Pejabatnya sudah pulang duluan, tinggal koper dan pengawalannya. Tidak ada yang diperiksa ... mengapa? anda Takut?," ujar Peter Gontha.

 

Benci Prosedur Bea Cukai

Kantor Bea Cukai (Istimewa)
Kantor Bea Cukai (Istimewa)

Peter mengaku sangat membenci prosedur pemeriksaan yang dilakukan bea dan cukai. Ia berharap para pejabat tinggi bea dan cukai bisa melakukan pembenahan terkait prosedur tersebut.

"Saya katakan, saya sudah benci prosedur dan hukum di Indonesia. Saya akan masukan kejadian ini di sosial media!!! Akhirnya karena dia kelihatan mungkin mulai tau saya siapa dia langsung bilang: Sudah pak silahkan tutup saja. Saya langsung ditinggal! Dasar!!!!! Semoga dirjen Bea Cukai dan bosnya baca tulisan ini!!!," tutupnya.

Adapun saat tulisan ini dibuat Liputan6.com masih mencoba melakukan konfirmasi kepada pihak terkait. Namun, hanya saja belum mendapatkan respon.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya