Harga Pangan Hari Ini: Harga Daging Sapi dan Bawang Merah Kompak Naik, Beras Turun

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional masih fluktuatif, di antaranya cabai merah turun menjadi Rp65.310 per kilogram (kg), sedangkan bawang merah naik menjadi Rp27.240 per kg, per 14 Agustus 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 14 Agu 2024, 10:15 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 10:15 WIB
H-1 Lebaran, Warga Padati Pasar Tradisional
Kenaikan harga daging sapi tidak memengaruhi animo warga untuk membeli. (AP Photo/Dita Alangkara)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga pangan di tingkat pedagang eceran secara nasional masih fluktuatif, di antaranya cabai merah turun menjadi Rp65.310 per kilogram (kg), sedangkan bawang merah naik menjadi Rp27.240 per kg, per 14 Agustus 2024.

Berdasarkan data dari Panel Harga Bapanas seperti dikutip dari Antara, harga sejumlah komoditas pangan fluktuatif seperti beras premium terpantau masih naik 0,19 persen atau Rp30 menjadi Rp15.580 per kg.

Berbeda dengan harga beras medium turun 0,29 persen atau Rp40 menjadi Rp13.550 per kg; sedangkan beras program stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) Bulog naik 0,24 persen atau Rp30 menjadi Rp12.610 per kg.

Berikutnya, harga komoditas bawang merah naik 4,33 persen atau Rp1.130 menjadi Rp27.240 per kg; lalu bawang putih bonggol naik 2,30 persen atau Rp920 menjadi Rp40.890 per kg.

Sama halnya harga komoditas cabai merah keriting juga naik 1,09 persen atau Rp500 menjadi Rp46.520 per kg; sedangkan cabai rawit merah turun 1,24 persen atau Rp820 menjadi Rp65.310 per kg.

Kemudian harga daging sapi murni naik 0,57 persen atau Rp770 menjadi Rp135.790 per kg; sama dengan daging ayam ras naik 2,30 persen atau Rp810 menjadi Rp36.020 per kg; telur ayam ras naik 1,87 persen atau Rp540 menjadi Rp29.360 per kg.

Sementara itu, kedelai biji kering (impor) terpantau turun 0,33 persen atau Rp40 menjadi Rp11.910 per kg; lalu gula konsumsi naik 1,06 persen atau Rp190 menjadi Rp18.130 per kg.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Harga Minyak Goreng

Jelang Ramadan, Harga Kebutuhan Pangan Mulai Merangkak Naik
Kenaikan harga menjelang Ramadan selalu terjadi pada beberapa komoditas, di antaranya daging ayam ras, minyak goreng, beras, ayam hidup, daging sapi, telur ayam ras, hingga gula pasir. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, minyak goreng kemasan sederhana terpantau turun 0,39 persen atau Rp70 menjadi Rp17.940 per kg; sedangkan minyak goreng curah turun 1,06 persen atau Rp170 menjadi Rp15.880 per kg.

Berikutnya harga tepung terigu curah terpantau turun 1,27 persen atau Rp130 menjadi Rp10.140 per kg; sedangkan tepung terigu non curah naik 1,87 persen atau Rp250 menjadi Rp13.590 per kg.

Sementara itu, jagung di tingkat peternak terpantau turun 2,42 persen atau Rp140 menjadi Rp5.650 per kg; sama halnya pada harga garam halus beryodium juga naik 0,95 persen atau Rp110 menjadi Rp11.630 per kg.

Sementara itu, harga ikan kembung naik hingga 2,94 persen atau Rp1.090 menjadi Rp38.120 per kg; sedangkan ikan tongkol juga naik hingga 2,39 persen atau Rp750 menjadi Rp32.180 per kg; sedangkan ikan bandeng turun 3,89 persen atau Rp1.290 menjadi Rp31.910 per kg.


Harga Cabai di Lampung Selatan Naik, Mendag: Tapi Masih Wajar

Sambut Ramadan 2023, Harga Cabai di Jakarta Mulai Pedas
Aneka jenis cabai dijual di Pasar Kebayoran, Jakarta, Selasa (7/3/2023). Harga cabai rawit merah di DKI Jakarta terpantau naik sudah menembus Rp 100 ribu per kilogram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dalam kunjungan kerjanya di Lampung, Jumat (9/8/2024) turut mengunjungi Pasar Jatimulyo di Lampung Selatan. Ia menyatakan harga barang kebutuhan pokok (bapok) di sana secara umum stabil, dan pasokan terjaga.

"Saya cek, di sini harga barang kebutuhan pokok stabil dan pasokan terjaga," ungkap Mendag dalam siaran pers resmi Kementerian Perdagangan, Sabtu (10/8/2024).

Namun, ia mendapati beberapa komoditas mengalami kenaikan harga dibanding pekan sebelumnya, salah satunya cabai.

"Cabai naik sedikit di atas harga eceran tertinggi (HET) menjadi Rp 40-45 ribu per kg, masih taraf sedang. Kalau Rp 70.000 per kg terlalu mahal, dan jika harga cabai turun hingga Rp 15.000 per kg, petaninya bisa bangkrut," imbuhnya.

Selain cabai, Mendag mengklaim harga bahan pokok lain di pasar tersebut secara umum relatif stabil dibanding pekan sebelumnya. Berdasarkan pantauan, harga beras tercatat Rp 13.000 per kg, beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog Rp 12.000 per kg.

Kemudian, harga gula pasir Rp 17.500 per kg, minyak goreng kemasan premium Rp 18.000 per kg, tepung terigu kemasan premium Rp 13.000 per kg, daging ayam ras Rp 35.000 per kg.

Lalu, telur ayam ras Rp 28.000 per kg, cabai merah keriting Rp 45.000 per kg, cabai rawit merah Rp 80.000 per kg, bawang merah Rp 25.000 per kg, dan bawang putih Rp 35.000 per kg.

"Harga ayam yang sudah bersih Rp 38.000 per kg. Harga beras sudah standar Bulog," kata Mendag Zulkifli Hasan.


Harga Cabai Tembus Lagi Rp 100 Ribu per Kg, Usul Bapanas Ini Bisa Jadi Jalan Keluar?

Harga Cabai
Pedagang memilah cabai merah dan cabai rawit di Pasar Induk Keramat Jati, Jakarta, Kamis (30/11/2023). Harga cabai rawit merah di Pasar Induk Keramat Jati mengalami kenaikan dari Rp 65.000 per kilogram menjadi Rp 85.000 per kilogram. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui mahalnya harga cabai rawit merah yang tembus dikisaran Rp90.000 hingga Rp100.000 per kilogram disebabkan produksinya berkurang.

Sekretaris Utama Bapanas Sarwo Edhy pun, memberikan solusi jangka pendek dan jangka panjang untuk menangani harga cabai rawit merah yang mahal tersebut. Untuk jangka pendek, salah satunya dengan membagikan benih kepada masyarakat agar mereka menanam sendiri di pekarangan rumah masing-masing.

"Ya salah satu penyebabnya adalah karena produksinya kurang. Solusinya ya harus nanam. Jadi makanya saya menyarankan kepada teman-teman pemerintahan untuk menanam, untuk membagikan benih-benih cabe ke masyarakat agar dia menanam di pot-pot, di pekarangan, di teras-teras," kata Sarwo saat ditemui usai Rapat Koordinasi Perencanaan Program Pembangunan Ketahanan Pangan Tahun 2025, Senin (29/7/2025).

Kata Sarwo, penyebab produksi cabai rawit berkurang karena disebabkan faktor cuaca yang tidak menentu, sehingga berpengaruh terhadap waktu panen. Hal itulah menyebabkan harga cabai rawit menjadi mahal.

"Karena produksinya kurang. Salah satunya faktor cuaca," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya