Jawa Mampu Jaga Inflasi di Angka 2%, Apa Strateginya?

Angka inflasi perlu dijaga agar tidak terlalu rendah dan tindak terlalu tinggi untuk mempertahankan daya beli masyarakat.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 14 Agu 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 18:30 WIB
20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
BPS merilis dari kelompok pengeluaran, bagan makanan mengalami deflasi sebesar 0,07% dengan andil dalam inflasi September 2016 sebesar -0,01%, Jakarta, Senin (3/10). Harga beras dan telur ayam terkoreksi turun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian memuji kinerja pengendalian inflasi di wilayah Jawa yang stabil dan terjaga dalam kisaran target inflasi nasional pada bulan Juli 2024.

Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Perekonomian, Dr. Ferry Irawan menyampaikan, angka inflasi perlu dijaga agar tidak terlalu rendah dan tindak terlalu tinggi untuk mempertahankan daya beli masyarakat.

“Kalau kita lihat di pulau Jawa ini masuk dalam inflasi kisaran 2%, juga deviasi antar provinsi ini enggak terlalu jauh, dengan angka terendah berada di Jawa Tengah dan kemudian juga DKI Jakarta sementara,” ujar Ferry dalam kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Wilayah Jawa, dikutip Kamis (14/08/2024).

Namun Ferry juga mengingatkan, Pemerintah Daerah masih perlu waspada dengan berbagai risiko di masa mendatang, salah satunya adalah kondisi cuaca yang tak menentu.

Seperti beras misalnya dan juga ada beberapa komoditas yang secara siklus nanti perlu diperhatikan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kemendagri, Ir. Restuardy Daud membeberkan beberapa strategi pengendalian inflasi di Wilayah Jawa.

Pertama, memastikan ketersediaan stok/pasokan secara rutin, serta melakukan analisis prediksi kenaikan/penurunan harga bahan pangan pokok.

Langkah kedua, adalah mengantisipasi dampak bencana yang disebabkan kondisi cuaca terhadap produksi pertanian di daerah  agar berkoordinasi dengan BMKG.

“Perlu lebih merinci jenis komoditas yang mengalami kenaikan dan penurunan harga per hari dan mingguan,” lanjutnya.

Target Harga Komoditas

Selanjutnya, adalah menetapkan target penurunan harga komoditas yang diatas Harga Eceran Tertingsi (HET), kemudian melakukan rekonsiliasi data, mengintegrasikan data-data yang ada Kementerian Pertanian kemudian di badan pangan di bulog kementerian perdagangan di daeral-daerah juga Agar datanya direkonsiliasi sehingga betul-betul bisa mengintervensi secara tepat.

“Mempercepat kebijakan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP28) dalam Perda Rencana Tata Ruang Vilayah (RTRW) termasuk di wilayah Kabupater/Kota or wilayah masing-masing dalam rangka menjamin ketersedian lanan pertanian untur dimanfaatkan oleh petani,” tambahnya.

BI: Inflasi Juli 2024 Sesuai Sasaran

Inflasi
Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) melihat realsiasi inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Juli 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,5±1%. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, IHK Juli 2024 tercatat deflasi sebesar 0,18% (mtm), sehingga secara tahunan inflasi IHK menurun menjadi 2,13% (yoy) dari realisasi bulan sebelumnya sebesar 2,51% (yoy).

Asisten Gubernur Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, inflasi yang terjaga ini merupakan hasil dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah.

"Ke depan, Bank Indonesia meyakini inflasi akan tetap terkendali dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada 2024 dan 2025," kata dia dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2024). 

Inflasi inti tetap terjaga. Inflasi inti pada Juli 2024 tercatat sebesar 0,18% (mtm), lebih tinggi dari inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 0,10% (mtm).

Realisasi inflasi inti tersebut disumbang terutama oleh inflasi komoditas emas perhiasan, kopi bubuk, dan biaya sekolah, seiring dengan berlanjutnya peningkatan harga komoditas global khususnya emas dan dimulainya tahun ajaran baru, di tengah ekspektasi inflasi yang tetap terjangkar dalam sasaran.

Secara tahunan, inflasi inti Juli 2024 tercatat sebesar 1,95% (yoy), meningkat dari inflasi inti bulan sebelumnya sebesar 1,90% (yoy).

Volatile Food

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kelompok volatile food melanjutkan deflasi. Kelompok volatile food pada Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 1,92% (mtm), lebih dalam dari deflasi bulan sebelumnya sebesar 0,98% (mtm). Deflasi kelompok volatile food disumbang terutama oleh komoditas bawang merah, cabai merah, dan tomat.

Penurunan harga komoditas pangan didukung oleh peningkatan pasokan seiring masih berlangsungnya musim panen komoditas hortikultura. Secara tahunan, kelompok volatile food mengalami inflasi sebesar 3,63% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 5,96% (yoy).

Ke depan, inflasi volatile food diprakirakan tetap akan terkendali didukung oleh sinergi pengendalian inflasi TPIP dan TPID melalui GNPIP di berbagai daerah.

Administered Prices

Inflasi
Pedagang melayani pembeli di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kelompok administered prices mengalami inflasi. Kelompok administered prices pada Juli 2024 mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm), relatif stabil dibandingkan realisasi inflasi bulan sebelumnya yang sebesar 0,12% (mtm).

Inflasi kelompok administered prices disumbang terutama oleh inflasi komoditas sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret kretek tangan (SKT) seiring dengan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai hasil tembakau.

Secara tahunan, inflasi kelompok administered prices tercatat sebesar 1,47% (yoy), menurun dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 1,68% (yoy).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya