Gelar Upacara HUT RI di Laut Jawa, PHE ONWJ Lepas Kapal Penampung Minyak Tertua di Dunia

Sebanyak 80 pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melaksanakan upacara dalam rangka HUT ke-79 RI.

oleh Septian Deny diperbarui 18 Agu 2024, 15:33 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2024, 15:33 WIB
Sebanyak 80 pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melaksanakan upacara dalam rangka HUT ke-79 RI.
Sebanyak 80 pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) melaksanakan upacara dalam rangka HUT ke-79 RI. (Dok. PHE ONWJ)

Liputan6.com, Jakarta Di bawah bentangan birunya langit yang bertemu dengan hamparan laut sejauh mata memandang, 80 pekerja Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berdiri lurus menatap bendera Merah Putih yang dikerek perlahan, berkibar-kibar tertiup angin. Lirik lagu Indonesia Raya mengumandang, menyatu harmonis dengan deburan ombak dan gemuruh dengingan mesin. 

Dari kejauhan, para personil ini terlihat bak kumpulan titik-titik jingga, biru dan putih di atas landasan berwarna biru tua. Dengan khidmat, mereka melaksanakan upacara peringatan Hari Kemerdekaan atau HUT RI ke-79, Sabtu (17/8/2-24) pagi, dari Central Plant Flowstations, sebuah fasilitas produksi hulu migas berjarak sekitar 95 kilometer dari bibir pantai utara pulau Jawa.

General Manager PHE ONWJ, Muzwir Wiratama, bertindak sebagai pembina upacara. Dalam sambutannya, Muzwir mengangkat arti kemerdekaan, yakni hasil dari perjuangan dan pengorbanan.

"Hari ini, kita tidak hanya merayakan kemerdekaan negara kita, tetapi juga pencapaian kita bersama di sektor energi, yang tentunya berkontribusi pada kemajuan bangsa dan negara," katanya dikutip minggu (18/8/2024).

"Semangat kemerdekaan harus terus kita jaga dan kobarkan dalam setiap langkah kita, terutama dalam upaya mencapai target produksi migas nasional. Mari kita jadikan momentum ini untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga ketahanan energi bangsa," lanjut dia.

Usai upacara peringatan HUT RI, acara dilanjutkan dengan pelepasan Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna. Lengkingan hand horn yang ditekan Muzwir secara simbolis membebastugaskan FSO Arco Ardjuna, yang telah beroperasi selama 52 tahun dan menyandang predikat sebagai FSO tertua yang masih beroperasi di dunia.

Sepanjang masa pengabdiannya sejak 1972, FSO Arco Ardjuna telah menampung dan menyalurkan total minyak mentah sekitar 1,28 miliar barel minyak dari wilayah kerja ONWJ. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penampakan Detik-Detik Terakhir Kapal Penampung Minyak Tertua di Dunia Sebelum Resmi Pensiun

Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna, kapal penampung produksi minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ),
Floating Storage and Offloading (FSO) Arco Ardjuna, kapal penampung produksi minyak mentah milik Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ), mengakhiri masa baktinya hari ini, Rabu (14/8/2024), setelah lebih dari 50 tahun berkontribusi terhadap kebutuhan minyak dan gas tanah air.

Sebelumnya, dari kursi di ruang kendali kapal penampung minyak mentah FSO (Floating Storage and Offloading) Arco Ardjuna, adegan demi adegan bergulir. Bagai lengan, crane kuning-hitam melambai-lambai ibarat mengucapkan selamat tinggal.

Cat biru kapal perlahan memudar menyatu dengan warna biru langit dan air laut. Terdengar suara riuh rendah yang bersumber dari blok akomodasi kapal. Tampak lima kapal mengelilingi, dua di kanan, dua di kiri, dan satu di belakang. 

Ruang kendali itu terletak di titik paling tinggi anjungan kapal. Selama 52 tahun, hanya puluhan personil yang pernah duduk di kursi ruang kendali FSO Arco Ardjuna. Mengomandoi, secara total, 4.350 kegiatan lifting minyak mentah.

Seperti saat kedatangannya, momen kepergian FSO Arco Ardjuna disambut antusias para kru pekerja. Bertepatan dengan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia, Sabtu 17 Agustus 2024, General Manager Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) Muzwir Wiratama melepas FSO Arco Ardjuna dengan membunyikan hand horn, dari atas Central Plant Flowstation yang berjarak sekitar satu kilometer dari FSO Arco Ardjuna. 

Lengkingan panjang hand horn membahana, mengalahkan bunyi deburan ombak Laut Jawa. Kali ini, bunyi keras hand horn tersebut bermakna lain. Sebuah momen refleksi yang menyimbolkan apresiasi atas dedikasi dan kontribusi yang telah diberikan FSO Arco Ardjuna selama lebih dari lima dekade bertugas. 

Lima kapal yang mengelilingi Arco Ardjuna merespons lengkingan itu dengan mengaktifkan sistem “Fifi”, atau firefighting. Semprotan air dari kapal-kapal ini dan lambaian tangan para kru pekerja mengiringi prosesi pelepasan FSO Arco Ardjuna.  

"Hari ini kita tidak hanya mengucapkan selamat jalan kepada sebuah kapal. Lebih dari itu, kita memberikan penghormatan terakhir untuk FSO Arco Ardjuna, sebuah fasilitas yang memiliki guratan sejarah panjang," kata Muzwir Wiratama.

"Semoga catatan berharga dan warisan Arco Ardjuna terus hidup dalam setiap langkah kita ke depan, yang menyalakan semangat kita untuk senantiasa bekerja dengan andal dan selamat guna pemenuhan kebutuhan energi bangsa," lanjut dia.

 


FSO Arco Ardjuna

FSO Arco Ardjuna, yang mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok ONWJ, adalah fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia. (Foto: Pertamina)
FSO Arco Ardjuna, yang mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok ONWJ, adalah fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia. (Foto: Pertamina)

FSO Arco Ardjuna, yang mendukung operasi hulu migas lepas pantai Blok ONWJ, adalah fasilitas penampungan minyak terapung tertua yang masih beroperasi di dunia. Pertama kali dioperasikan oleh Arco pada 1972, pengelolaan aset ini kemudian berpindah seiring alih kelola wilayah kerja ONWJ, sampai akhirnya dikelola oleh PHE ONWJ pada 2009. 

Perjalanan panjang FSO Arco Ardjuna menjadi sempurna dengan torehan tidak pernah mengalami lost time incident (LTI) sejak pencatatan dilakukan pada tahun 2011. Lost time incident adalah terminologi kinerja keselamatan untuk insiden kecelakaan kerja yang dapat mengakibatkan cacat permanen atau kehilangan waktu kerja selama satu hari atau lebih. Dengan catatan kinerja ini, FSO Arco Ardjuna merupakan salah satu tempat kerja yang paling selamat dan aman bagi para pekerjanya.

Aktivitas lifting terakhir dari FSO Arco Ardjuna dilakukan pada 14 Agustus 2024. Dua ratus ribu barel minyak mentah dialihkan ke kapal tanker MT. Success Dalia XLVIII untuk dikirim ke kilang Plaju di Palembang. Sepanjang masa pengabdiannya, FSO Arco Ardjuna telah menampung dan menyalurkan total minyak mentah sekitar 1,28 miliar barel minyak bagi ketahanan energi negeri.

Berbobot 153.202 ton, FSO Arco Ardjuna memiliki dimensi panjang 142,6 meter dan lebar 48,2 meter, dan berkapasitas penyimpanan terpasang sebesar satu juta barel. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya