Bidik Pangsa Pasar 50%, Danko Bakal Bangun Pabrik Water Heater di Indonesia

Untuk 5 tahun kedepan Danko Indonesia akan membuka pabrik di Indonesia dan mengambil market share Water Heater sebesar 50% di Indonesia

oleh Septian Deny diperbarui 11 Sep 2024, 18:44 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2024, 12:25 WIB
Pertumbuhan Industri Manufaktur di Indonesia
Indeks ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau dalam 29 bulan terakhir. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Danko Indonesia berkomitmen untuk terus memperluas jaringan distributor dan dealer baru di seluruh kota di Indonesia. Untuk segmen produk pemanas air atau Water Heater, Danko Indonesia siap untuk membangun pabrik di Indonesia.

Direktur Marketing Danko Indonesia Martinus Jono menargetkan dengan dukungan jaringan dealer kuat dan produk yang mumpuni, maka dapat mencapai market Share Water Heater sebesar 50% di Indonesia.

“Untuk 5 tahun kedepan kami membuka pabrik di Indonesia dan mengambil market share Water Heater sebesar 50% di Indonesia,” kata Martinus Jono dikutip Selasa (11/9/2024).

 Adapun saat ini produk water heater Danko masih diimpor. Namun bila permintaan dari produk Danko tinggi, maka manajemen Danko akan berinvestasi dengan membuat pabrik Water Heater. 

Menurutnya dengan adanya pabrik, maka ketersediaan produk dan spare part akan lebih mudah diperoleh oleh distributor dan konsumen. Selain itu harga jual produk juga akan lebih kompetitif. 

Dari sisi produk, Danko juga akan berinovasi dan meningkatkan kualitas produk. Dari sisi marketing, Danko juga akan menggandeng Public Figure guna menggencarkan sosialisasi produk.

”Kami berbagai program dan benefit khusus yang kami berikan kepada para dealer. Harapannya hal ini dapat memberikan benefit positif yang saling menguntungkan”, ujar Martinus

Martinus Jono menambahkan walaupun tahun 2023 ke 2024 ini penuh dengan tantangan, namun Danko Indonesia tetap berhasil mencatatkan pertumbuhan positif. "Berkat dukungan besar dari dealer dan mitra bisnis terhadap Danko, kami berhasil growth dan optimis di akhir 2024 nanti dapat terus memperoleh hasil positif. 

Berkaca dari hal tersebut, PT Solusi Sentral Sistem, distributor utama Danko di Indonesia secara konsisten mengadakan Danko Awarding. Sebuah pertemuan tahunan yang dilaksanakan bersama perwakilan dealer resmi di seluruh Indonesia, untuk membahas capaian tahun berjalan serta strategi periode selanjutnya.

Terdapat empat kategori dalam award ini diantaranya Best Platinum Dealer, Best Gold dealer, Best Silver Dealer dan Best Growing Dealer.

Melalui acara awarding, Danko Indonesia menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung bisnis perusahaan hingga saat ini, sekaligus berkomitmen untuk terus tumbuh dan berkontribusi pada konsumen, lingkungan dan masyarakat. Seluruh dealer atau mitra bisnis Danko Indonesia yang berada di seluruh Indonesia diundang untuk hadir dan menikmati rangkaian acara yang telah disiapkan.

“Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada para dealer atas kontribusi yang selama ini diberikan, oleh karena itu acara ini diadakan untuk memberikan apresiasi dan semakin mempererat hubungan antara Danko Indonesia dengan para dealer atau mitra bisnis di seluruh Indonesia,” ujar Martinus Jono, Direktur Marketing Danko Indonesia.

Pada momen awarding ini, Danko Indonesia juga memberikan berbagai penghargaan kepada para dealer atas pencapaian dan kerjasama yang terjalin selama periode 2023.

Masih Terapkan Industri 2.0, IKM Indonesia Perlu Sentuhan Teknologi

IKM
Rata-rata IKM di Indonesia masih berada di Industry 2.0. Sedangkan Pemerintah mendorong IKM untuk naik kelas menuju Industry 4.0 sehingga perlu adanya perubahan menuju kesana dengan melakukan integrasi mesin.

Kementerian Perindustrian terus berupaya untuk mendorong Industri Kecil dan Menengah (IKM) bertumbuh dan naik kelas melalui pemanfaatan teknologi. Hal tersebut selaras dengan 10 prioritas strategi dalam Making Indonesia 4.0.

Langkah nyata yang dilakukan yakni mengintegrasikan pelaku IKM dengan startup penyedia teknologi untuk menciptakan transformasi yang menjadikan IKM modern, produktif, efisien dan berkualitas melalui Startup4Industry (S4I).

Salah satu program S4I adalah kompetisi, dimana tahun 2022 ini, 20 finalis IKM yang masuk dalam kompetisi S4I tentu memiliki keunggulan berbeda-beda dan menginspirasi industri serta masyarakat di Indonesia.

Salah satunya PT Engineering Solution Technology yang membantu IKM lewat modifikasi mesin produksi manual menjadi otomatis.

CEO PT Engineering Solution Technology Devrian Tandrianto mengungkapkan rata-rata IKM di Indonesia masih berada di Industry 2.0. Sedangkan Pemerintah mendorong IKM untuk naik kelas menuju Industry 4.0 sehingga perlu adanya perubahan menuju kesana dengan melakukan integrasi mesin.

“Banyak IKM yang masih menggunakan mesin manual atau dengan tombol ON/OFF, untuk itu kami bergerak di bidang modifikasi dan upgrade mesin dengan target pasar IKM yang masih menggunakan tenaga konvensional atau belum memanfaatkan teknologi,” ungkapnya.

Dalam kompetisi ini, Devrian menceritakan pihaknya harus mampu menciptakan transformasi teknologi yakni dengan melakukan modifikasi alat-alat produksi yang telah dimiliki mitra IKM dengan berbagai capaiannya. Memodifikasi dan mengintegrasikan 3 mesin yang ada di IKM pembuat keju agar menghemat biaya, waktu dan tentu tetap berkualitas.

“Dua mesin pembuat keju kami modifikasi sesuai takaran mulai 100gr – 1.000 gr dimana mitra kami masih memakai mesin manual yakni tombol ON/OFF oleh seorang operator. Mesin itu harus ON/OFF setiap 18 menit sekali karena menjaga keamanan water heater. Kami integrasikan menjadi 1 software yang bisa auto reset tergantung kebutuhannya tanpa harus bolak balik setiap 18 menit lagi dan suhu tetap terkontrol serta ada sirine jika proses selesai,” kata Devrian yang mendapat Juara ke II.

 

Otomatiskan Mesin

Ilustrasi Industry 4.0. Freepik
Ilustrasi Industry 4.0. Freepik

Devrian mengatakan hasil potongan dari mesin pemotong yang kami buat pun tidak ada bekas dibanding sebelumnya. Modifikasi yang dilakukan bisa dilakukan di mesin apa aja karena dirinya akan mempelajari serta buat Research and Development (RnD).

“IKM di Indonesia ke Industry 3.0 saja belum, sehingga kita harus lebih banyak mengotomatiskan mesin-mesin manual agar IKM segera dapat naik daripada beli mesin baru yang tentu akan memakan biaya lebih mahal lagi,” katanya.

Hal senada juga dilakukan PT Inovasi Anak Negeri (Inagi) yang membuat mesin-mesin untuk para IKM dengan harga yang terjangkau tentunya.

Direktur Inagi Farizqi Bayu P. menjelaskan Inagi adalah perusahaan riset dan manufaktur mesin-mesin inovasi teknologi dengan mengembangkan produk yang sesuai kebutuhan pasar, antara lain mesin sterilisasi, pengolahan susu dan turunannya, mesin F&B hingga mesin agroindustri lainnya.

“Dalam kompetisi ini kami mampu menciptakan sebuah mesin sterilisasi makanan dimana makanan yang tadinya tahan hanya 6 bulan sebelum dibuka, menjadi satu tahun. Kami senang sekali bisa menciptakan suatu inovasi yang mampu mendukung pertumbuhan IKM untuk berdaya saing tinggi,” jelasnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya