APINDO Ragukan Kontribusi Sektor Perikanan ke PDB Nasional yang Melonjak di Era Jokowi

Ketua Bidang Perikanan dan Peternakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hendra Sugandhi, menyampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional selama 10 tahun periode 2014-2023 mengalami tren kenaikan.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Okt 2024, 21:05 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2024, 17:30 WIB
Ketua Bidang Perikanan dan Peternakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hendra Sugandhi
Ketua Bidang Perikanan dan Peternakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hendra Sugandhi, menyampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional selama 10 tahun periode 2014-2023 mengalami tren kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Bidang Perikanan dan Peternakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Hendra Sugandhi, menyampaikan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional selama 10 tahun periode 2014-2023 mengalami tren kenaikan.

"Kalau kita lihat selama satu dekade, itu berkisar antara 2,3% sampai 2,66%. Ini kalau kita lihat, ada kenaikan tertinggi pada saat 2020. Kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional. Kemudian mulai menurun lagi. Tetapi overall trend-nya menaik," kata Hendra dalam Diskusi Publik KNTI 'Arah Kebijakan Baru Pemerintah Indonesia pada Tata Kelola Perikanan', Selasa (29/10/2024).

Kendati demikian, walaupun tren kontribusi sektor perikanan terhadap PDB nasional selama satu dekade mengalami kenaikan, banyak pihak yang mengeluhkan hal tersebut. Lantaran, sektor perikanan dianggap masih kecil konribusinya terhadap PDB nasional.

"Tetapi ini juga dikeluhkan oleh banyak pihak, termasuk Menteri Keuangan, bahwa kontribusi sektor perikanan ini is almost nothing. Karena waktu 2020 aja dianggap is almost nothing 2,8%, 2,799 persen di bulatkan," ujarnya.

Disisi lain, Hendra pun meragukan tren kenaikan kontribusi sektor perikanan ke PDB nasional tersebut. Berdasarkan data yang dikutipnya dari Badan Pusat Statistik (BPS) nilai kontribusinya pada tahun 2014 hanya Rp245 triliun, kemudian pada tahun 2023 melonjak menjadi Rp555 triliun.

"Saya ingin memperlihatkan bahwa trend PDB ini justru nilainya sangat meragukan. Karena apa? Naik terus. Ya, dari Rp245 triliun menjadi Rp 555 triliun. Ini akan berbahaya kalau ternyata PDB-nya overkalkulasi.. Kenapa? Karena pertimbangan saya justru PDB perikanan ini nggak sebesar ini, nggak sebesar Rp555 triliun," jelasnya.

Meskipun begitu, Hendra menilai jika dilihat dari peringkat berdasarkan kontribusi terhadap PDB, sektor perikanan berada diposisi ke-11. Artinya, masih mumpuni kontribusinya.

Adapun sektor yang kontribusinya terbesar terhadap PDB nasional, diantaranya industri pengolahan; perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; pertambangan dan penggalian; kontruksi; pertanian dan kehutanan; transportasi dan pergudangan; informasi dan komunikasi; jasa keuangan dan asuransi; administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib; jasa pendidikan; baru sektor perikanan.

"Nah, tetapi sebetulnya kalau kita lihat peringkat berdasarkan kontribusi PDB, tidak jelek-jelek amat. Kontribusi sektor perikanan itu berada di peringkat ke-11. Ya, diantara sektor-sektor yang dikategorikan berkontribusi ke PDB nasional," pungkasnya.

KKP Beri Bantuan untuk Masyarakat di Pulau Untung Jawa

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengadakan kegiatan penyerahan bantuan yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir. Penyerahan bantuan ini untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-25

Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Menteri KKP, Didit Herdiawan Ashaf untuk menyerahkan sejumlah bantuan kepada para nelayan dan kelompok pembudidaya ikan di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu pada Selasa (29/10/2024). 

Adapun berbagai bantuan dari KKP meliputi Sertifikat Kecakapan Nelayan (SKN) kepada 184 nelayan, 200 alat penangkap ikan, dan 500 paket perbekalan melaut yang berisi bahan pokok seperti beras, gula, minyak goreng, dan produk olahan ikan. 

Selain itu, terdapat dua kelompok pembudidaya ikan yang menerima 2.000 benih ikan kerapu cantang, sedangkan lima kelompok pembudidaya rumput laut memperoleh masing-masing 400 kg Eucheuma cottonii.

"Kami berharap bantuan ini dapat meningkatkan kompetensi nelayan dan mendukung pengembangan ekonomi masyarakat pesisir," ujar Didit.

 

Tak Ada Program 100 Hari, Menteri KKP Fokus Terapkan Ekonomi Biru

Target Produksi Perikanan di 2025 Capai 24,58 Juta Ton
Selain itu, KKP juga menargetkan ekspor hasil perikanan senilai $ 6,25 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono menegaskan tidak ada program khusus 100 hari kerja di kementeriannya.

Hal ini disampaikan sebagai tanggapan atas pertanyaan mengenai langkah awal kementerian dalam melaksanakan program-program prioritas. 

Menurut Sakti, semua kebijakan dan rencana kerja telah dipersiapkan selama empat tahun sebelumnya, sehingga fokus kementerian saat ini adalah langsung menjalankan program-program yang sudah dirancang.

"Kita tidak ada program 100 hari, karena dalam empat tahun terakhir, saya sudah menyiapkan semua rencana. Rodanya sudah jelas, sekarang tinggal dijalankan,” ujar Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono, Selasa, 22 Oktober 2024.

Salah satu fokus utama KKP adalah implementasi kebijakan ekonomi biru yang mencakup lima prioritas strategis. Ia menyoroti pentingnya revitalisasi tambak-tambak yang sudah tidak produktif selama 35 tahun terakhir. 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya